Part 13. Lelaki Paket Lengkap

409 41 3
                                    

    "Ayolah, Sayang... Enggak ada salahnya kok menerima perjodohan ini. Mami dan Papi akan tenang jika kamu bersuamikan Garland," Bujuk rayu Mami tiada henti ditujukan pada Jasmine. Bahkan beliau pun mengikuti ke mana pun Jasmine melangkah. Jasmine duduk di sofa ikut duduk. Jasmine mengambil minum, ikut mengekor. Jasmine lesehan di karpet nonton tv, ikut gelosor di samping Jasmine juga. Sampai jengah Jasmine dibuatnya.

    "Bener-bener nya Kanjeng Ratu satu ini, maju terus pantang mundur." gemas Jasmine di hati.

    "Ayolah, Sayang...." Mami memeluk lengan Jasmine. Merebahkan juga kepalanya di sana. Saat ini mereka sedang duduk di sofa ruang keluarga. "Umur Papi Mami kan udah tua. Biarkan kami tenang saat pergi nanti."

      Jasmine menghentikan kunyahan di mulutnya. Direnggangkan tubuhnya dari Mami. Lalu menatap tak suka pada Mami yang berkata horor begitu.

    "Mami ngomong apan sih?" serunya. "Jangan sembarangan ngomong deh. Dosa! Mendahului takdir."

    "Makanya kamu terima perjodohan ini dong." Balik lagi ke situ deh. "Mau kan ya? Ya, ya, ya?" Mami menaik-turunkan alis matanya. "Jadi Mami gak perlu lagi mengutus bodyguard untuk menjaga kamu, sayang." Mami diam sejenak. Membaca reaksi dari puterinya. Berharap penawaran kali ini ada hasilnya. "Katanya bosan dikuntit pengawal terus."

    Jasmine terdiam sejenak. Keningnya tampak berkerut lebih rapat. Rupanya iming-iming Maminya yang terakhir lebih menarik perhatiannya, ketimbang kalimat horor Mami tentang umur.

    "Terbebas dari kawalan bodyguard... ?? Hhmm, boleh juga." batinnya.

    "Oke-oke, Jasmine ngalah. Jasmine terima perjodohan ini," Akhirnya Jasmine menurut, walaupun belum tanpa ikhlas sedikit pun. Namun keukeh, ia tak mau terlihat menyerah begitu saja, tak mau terlihat terlalu mengalah. Tetap jaga gengsi dengan akan mengajukan banyak persyaratan. "Tapi ada syaratnya."

    "Alhamdulillah," Manik mata Mami langsung berbinar. Beliau langsung memeluk puteri kesayangannya itu dengan sumringah. "Syaratnya apa, sayang?"

    "Tampan, mapan, romantis, religius, smart, setia, perhatian, pengertian, " Jasmine sengaja menyebut banyak persyaratan, tetap berharap ada satu atau lebih persyaratannya itu yang tak dimiliki sang calon jodoh sehingga gugurlah perjodohan itu. Ceritanya mau ngakalin nyokap, sist? "Dan poin penting lainnya yaitu jangan DUDA, apalagi TUA."

    "Emang kenapa kalau duda?" Astagfirulloh, Mami kok malah balik nanya begini. Mana ringan banget bilangnya. Sambil mesem-mesem pula. Jasmine kan jadi mendelik kesal.

    "Hight quality duda lebih baik daripada bujangan acek-ecek lho, sayang." Nah lho, Papi lebih serem lagi statement-nya. Kerasukan jin apa mereka sampai ingin menjerumuskanku ke lembah penderitaan?

    "Hahhhh?? Jadi bener DUDA, Mi?" Jasmine menuangkan keterkejutannya dengan kalimat ini. Gimana gak shock coba kalo denger omongan mereka? DUDA, gaiss, DUDA! Beuh, serasa mau copot jantungnya.

    "Jasmine memang paling anti berjodoh dengan DUDA, sekeren dan setajir apapun duda itu. Apalagi kalau duda itu duda cerai beranak. Aduduh! Kiamat ini mah.

    Bagi Jasmine, status DUDA jadi top list terlarang kriteria calon jodohnya. Benar-benar verbodden. Embung, mbuh, no, nehi! Tapi nyatanya kini ...

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang