Part 45 : Bucin Mania... Mantap!

351 36 9
                                    

Ada yang kangen JaGa?
Maaf ya baru hadir lagi. Selamat membaca. Tengkyuuu
****

"Masssss."

"Ya, Sayang?"

Meskipun Garland sedang fokus pada ponselnya, ia tak jadi abai menjawab panggilan Jasmine padanya. Senyumnya pun terbit saat sang istri mendekat padanya. Dari belakang tubuhnya, Jasmine mengulurkan tangan melintasi pundaknya dan menumpukan dagu di puncak kepalanya. Saat ini ia sedang dalam posisi duduk di sofa ruang televisi.

"Ada apa, Dek?" Garland segera menyimpan ponselnya di meja sofa. Pun menurunkan kaca mata bacanya. Lalu memegang tangan Jasmine yang menjulur sampai ke depan dadanya.

"Besok aku izin mau nge-mall, ya, Mas?"

"Sama siapa?"

"Sama Nadine atau Audi. Soalna sama Renata bakal susah. Maklum mahmud satu itu kan repot ngurus tiga balitanya,"

"Oke."

"Tapi kalo Nadine sama Audi sibuk sih...." Jasmine menjeda kalimatnya dengan mengangkat bahu. "Yaaa... jalan sendiri aja.""

"Kenapa coba gak minta Mas buat nemenin?"

"Lho....?" Mata Jasmine membola bersamaan dengan kalimatnya yang menggantung. Ia pun menarik tangannya, bahkan menjauhkan tubuhnya juga dari tubuh Garland untuk berjalan memutari sofa hingga kemudian duduk di sebelah suaminya.

"Emang Mas gak sibuk?" lanjutnya setelah duduk menyamping di sebelah Garland dengan mata menatap lekat Garland. "Gak kerja gitu?"

"Besok sabtu, Neng Geulis." Garland menarik gemas hidung bangir Jasmine. "Libur dong. Masa kerja terus."

"Oalah, udah week end lagi aja. Dasar pengangguran, gak tau mana hari libur, mana hari kerja." Jasmine tergelak sendiri. "Habis, semua hari berasa hari libur semua sih. Hehehe."

Garland tersenyum. Belum sempat menanggapi kalimat tersebut, Jasmine sudah kembali bicara.

"Emang Mas mau gitu nemenin aku nge-mall?" sangsinya. "Bukannya tiap sabtu itu jadwalnya nge-game ? Meraup dollar dari game online sekaligus me time."

"Itu kan dulu, sebelum 'pecah telor'." kedip mata Garland dengan kekeh di akhirnya. "Seudah itu....mana ada Mas game mania lagi. Yang ada bucin mania sama kamu, sayang."

Jasmine meringis canggung. Merasa tersentil akan keterlambatannya memberi 'hak batin' pada suaminya.

"Sebelum nikah, gila game itu emang untuk me-refresh otak dari rutinitas pekerjaan kantor," kata Garland lagi. "Tapi setelah menikah, khususnya di awal pernikahan, itu hanya salah satu upaya pertahanan diri. Menghindar dari godaan. Hehehe...."

"Emh?" Kening Jasmine berkerut tanda tak mengerti. "Maksudnya?"

"Gak ngerti atau pura-puta nih?"

"Gak ngertilah!"

"Sebagai lelaki normal, menahan diri dari pesona kamu itu susah banget, Sayang. Panas dingin deh kalo udah deket sama kamu. Apalagi kalo di rumah kamu seringnya pake celana pendek sama kaos tanpa lengan. Duh, cobaan banget itu. Bawaannya tegang mulu. Iman sih boleh kuat, imin mana bisa. Hahaha...."

"MAS!"

"Ini beneran, Dek. Makanya Mas sering pulang kerja malam banget sama maraton game saat week end. Semata buat menahan keinginan untuk menagih hak Mas sebagai suami."

Wajah Jasmine langsung berubah. Ia mulai paham apa yang dimaksud sang suami. Salahnya....

"Mungkin karena sadar kamu halal untuk Mas, bawaannya tergoda mulu. Padahal lihat perempuan lain secantik apapun gak pernah gitu. Makanya Mas kerja keras banget untuk tahan tak menyentuhmu sampai kamu siap. Dan itu luar biasa susahnya."

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang