Part 38 : Kepala Batu

306 40 2
                                    

    "Bentar-bentar...." Baru berjalan dua langkah meninggalkan ambang pintu, Nadine berbalik dan menarik Jasmine kembali ke ruang tamu. Padahal ia baru saja pamit setelah mengembalikan Rush putih milik Jasmine dan ponsel Jasmine yang semula diduga hilang, tapi kemudian ditemukannnya di bawah jok mobil itu.

    "Kata lo semalam Mas Garland bilang: 'keasikan sama masa lalu sampe lupa waktu', kan?" kata Nadine kemudian setelah duduk bersisian di sofa. Jasmine mengangguk sebagai jawaban. "Jangan-jangan yang dimaksud masa lalu itu Adam?"

      Jasmine mengeryitkan dahi. Lalu mendengarkan kembali ucapan Nadine.

    "Kemarin kan lo ketemu Adam di restoran? Nah, siapa tahu ada yang ngirim foto atau apalah ke Mas Garland saat lo lagi ngobrol sama Adam. Dari fans-nya Mas Garland misalnya. Atau dari mantannya yang pengen balik lagi."

    "Kayak di sinetron-sinetron gitu bikin fitnah supaya pernikahan gue bubar?"

    "Ho-oh. Bisa aja kan?"

      Jasmine terdiam. Kemungkinan yang dikemukakan Nadine memang masuk akal. Kemarin, ia memang mengobrol dengan Adam di restoran. Bahkan ke rumah sakit pun ada Adam bersama mereka. Mana mungkinlah mereka meninggalkan Nadine yang terlihat shock dengan keadaan Ibunya yang sakit pasca jatuh di kamar mandi itu.
____________

    "Udah, pake mobil gue aja," Jasmine spontan menawarkan mobilnya, saat Nadine panik mengabarkan kalau Ibunya jatuh di kamar mandi dan langsung sulit bergerak. Mobil Nadine sedang masuk bengkel dan Adam hanya membawa sepeda motor.

    "Emh... emang gak papa?" sahut Nadine linglung. Ia tampak tak fokus mendengar khabar sakit Ibunya.

    "Ya elah, kayak sama siapa aja lo. Ayoooo!" Jasmine langsung menarik Nadine ke parkiran.

    "Lo balik lagi ke kantor aja, Dam. Tolong izinin gue sama bos ya," pinta Nadine saat Adam mengekori mereka sampai parkiran.

    "Aku ikut." Adam meminta. Nadine hendak menolak, tapi Adam langsung menjelaskan maksudnya. Ia khawatir disangka punya maksud lain. Apalagi ada Jasmine. "Jangan salah sangka. Aku hanya khawatir kalian gak kuat memapah atau menggendong Ibunya Nadine ke rumah sakit. Kita harus secepat mungkin memberikan pertolongan pada beliau. Jangan sampai terlambat seperti almarhum Ayahku."

      Benar saja, kehadiran Adam memang sangat membantu. Tenaga lelaki memang lebih power full dibanding perempuan. Badan Ibu Nadine yang cukup berisi pun dapat digendong Adam dengan sigap. Ayudialah yang menelepon Nadine saat di restoran itu. Anak itu tak henti menangis melihat Neneknya kesakitan. Remaja SMA itu aslinya tinggal di Jogja, sama seperti ibunya Nadine. Ke Bandung ini hanya sedang mengunjunginya karena sedang liburan sekolah.

     Jikapun kemudian Adam diminta pulang saja saat Ibu Nadine selesai ditangani dokter di IGD, maka Jasmine menemani Nadine di rumah sakit hingga malam. Bahkan berniat menginap. Tapi langsung dilarang Nadine. Selain karena Bapaknya Nadine sudah datang dari Jogja, Nadine pun tak enak hati. Bagaimana pun Jasmine perempuan bersuami. Ia khawatir akan ada kesalahpahaman jika Jasmine menginap di rumah sakit. Mana saat dikabari lewat WA dan telepon, suami sahabatnya itu tak memberi tanggapan sama sekali.

    "Ya, udah, mobil gue lo pake aja. Biar gampang mobilitas, buat beli obat atau apa aja deh." putus Jasmine. "Jangan nolak! Lo bisa kembaliin mobil gue kalo mobil lo udah beres di bengkel. Sekarang, lo cukup anterin gue pulang aja ke rumah. Oke?"
______________

    "Nanti lo liat HP Mas Garland. Cek! Bener gak ada yang ngirimin foto atau video provokasi." usul Nadine. "Aneh aja kan lelaki sebaik dan sesabar Mas Garland jadi begitu."

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang