Part 27. Tahu Waktu Terbaik

366 50 18
                                    

      Garland  menoleh ke samping kiri, saat telinganya mendengar hembusan nafas. Tampak Jasmine tidur miring memunggunginya. Ia yakin, istri kecilnya belum tidur, tepatnya tidak bisa tidur. Bukan karena tidur seranjang dengannya, tapi karena alasan lain yang menurut perkiraannya karena perkataan Bunda Inggrid.

    "Dek," panggil Garland lembut.

    "Dek," panggil Garland lagi setelah menunggu beberapa saat, namun tak ada tanggapan sedikit pun. Jasmine tetap membisu dengan posisi tidur miring memunggunginya.

    "Mas tau kok kamu belum tidur."

      Tetap tak ada tanggapan. Garland pun menyimpan buku yang sedang dibacanya. Lalu bergerak menyusuri kasur agar bisa dekat dengan Jasmine yang ada di ujung ranjang. Wajahnya bergerak melampaui kepala miring istrinya. Mengintip wajah sang istri. Meski matanya terlihat tertutup, tapi Garland yakin kalau Jasmine belum tidur. Bahkan ia menjadi sangat kaget saat tangannya menyusuri mata dan pipi sang istri. Ada jejak air mata yang teraba oleh jarinya. Bukti kalau istri kecilnya menangis tanpa suara, tanpa isak.

    "Jangan terlalu dipikirin omongan Bunda, Dek." Garland menyeka sisa jejak air mata di pipi sang istri. Posisinya masih di belakang punggung Jasmine.

      Tak ada tanggapan. Jasmine tetap pura-pura tidur.

    "Dek!"

      Jasmine tetap diam.

    "Aurora Jasmine Sabrina," panggil Garland lagi dengan menyebut nama lengkap sang istri. "Putri kesayangannya Papi Ghifari Wicaksono dan Mami Melati Brilyana Paramitha."

      Masih juga tak ada reaksi.

    "Aurora Jasmine Sabrina, istri kesayangannya Garland Ganesha, si ganteng menawan yang digilai banyak perempuan...."

    "Dih pede abis!" Nah,  dipancing begini baru bereaksi, kan?  "Apaan sih, Mas, berisik! Ganggu orang tidur aja."

      Garland mengulum senyum mendengar suara ketus Jasmine yang bicara tanpa membalikan badan.

    "Mana istri Mas yang udah tidur, coba Mas liat."

    "Gak mau! Sana! Mas jauh-jauh deh. Beresin baca buku sana!" Jasmine menepis tangan Garland yang akan menarik bahunya dari belakang.

      Tentu saja Garland tak ingin menyerah. Ia tetap menarik tubuh Jasmine agar berbalik menghadapnya.  Dan ia langsung tertawa saat melihat Jasmine langsung merapatkan matanya, setelah berhasil berhadapan dengannya.

    "Kamu lucu banget deh, Dek, pura-pura tidur begini." kekeh Garland sambil mengacau rambut di puncak kepala Jasmine. "Ini kenapa nangis?" lanjutnya sambil meraba bawah mata Jasmine.

    "Siapa yang nangis?" elak Jasmine judes, tetap dengan mata tertutup dan mulut mengerucut.

    "Jangan nangis lagi ya." Garland mengusap puncak kepala Jasmine. "Bunda kan nanya doang, bukan mendesak atau memaksa, apalagi menyalahkan. Jadi jangan dipikiran sampe suntuk begini."

      Jasmine diam tak menanggapi. Matanya masih terpejam tapi tidak tertidur.

    "Dek...."

    "Aku gak nangis, Mas." ucap Jasmine setelah terdiam beberapa saat. Akhirnya ia membuka mata sehingga mata mereka saling bertatapan.

    "Ini?" tunjuk Garland di sisa genangan air mata di bawah mata Jasmine.

    "Ini bukan nangis. Ini efek nguap mulu tapi gak bisa tidur." elak Jasmine. "Tau sendiri mata suka berair kan kalo nguap mulu."

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang