Part 1: Blurb

2K 80 3
                                    

    "Ayolah, Sayang... enggak ada salahnya kok nerima perjodohan ini. Mami Papi baru bisa tenang kalau kamu bersuamikan Garland," bujuk Mami tidak ada bosannya. "Jadi gak perlu jasa bodyguard lagi buat jagain kamu. Katanya bosan dikuntit pengawal terus."

      Jasmine terdiam sejenak. Tergiur oleh kalimat terakhir Maminya yang begitu menarik.
Terbebas dari kawalan bodyguard... ?? Wow! Boleh juga nih.

    "Oke-oke, Jasmine ngalah. Jasmine terima perjodohan ini," ucap Jasmine tanpa rasa ikhlas sedikit pun. Namun keukeh, ia tak mau menyerah begitu saja, tak mau terlalu terlihat mengalah. Tetap jaga gengsi dengan akan mengajukan banyak persyaratan. "Tapi ada syaratnya."

    "Alhamdulillah," Mami tampak lega. Beliau langsung memeluk puteri kesayangannya itu dengan sumringah. "Syaratnya apa, sayang?"

    "Tampan, mapan, romantis, religius, smart, setia, perhatian, pengertian, " Jasmine sengaja menyebut banyak persyaratan dengan harapan ada satu atau lebih persyaratannya itu yang tak dimiliki sang calon jodoh sehingga otomatis gugur perjodohannya. "Dan poin penting lainnya yaitu jangan DUDA, apalagi TUA."

    "Emang kenapa kalau duda?"

      Astagfirullah, Mami... ringan banget sih bilang begini. Mana sambil mesem-mesem lagi ngomongnya. Gak bener ini

    'Hight quality duda lebih baik daripada bujangan gak jelas masa depannya lho, sayang."

      Nah lho, kok Papi lebih serem sih statement-nya? Kerasukan jin apa sih mereka sampai ingin menjerumuskannya ke lembah penderitaan?

    "Hahh??" Mata Jasmine langsung terbelalak. Terkesiap dan shock, serasa mau copot jantungnya. "Jadi beneran DUDA, Mi?"

      Asal tahu saja, Jasmine memang paling anti berjodoh dengan DUDA, sekeren atau setajir apapun duda itu. Apalagi kalau dudanya itu duda cerai beranak. Aduduh, kebayang ribetnya. Kiamat ini mah.

      Begitulah, status DUDA menjadi top list terlarang kriteria lelaki idamannya. Benar-benar verbodden. Tapi kenapa sekarang Mami Papi malah....

    "Duh, Gustiiiiii... kasihanilah hambamu ini. Masa sih jodohku duda? Jadi ibu tiri pula? Hiihh. Horor banget sih."

    "Salah dan dosaku sangat banyak tak terampunikah sampai takdirku seburuk ini?"

    "Wajahku gak jelek-jelek amat lho. Masih muda pula. Jika saja aku mau bilang 'iya'... Lukas, Dimas, Nikolas, Arya dan beberapa fans-ku yang lain udah dari kemarin-kemarin berijab qobul di depan penghulu. Tapi ini Mami dan Papi malah mau menjodohkanku dengan duda... Yang benar aja?! Apa gak turun level sekaligus menganiaya anak kandungnya sendiri?"

      Begitulah, berderet keluhan berkecamuk sumbang di hati Jasmine, hingga akhirnya ia membulatkan tekad untuk berkata:

    "GAK! Enggak mau. BATAL!" Fix, Jasmine bulat menolak perjodohan ini. "Mending JOMBLO seumur hidup daripada nikah sama DUDA."

     Sejujurnya, Jasmine pun siap-siap saja menikah muda. Tapi ia ingin menikah dengan lelaki pilihannya. Lelaki yang mencintai dan dicintainya pula. Bukan pernikahan yang dipaksakan karena perjodohan seperti ini. Dengan DUDA TUA pula. No way!

    "Hush! Jangan bicara sembarangan," tegur Papi. "Pamali."

      Tentu saja Jasmine tambah kesal. Raut wajahnya masam dengan bibir mengerucut. Bukannya iba, Mami dan Papi malah terkekeh melihat ekspresi dan reaksi puteri tunggalnya itu. Tentu saja Jasmine tambah bad mood.

    "Enggak, sayang, enggak duda kok Tenang aja, masih perjaka tong-tong." Akhirnya, Mami mengusap lembut kepala Jasmine. Tak tega juga melihat puteri semata wayangnya kusut begitu. "Paket lengkap kok calon suamimu ini. In sya Allah, Mas Garland memenuhi semua persyaratanmu."

      What???
      Jasmine terkesiap. Matanya membulat tak percaya. Masa sih ada laki-laki sesempurna itu? Perfect husband? Imposible! Jangan ngada-ngada deh, Mi! Pasti jebakan Batman ini mah.

      Tapi nyatanya apa yang dikatakan Maminya benar adanya. Garland memiliki semua kualitas itu. Jasmine sampai terkaget-kaget ketika mengetahuinya. Lebih-lebih dengan sikap kooperatif Garland yang menerima banyak persyaratan nikah darinya.

      Berita buruk kan? Ya, setidaknya itu menurut pikiran sempit Jasmine, sehingga ia tak punya alasan lagi untuk menghindar dari perjodohan ini. Kacau-kacau!

      Jasmine pasrah, karena ia pun tak mau dicap sebagai anak durhaka yang selalu menolak keinginan kedua orang tuanya. Sudah saatnya ia mempertimbangkan 'lelaki paket lengkap' pilihan Mami dan Papi. Dan mulai mengenyahkan harapannya pada sebuah nama yang selalu terpahat rapi di hatinya sejak masa kuliah dulu.

      Lagipula berharap menjadi Hawa- nya Adam ternyata sangat melelahkan. Sikap ragu dan tembok insecure yang membentengi lelaki itu membuat perasaannya tak pernah ada kemajuan. Cinta dalam diam. Cinta dalam doa. Cinta yang melelahkan.

    "Cinta bisa dibangun setelah menikah, Sayang." Demikian kata Mami. "Mami yakin, tak akan butuh waktu lama buat kamu untuk mengagumi dan mencintainya. Dia sangat baik, sangat perhatian, sangat bertanggung jawab. In sya Allah, dia yang terbaik menjadi imammu."

    "Ikhlas, Min, ikhlas... Gak mungkin Mami Papi lo jerumusin lo sama lelaki yang salah." Itu kata Renata, sahabatnya. "Positive thinking, oke?"

    "Dijodohkan belum tentu buruk. Cari jodoh sendiri pun belum tentu baik. Istikhoroh aja, biar Allah yang memutuskan." Demikian kata Nadine, sahabat satunya lagi.

    "Felling gue dia the one-nya lo deh, Min." Entah mengapa Audi mengatakan ini. Kenal aja enggak sama calon imamnya itu. "In sya Allah moal gagal pilihan Allah mah, beb."
(Gak akan gagal)

      Meski belum yakin, pilihan telah Jasmine putuskan. Benarkah bukan nama Adam yang tertulis sebagai jodohnya sejak zaman ruh di lauh mahfuz? Tapi nama Garland, lelaki pilihan takdir?

      Namun tahukah ia.... masihkah lelaki dewasa itu menyimpan nama perempuan lain di hatinya?

💗15 Desember 2020 💗
Love: Ernits Maulina

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang