Hai... ada yang merindukan JaGa gak nih?
Maaf ya, lama banget update-nya. Yuk, kita kencan lagi sama mereka.
Selamat menbaca.
****"Beneran nih, Mas gak mau bareng kita berangkatnya?"
"Nanti Mas nyusul, Bun," Garland mengalihkan pandangannya dari acara televisi yang sedang ditontonnya, untuk menjawab pertanyaan Bunda Inggrid yang duduk tak jauh darinya. "Insya Allah, pas hari H Mas udah di sana kok."
"Yakin?"
"Iya, Bun."
"Berangkat bareng kita aja deh. Ambil cuti panjang. Sekalian honeymoon." Bunda Inggrid pantang menyerah membujuk. Rencananya tiga hari lagi ia akan ke Jerman bersama suami, menantu dan kedua besannya. Inginnya sang anak sulung pun ikut serta. "Bukannya kalian belum pernah honeymoon sejak awal nikah?"
"Gak bisa, Bun," tegas Garland. "Kalo berangkat sekarang kelamaan ninggalin kantornya. Padahal kerjaan lagi banyak banget. Bisa dikomplain klien kalo kita gak cepet beresin pesanan mereka. Bahaya dong kalo kehilangan kepercayaan klien. Alamat dapur gak bisa ngebul dong.. Hehehe," lanjutnya santai, menerangkan kondisi pekerjaan yang sedang dialaminya. Alhamdulillah dari hari ke hari perusahaan IT-nya semakin dipercaya berbagai kalangan. Job mengalir tak putus-putus.
"Lagipula Mas udah keseringan izin, Bun."
"Izin apaan?"
"Izin buat pacaran sama bidadari tercintaku ini." Garland langsung merebahkan kepalanya ke lengan atas Jasmine. Tangannya pun melingkari perut ramping istrinya. "Honeymoon kecil-kecilan. Iya kan, sayang?"
Spontan Jasmine menghentikan kunyahan nastar di mulutnya. Menjatuhkan pandangan ke bawah hingga pandangannya beradu dengan binar mata Garland yang tengah menengadahkan kepalanya. Ujung matanya menatap tajam sikap manja mesra sang suami. Tak lupa mencubit pelan tangan belahan jiwanya itu.
Kebiasaan banget nih Mas Suami bermanja-manja gak lihat sikon. Malu kan?"Iya gitu, sayang?" Bunda Inggrid beralih menatap Jasmine. Dari nada bicaranya, beliau menyangsikan ucapan putera sulungnya. Entah karena melihat Garland mendapat tatapan tajam dan cubitan di tangan dari Jasmine, entah karena selama ini beliau tahunya sang anak seorang workholic. Yang jelas beliau merasa perlu me-recheck ucapan anak lelakinya itu.
"Iya, Bun, Mas Alan belakangan ini sering gak masuk kerja. Selalu aja alasannya mau quality time sama aku. Sampe gereget aku negurnya supaya gak keseringan bolos. Makanya sekarang dia malu mau bolos lama."
Bunda Inggrid mengulum senyum. Ia bahagia pasangan buah perjodohannya itu bisa lengket seperti itu. Sebelumnya ia khawatir mereka tak bisa klik, mengingat keduanya sempat menolak keras perjodohan itu.
"Ya, udah, ambil cuti panjang aja sekalian. Cuti honeymoon.." Bukannya menyerah, Bunda Inggrid malah tambah semangat menyuruh Garland ikut. Tentu saja Garland dan Jasmine melongo dibuatnya. Sementara Ayah Gilang yang duduk di Bu İnggrid terkekeh melihatnya.
"Bunda dilawan." celetuk Ayah Gilang santai.
"Kamu kan bosnya, Mas," kata Bunda lagi. "Masa punya banyak anak buah tetep repot sendiri. Lagipula kan ada Pandu yang serba bisa. Dia sangat bisa diandalkan kan?"
"Ya gak gitu juga kali, Bun," sanggah Garland. "Kalo Mas seenakna bolos, itu bukan sikap pemimpin yang baik. Ngasih contoh jelek buat anak buah. Gak amanah. Dzolim, Bun."
"Iya, iya deh yang sibuk banget. Bos teladan." Bunda Inggrid mengalah dengan nada meledek. "Makan tuh kerjaan. Kayak yang bisa fokus kerja aja kalau jauh dari bebebnya. Yang ada bakal galau kamu tuh, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
UnDesirable Husband
RomansaSpin off DESIRABLE LOVE (Bisa dibaca terpisah) "Oke-oke, Jasmine ngalah. Jasmine terima perjodohan ini." seru Jasmine tak yakin. "Tapi ada syaratnya." "Alhamdulillah," Mami tampak lega dan sumringah. "Syaratnya apa, sayang?" "Tampan, m...