Part 23. Suami Yang Membimbing

449 45 3
                                    

     Hai, gak kerasa udah mau week end lagi ya. Jumat berkah. Nge-date lagi bareng JaGa ,yuk? Masih suka gak nih? Yuk, Happy reading
*** 

   Tiga puluh menit sebelum adzan subuh, Garland turun dari kamarnya di lantai dua. Bersarung coklat, baju koko putih dengan motif bordir coklat bagian atas dekat leher, plus peci hitam, lelaki tampan dewasa itu pun siap ke mesjid komplek untuk menunaikan sholat subuh berjamaah.

      Namun sebelumnya ia harus ke kamar Jasmine dahulu. Melihat apakah istri kecilnya sudah bangun atau belum. Sebagai imam keluarga yang di akhirat kelak akan dimintai pertanggungjawaban, ia tak mau menanggung dosa karena lalai mengawal ibadah makmumnya.

      Dan seperti perkiraannya, Jasmine masih bergelung selimut. Semalam istrinya begadang mengedit materi untuk konten Instagramnya. Kalau sudah begini, kembali ia harus mengawal istrinya untuk wudhu dan sholat.

    "Dek, dek, bangun, sebentar lagi adzan subuh." Garland menepuk lengan Jasmine beberapa kali.

    "Emhhhh..." Jasmine melenguh dengan mata masih terpejam.

    "Dek, ayo, Dek...bangun dulu."

    "Emhhhh." Bukannya bangun, Jasmine malah merubah posisi tidurnya. Kali ini jadi miring membelakanginya.

    "Ayo dong, sayang bangun." bujuk Garland lagi.

    "Lima menit."

    "Mas mau ke mesjid ini."

    "Hhmm."

    "Ayo!" Akhirnya Garland membangunkan paksa istrinya. Didudukannya tubuh Jasmine. Sebelah lengan panjangnya merengkuh punggung sang istri sebagai bentuk menahan tubuh Jasmine agar tak rebah ke kasur lagi.

    "Bentar lagi napa. Masih ngantuk, Mas."

    "Ngeyel sih. Dibilang jangan begadang gak nurut. Gini kan, jadi susah dibangunin shalat subuh."

    "Hhmmm."

   "Dek...."

    "Iya, iya, bawel." potong Jasmine dengan wajah cemberut dan mata masih terpejam.

      Dua lengan Jasmine langsung terulur ke depan, mirip gaya vampir di film mandarin. Dan Garland tahu itu adalah kode minta digendong ke kamar mandi untuk wudhu. Manja kan? Persis seperti yang diceritakan Mami Mel sebelum mereka menikah. Kalau dulu Papi Ghifari yang melakukan kebiasaan manja si cantik itu, kini Garland yang menggantikannya.

    "Ayo, naik ke punggung Mas." Garland duduk di tepi ranjang dengan posisi membelakangi. Tak lama Jasmine pun nemplok di punggungnya dengan tangan mengalung di leher, kepala menempel di bahu, dan kedua kaki mengamit pinggangnya.

      Dengan ujung matanya. Garland melirik kepala Jasmine yang menempel di salah satu bahunya. Sangat dekat. Bahkan hembusan nafasnya pun sampai terasa. Jika Garland lebih menengokan wajahnya ke samping, sudah pasti bibirnya akan menempel ke wajah istrinya. Sumpah, posisi seperti ini selalu menghasilkan debaran hebat di dadanya sekaligus menguji imannya.

    "Ayo, turun, wudhu dulu." Lega rasanya telah sampai di kamar mandi. Setidaknya ia bisa menetralkan debaran di dadanya dan menahan keinginannya untuk mencium sang istri. Sabar, bro! Akan datang kok masa di mana kamu memenangkan hatinya, hiburnya pada diri sendiri.

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang