Akhirnya pertemuan Garland dengan Mister Tanaka berjalan lancar sesuai harapan. Perjanjian investasi telah ditandatangani. Namun Garland tentu saja tak bisa melengggang pergi begitu saja. Ada acara bermain golf bersama dan makan-makan yang harus ia ikuti. Jika biasanya ia tak masalah mengikuti acara-acara formalitas tersebut, kali ini ia merasa terpaksa mengikutinya. Ia hanya ingin pulang ke rumah dan bertemu dengan istrinya.
"Dek, masih di mana?"
"Masih di lokasi, Mas. Baru beres pemotretan." jawab Jasmine di seberangan selular. "Mas udah di rumah?"
"Justru itu, Mas belum bisa pulang. Ini diminta nemenin main golf dulu sama makan-makan."
"Ya, udah gak papa."
"Makasih ya, Dek. Love youuu."
"Hhmmm...."
"Kok gitu doang tanggapannya?"
"Mustinya gimana?"
"Ya jawab gini dong: love you too."
"Malu ah, Mas." Di tempatnya, Jasmine tersipu malu dengan wajah merona. "Di dekatku lagi banyak orang," lanjutnya sambil berbisik.
Garland tertawa kecil. Ia tahu, Jasmine masih malu dan gengsi mengakui perasaannya. Dan ia paling suka menggoda istri kecilnya kalau lagi keras kepala menyembunyikan hatinya.
"Lagian, musti banget gitu yang begituan diomongin? Kayak ABG aja butuh validasi "
Garland tertawa lagi. "Ya harus dong. Tapi... Emh, kalau kata kamu gak terlalu penting, Mas nurut aja deh. Yang penting hati dan aksinya kan, Dek?" balas Garland percaya diri. "Oke, nanti malam Mas tagih aksinya ya, Dek. Awas kalo masih gengsi atau malu-malu, ya."
"Dih, apaan sih?"
"Hahaha... Udah dulu ya, Cinta. Ada yang manggil Mas nih." Garland segera mengakhiri pembicaraannya, karena mendengar namanya dipanggil oleh Mister Tanaka. "Miss you... Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
****Sepulang pemotretan, Jasmine tak berniat ke mana-ke mana lagi. Tapi ketika melewati sebuah restoran favoritnya, ia pun membelokan kendaraannya ke sana. Memesan makanan dan minuman kesukaannya.
Tak disangka, di sana ia bertemu dengan Nadine. Rupanya sahabatnya itu baru selesai meeting dengan salah satu klien di restoran itu. Obrolan seru pun berlangsung di antara mereka.
"Masih aja favorit sama steak, Bu," komentar Nadine sambil mencomot satu potongan daging wagiyu yang baru saja dipotong Jasmine.
"Hehehe, tapi juara kan steak di sini?"
"Iyup." balas Nadine sambil terus mengunyah. "Gak rugi ya bayar lebih juga?"
"Yo'i." Jasmine menyuap potongan daging lezat itu. "Tumben lo meeting sama klien sendiri."
"Enggaklah. Sama Adam kok."
"Adam?" Jasmine mengeryitkan dahi. Lalu matanya menjelajah area restoran yang tertata rapi dan elegan itu. "Mana?"
"Kepo amat." sentil Nadine. "Jangan bilang lo belom bisa move on dari dia."
Jasmine menyimpan pisau dan garpu yang sedang dipegangnya di piring saji. Terdiam sejenak seperti patung, lalu tangan kanannya memegang dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnDesirable Husband
RomanceSpin off DESIRABLE LOVE (Bisa dibaca terpisah) "Oke-oke, Jasmine ngalah. Jasmine terima perjodohan ini." seru Jasmine tak yakin. "Tapi ada syaratnya." "Alhamdulillah," Mami tampak lega dan sumringah. "Syaratnya apa, sayang?" "Tampan, m...