Part 24. Lebaran Masih Jauh

398 44 10
                                    

Bulan baru, bab baru. Tapi masih jauh dari Lebaran kan?
Yok, kita baca kenapa bab ini judulnya begini.
Happy monday, happy reading
***

    "Pemanasan dulu, Dek, biar gak cedera." ucap Garland setelah selesai mengunci pintu rumah.

    "Ah, iya." Jasmine pun urung membuka pintu pagar. Lalu ia pun mengikuti gerakan pemanasan yang dicontohkan Garland. Tak lama sih. Cuma lima menit.

    "Yuk!" Garland meraih tangan Jasmine.

      Jasmine mengangguk. Mengikuti langkah Garland yang berubah jadi lari. Terlihat kompak, melupakan drama kecil dan suasana awkward yang terjadi sebelum ke luar rumah.

   "Jangan pake baju ini ah. Ganti!" Larang Garland tadi setelah Jasmine mengganti baju tidurnya dengan baju olah raga yang diberikan sang suami. "Lihat nih, kaosna terlalu coak di depan. Kalau menunduk sedikit, bakal keliatan belahan dadanya." Garland menunjuk leher kaos oblong lengan panjang yang berleher rendah.

    "Dih, yang bawa baju ini siapa coba? Mas kan?"

    "Mas tadi asal ambil aja. Kirain gak gitu model bajunya."

      Jasmine memutar bola mata. Tapi tetap menuruti permintaan Garland. Dia naik ke kamar suaminya dan mengganti dengan kaos tanpa lengan dan celana legging hitam. Biar gak gerah, demikian pikirnya.

    "Mas!" Teriak Jasmine di ujung tangga lantai dua. Ia malas turun. Khawatir baju pilihannya gak di acc lagi oleh sang suami. "Yang ini gimana?"

    "No, no, no! Ganti! Itu lebih parah. Kayak lontong aja, ngetat."

      Jasmine mencibir. Ia pun balik lagi ke kamar Garland. Kali ini ia memakai kaos garis-garis hitam putih dengan celana pendek warna khaki.

    "Atasannya oke, celananya ganti yang panjang." protes Garland lagi dari bawah tangga. "Mas gak suka kalo milik Mas jadi tontonan."

    "Ih, ribet amat sih, Mas. Bikin lama." gerutu Jasmine. Apa katanya tadi... Milik Mas? Aku miliknya gitu? Iya sih, tapi kok kedengerannya jadi posesif banget ya? "Mas ke sini aja deh. Pilihin sendiri bajunya."

      Garland pun naik ke kamarnya. Memilih baju olah raga di lemari Jasmine. Ternyata lebih dari satu dua kali ia memilihkan baju untuk istrinya. Sampai kesal Jasmine karena harus beberapa kali mengganti baju. Hingga dengan cueknya ia mengganti setiap baju di hadapan suami. Tentu saja tubuhnya terekspos indah di hadapan sang suami.

    "Dek, ganti bajunya di kamar mandi sana!" perintah Garland kikuk, menahan gelanyar aneh di hatinya. Tubuhnya menegang dengan jantung berpacu lebih kencang. Sialnya, ia tak mengalihkan pandangan. Terus saja menatap tajam tubuh polos istrinya yang hanya ditutupi pakaian dalam penutup dada dan penutup kemaluan. Shit! Pagi-pagi udah dikasih ujian seberat ini. Anugerah atau bencana sih ini? "Gak malu apa?"

    "Bodo ah! Salahnya nyuruh gonta-ganti baju mulu." sahut Jasmine cuek dan judes. Ia membuka kembali baju kelima yang dicobanya, menggantikannya dengan setelan olah raga warna abu-abu muda berupa potongan jaket hoodie dan celana training. Semoga ini yang terakhir, harapnya di hati. "Lagian depan suami ini. Gak dosa kan bolawak bolewek juga?"
(Bolawak-belewek: tubuh terekspos/terbuka)

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang