Part 54 : Kejutan di Ujung Aurora

235 27 2
                                    

Selamat Tahun Baru Hijriah, 1 Muharam 1444 H. Semoga hidup kita selalu diberkahi Allah SWT. Aamiin YRA.
Lama tak jumpa, ada lebih dari 2000 kata buat kamu tentang JaGa. Yuk, scroll lagi buat tahu ada apa dengan JaGa di Finlandia sana.
Happy reading.
***

"Whooaaaaaa.... Cantik banget auroranya." Kembali Jasmine tak dapat menyembunyikan kekagumannya saat menatap bentangan cahaya spektakuler yang meliuk dan memancar indah di atas pekatnya langit malam.

Jika di foto dan video saja ia sudah dibuat kagum, apalagi saat ini, saat menyaksikannya secara langsung. Kekagumannya pun naik berkali-kali lipat. Tuhan memang tak pernah gagal menciptakan alam semesta beserta isinya.

Dalam hati, setulusnya ia melebihkan rasa syukur atas segala nikmat yang diterimanya. Tak semua orang beruntung bisa datang ke sini. Tapi Allah SWT begitu pemurahnya merealisasikan mimpinya yang ingin melihat langsung aurora lewat kuasa suami terkasihnya. Sungguh, nikmat Tuhan mana lagi yang hendak kamu dustakan?

Sebagai warga tropis, feneomena alam ini tak akan pernah ia temukan di tempat asalnya, karena aurora hanya dapat dilihat di kutub utara dan kutub selatan. Aurora borealis di belahan bumi utara, dan aurora austrialis di belahan bumi selatan. Itu pun tak dapat disaksikan setiap saat. Hanya di bulan-bulan tertentu saja cahaya itu muncul. Pun di daerah tertentu pula yang minim terpapar polusi cahaya.

Aurora sendiri terjadi akibat adanya interaksi medan magnetik bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan matahari.

"Masih cantikan kamu, sayang." Kembali Garland menanggapi begitu, setiap Jasmine memuji cahaya utara yang didominasi warna hijau itu. Dan ini adalah malam kedua mereka menikmati aurora borealis.

Jasmine menoleh, lalu terkekeh kecil dan menepukan tangan ke paha suaminya. Namun Garland tak bergeming. Tak berniat menoleh pula. Tetap santai dengan posisi tiduran dan pandangan mata yang menembus atap kaca hotel iglo ini. Sejauh mata memandang, aurora borealis itu tetap setia menari-nari di pekatnya langit malam.

"Aurora Jasmine Sabrina jauh lebih cantik dan berkilau dibanding aurora borealis," tambahnya membuat senyum Jasmine semakin lebar.

"Makin pinter ya gombalnya Mas suami," cicit Jasmine sambil mencubit gemas lengan suaminya. "Tapi aku seneng kok digombali gitu. Makasih banyak, ya, sayang." lanjutnya sambil mengecup pelan pipi kiri suaminya.

Seketika Garland menoleh ke samping. Lalu memiringkan tubuhnya hingga posisi tidur mereka jadi miring berhadapan. Seraut wajah cantik di hadapannya menyambut netranya. Senyumnya pun terbit. Sungguh, ia benar-benar tak bohong saat tadi mengatakan Aurora di hadapannya lebih cantik dan berkilau dibanding aurora di langit sana. Dan ia sangat tergila-gila dibuatnya.

"Kok yang ini enggak?" Jari telunjuk Garland mengarah pada pipi kanannya yang belum kena kecupan.

"Yeeee... rakus, mau dua-duanya."

"Biar adil, Dek," kekeh Garland. "Sesuai sila kelima Pancasila."

"Dih, bawa-bawa Pancasila segala. Emang lagi belajar PKn?!"

"Ya, udah, kalo gak mau, berarti Mas yang ci...."

"Iya, iya, iya...." Segera Jasmine mengecup pipi kanan Garland yang katanya minta keadilan. Bahaya jika Garland yang ambil alih. Bisa-bisa basah seluruh permukaan wajahnya dihujani kecupan. "Dasar pemaksa!"

"Jangan menggerutu gitu, sayang. Gak baik." Gemas, Garland menjepit bibir manyun Jasmine dengan ibu jari dan jari telunjuknya. "Mas kan lagi ngasih peluang kamu dapat pahala melimpah. Istri sholehah yang pandai menyenangkan suami ganjarannya surga kan?"

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang