Hallooooo....
Selamat Tahun Baru 2022. Semoga di tahun baru ini banyak hal positif bisa kita raih & lakukan. Aamiin.
Sampai di part 33 kemarin, udah ketahuan ya ke mana arah hati JaGa. Sesuai yang diharapkan kan? (Eh, ada yg bilang belom puas deng, karena katanya belom 'gol' juga. Hahaha). Sabar, sabar....
So, tetap dukung mereka ya. Kalau kalian kasih bintang/love & komen, pasti mereka happy banget, apalagi Mama online-nya. Hehehe....
Makasih ya buat kalian yang masih bertahan sampai sejauh ini. Semoga cerita ini bisa buat kalian bahagia dan ada manfaat yang bisa dipetik.
Love you.
***Garland dan Jasmine akhirnya menyadari kalau mereka memiliki perasaan yang sama. Jasmine harus mengakui, jika Garland bukan lagi 'UnDesirable Husband'- nya yang dulu sangat ditolaknya. Ia harus segera menghapus kata 'un' di depan kata 'desirable', sehingga menjadi 'desirable husband': suami yang diinginkannya.
Begitu juga dengan Garland. Ia tak bisa lagi memandang Jasmine sebagai bocah, karena kini gadis itu telah tumbuh menjadi perempuan dewasa cantik yang berhasil mengalihkan semua dunianya, baik dari bayang-bayang sang mantan, maupun dari fokusnya pada pekerjaan yang selama ini menjadi prioritas utama hidupnya.
"Jadi fix nih, karir sama mantan kelibas sama pesona perempuan yang sebelumnya lo anggap bocah?" goda Pandu saat ia mengutarakan izin cutinya untuk mewujudkan 'kebiasaan tumben' -nya yang intinya fokus untuk meraih hati Jasmine. "Gue musti kasih empat jempol sama bini lo. Keren, bisa bikin bucin om-om. Hahaha."
"Asem lo!"
"Hahaha... Akhirnya si bujang lapuk punya desirable wife juga."
Pandu memang tahu sekali siapa dirinya. Bagaimana perasaan awalnya pada Jasmine. Pun alasan awalnya saat dulu menolak perjodohan itu. Bukan semata karena saat itu ia sedang menjalin hubungan dengan Revalina. Tapi juga karena mindset yang terbentuk di otaknya saat itu, kalau Jasmine hanya seorang bocah perempuan yang lebih cocok jadi adik daripada jadi istri. Mana seumuran adiknya Gladys lagi. Bocah banget kan?
Tapi Ayah dan Bunda malah ngotot memintanya menikahi bocah itu? Sangat berlebihan, kan? Kebayang repotnya beristrikan wanita yang masih sangat muda, masih kuliah, masih doyan main dan meng-explore diri, gak mandiri dan manja pastinya. Maklumlah saat itu Jasmine baru berusia sembilan belas tahun. Sementara dirinya sudah tumbuh menjadi pria dewasa berusia hampir tiga puluh tahun yang fokus pada karir. Jomplang kan?
Jadi wajar ia sempat tak yakin dengan perjodohan ini. Begitu juga Jasmine. Malah gadis itu pernah melontarkan candaan frontal yang berisi perumpanaan dirinya yang sama saja menikahi bocah SD saat ia telah wisuda. Sadis kan candaannya? Tapi emang benar... (kalau itu terjadi di masa tersebut) Hahaha.
Sementara Jasmine... Tentu kalian sudah tahu alasan ia menerima perjodohan ini. Untunglah ketiga sahabatnya selalu menguatkannya, sehingga ia mulai belajar menerima Garland takdir jodohnya dan mengikhlaskan kasih tak sampainya pada Adam.
"Tuh, bener kan...Dijodohkan belum tentu buruk. Cari jodoh sendiri pun belum tentu baik. Sekarang kebukti kan kalo orang tua lo gak salah pilih mantu," kata Nadine, saat mereka berempat ber-video call bareng, di mana Jasmine menceritakan tentang quality time-nya bersama Garland, lengkap dengan perasaan yang dialaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnDesirable Husband
RomanceSpin off DESIRABLE LOVE (Bisa dibaca terpisah) "Oke-oke, Jasmine ngalah. Jasmine terima perjodohan ini." seru Jasmine tak yakin. "Tapi ada syaratnya." "Alhamdulillah," Mami tampak lega dan sumringah. "Syaratnya apa, sayang?" "Tampan, m...