Selamat pagi. JaGa datang lagi nih. Siap mengikuti kisah mereka? Yuk, happy reading
***"Assalamualaikum." Garland mengangkat sebuah panggilan telepon dari Bunda Inggrid. Di-loudspeeker-kannya panggilan itu, sehingga ia masih bisa melanjutkan pekerjaan di laptopnya. "Iya, Bun?"
"Waalaikumsalam. Bunda pengen ngobrol sama mantu kesayangan Bunda dong." jawab suara di seberang seluler. "Tolong kasihin HP-nya ke istrimu ya, Mas. Tadi Bunda hubungi Aura gak nyambung terus. Mungkin HP-nya mati atau lagi di charge."
"Tapi Mas masih di kantor, Bun."
"Ya ampun, Mas... Jam segini masih di kantor. Gak inget waktu banget sih." Bunda Inggrid mulai mengomel. "Cepet pulang! Inget, sekarang ini Mas udah nikah. Gak bisa seenaknya pulang malem. Kasihan Aura."
"Iya, Bun. Sebentar lagi. Tanggung ini."
"Gak bisa. Langsung pulang. Kasihin aja kerjaannya sama anak buah Mas." tegas Bunda. "Aneh, jadi bos kok malah repot sendiri," lanjut Bunda dengan mode gerutuan.
"Tapi, Bun...."
"Gak ada tapi-tapian, cepet pulang. Ini udah jam setengah sebelas malam. Workholic banget sih." Bunda semakin terdengar marah. "Gimana mau ngasih Bunda cucu coba kalau istrinya ditinggal-tinggal terus."
Garland tertawa kecil. Lalu menyandarkan punggungnya ke kursi kerja. Menautkan semua jari tangannya dan direntangkan ke depan, sekedar mengurangi rasa pegal akibat berkutat terus dengan laptop. Gimana bisa ngasih Bunda cucu coba kalau proses pembuatannya pun belum pernah ia lalui satu kalipun. Tapi kan Bunda mana tahu. Gak boleh tahu malah. Biar saja beliau menyalahkan kegilakerjaannya sebagai alasan istrinya belum berbadan dua sampai saat ini.
"Mas, kok malah ketawa sih?!" Bunda membentak lagi. Beliau pun langsung memindahkan panggilan suara ke panggilan video. "Ayo, cepet matiin laptop-nya! Gak beres-beres ngikutin kerjaan sih. Bisa-bisa Aura minta pisah kalo diabaikan terus."
"Iya, iya, Bunda sayang." Akhirnya Garland mengalah. Omongan Bundanya sudah melantur. Abai? Pisah? Mana bisa begitu, Bun. "Ini Mas matiin laptop dulu. Udah dulu neleponnya ya, Bun."
"Gak! Bunda mau lihat sampe Mas naek mobil."
"Astagfirulloh, Bunda... gak percayaan amat."
"Iyalah, ini kan bukan baru sekali Mas pulang telat." sahut Bunda. "Malah tiap hari kan?"
"Iya, iya, Bun... Nih lihat Mas beberes." Garland menyimpan ponselnya di tripod, agar sang Bunda melihat aktivitasnya yang bersiap untuk pulang. Dan ia baru menutup ponselnya setelah masuk Lexus-nya. Bunda benar-benar serius mengawal kepulangannya.
*****
Malam semakin tua. Dan Garland masih menyusuri pekatnya aspal jalan dari balik kemudi Lexus-nya. Sebuah notifikasi pesan WA muncul di ponsel. Ia pun mengambil ponsel yang terletak di dashboard. Membuka dan membaca pesan itu.
Bunda Inggrid:
Kalo udah sampe rumah, kasih kabar Bunda ya."Astagfirullah." Membaca kata 'rumah", Garland jadi terkejut. Seakan diingatkan arah jalan yang salah diambil. Spontan Garland pun menghentikan kendaraannya. Untung jalanan sepi. Jika tidak, bisa-bisa terjadi kecelakaan beruntun.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnDesirable Husband
RomanceSpin off DESIRABLE LOVE (Bisa dibaca terpisah) "Oke-oke, Jasmine ngalah. Jasmine terima perjodohan ini." seru Jasmine tak yakin. "Tapi ada syaratnya." "Alhamdulillah," Mami tampak lega dan sumringah. "Syaratnya apa, sayang?" "Tampan, m...