Part 47 : Memupus Cemburu

306 36 3
                                    

Assalamualaikum,
Tak terasa sudah sampai di Ramadhan 1443 H lagi ya.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.
Mohon maaf lahir batin

Masih ada yang terjaga gak ya? Buat yang masih suka JaGa, yuk malam mingguan bareng mereka.
Makasih
***

"Dek, bangun, Dek!" Garland menepuk pelan pipi mulus Jasmine. "Yuk, pindah ke atas."

"Emhhhhhh...." Jasmine menggeliat. Matanya pun sedikit demi sedikit terbuka. "Mas... Eh, Mas mau sholat di mesjid ya? Jam berapa ini? Kok aku bablas tidurnya, ya?" Karena kaget, Jasmine reflek bangkit dari tidurnya. Ia terkejut melihat Garland sudah berpakaian rapi. Pakaian khas saat shalat: baju koko dan sarung. "Eh, kok aku tidur di sini sih?"

Garland tersenyum. Rupanya nyawa Jasmine belum terkumpul sepenuhnya. Istrinya itu belum ingat akan kejadian semalam yang membuat mereka tidur terpisah kamar.

"Masih jam setengah tiga, Dek. Belum waktu subuh. Mas cuma mau tahajud." Garland menjawab lembut sambil membelai pipi Jasmine. "Maafin, Mas, ya."

Jasmine mengerutkan kening. Sepertinya ia sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Ayo, kita ke kamar. Mau gendong belakang atau gendong depan?"

"Belakang aja."

Garland pun merubah posisi tubuhnya hingga Jasmine mudah menjangkau punggungnya.

"Maaf ya, tadi Mas ketiduran. Jadi lupa jemput kamu ke atas," ucap Garland saat telah menaiki anak tangga dengan beban tubuh Jasmine di punggungnya.

Sejujurnya, semalam ia tak benar-benar marah. Ia hanya butuh sedikit waktu untuk meredakan gejolak hatinya yang lagi-lagi terbakar cemburu saat Jasmine bercerita tentang Adam. Namun tanpa disangka, ia malah tertidur. Dan kaget bukan main saat terbangun tengah malam tak menemukan Jasmine di sisinya.

"Emh, gak papa. Aku juga sama ketiduran, Mas."

"Kamu gak marah sama Mas kan, Dek?" tanya Garland hati-hati.

"Bukannya Mas yang marah sama aku?"

"Bukannya marah, cuma gak nyaman aja kamu nyeritain Adam semangat banget. Kesannya Adam spesial banget dan kamu gagal move on." jujur Garland.

"Kenapa sih Mas cemburu banget sama Adam?" Tanpa terasa mereka sudah sampai di kamar atas. Garland menurunkan Jasmine di tempat tidur. "Adam kan gak ngapa-ngapain. Gak pernah ngusik kita. Malah dia mendoakan pernikahan kita langgeng sampai akhir hayat."

"Gak ngapa-ngapain aja kamu bisa jatuh cinta, apalagi kalo dia ngapa-ngapain."

"Kayak abegeh aja ih cemburu buta," cebik Jasmine. "Kan Mas tahu, sekarang aku cinta matinya sama Mas, Sampai bucinnya pun terciduk Reza sama Renata kemarin. Iya kan?"

Garland tertawa kecil.

"Maafin Mas, ya." Garland mengusap kembali wajah Jasmine. Memandangnya lekat penuh cinta. Ia pun duduk di tepi ranjang dekat istrinya. Sesungguhnya ia tak ingin mengulang kisah cemburu butanya lagi. Ia ingin memupusnya tak bersisa. "Harusnya Mas gak perlu khawatir atau meragukan kamu. Tapi gak tahu kenapa, rasa cemburu itu suka tiba-tiba datang meracuni. Mungkin karena Mas terlalu cinta sama kamu ya, Dek. Cinta banget."

"Uwuuuu, tersanjungnya. Aku juga cinta Mas banget kok." Cup, ia pun mengecup pipi Garland. Kemudian mengalungkan tangannya di leher suaminya. "Emh, Mas... Menurutku cemburu itu gak papa kok. Aku malah tersanjung dicemburui gitu. Berasa dicintai banget." lanjutnya semangat dengan senyum manis terbentang. "Tapi kalo cemburu buta kan gak baik juga. Akunya jadi bingung harus bersikap gimana."

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang