"Lho kok pake baju itu sih?"
"Emang kenapa?" Dengan santainya Jasmine balik bertanya. "Pake ini juga kan sopan. Rapi sama tertutup juga."
"Iya, sayang." Mami menahan diri agar tak kesal. Lama menunggu si anak gadis ke luar dari kamarnya, bukannya mendapatkan penampilan elegan sang putri , yang dilihat malah penampilan santai . Bayangkan aja, dengan santainya Jasmine beroblong putih dengan jean biru belel dan cardigan coklat tua. Mana mukanya tak ber- make up pula. Tetap cantik sih... Tapi kan akan lebih glowing kalau diberi sapuan fawless make up. Ada-ada aja nih anak. Keliatan sengaja banget melakukan ini. "Tapi kan lebih baik pakai gaun yang kemarin Mami beli di butik, Sayang. Lebih cantik, anggun, elegan, dan feminim pula. Kan lebih enak dipandang mata."
"Tapi pake ini lebih nyaman, Mi."
"Kita mau kedatangan tamu istimewa, sayang. Wajar dong kalau kita pun harus berpenampilan istimewa."
"Istimewa kan buat Mami, bukan buat Jasmine." cibir Jasmine dengan wajah ditekuk. Lalu duduk di sofa dengan lesu. "Lagian ngapain sih musti maksa-maksain tampil cantik? Kesannya nyodor-nyodorin diri amat. Kalo dia benaran mau sama Jasmine, dia musti nerima Jasmine apa adanya dong. Cantiknya disyukuri. Jeleknya dimaklumi. Itu baru calon imam yang baik."
"Pinter banget ya kalo jawab." Dengan gemas, Mami meraup bibir Jasmine dengan tangan kanannya. "Pakai aja, ya. Mubazir kalo gak dipake."
"Mami sih pake beli gaun baru segala. Kayak mau ketemu presiden aja."
"Entar deh protesnya, ya. Sekarang cepetan ganti bajunya! Dandan dikit juga. Minimal pake bedak sama lipstik deh." Mami mulai gak sabar. Papi geleng-geleng kepala melihat gesekan kecil antara istri dan anaknya itu. Ia tahu puteri kesayangannya itu sedang cari gara-gara. "Mereka dalam perjalanan ke sini, sayang. Bentar lagi nyampe."
"Miiii...."
"Pleaseeeee." Mami memasang wajah memelas. "Please, nurut ya."
"Udah, sayang.... Turuti permintaan Mami." Papi urun suara.
Melihat wajah Mami yang penuh permohonan dengan penegasan dari Papi, mana tegalah Jasmine menolak. Meskipun mulutnya tak henti menggerutu, ia tetap mengikuti permintaan Maminya. Memakai gaun pembelian Maminya dan melukis tipis wajahnya.
Jasmine memang tak asing dengan alat-alat kecantikan. Sebagai selebram, ia kerap berbagi tips tentang cara tampil cantik yang simple dan segala printilin tentang dunia perempuan di Instagram. Sementara di chanel Youtube, segala hal ia sharing. Gado-gado gitulah isinya. Ada program masak, kuliner, traveling, kegiatan sosial, bahkan tutorial menggambar atau origami pun ada. Follower dan subcriber- nya lumayan banyak. Maklumlah, ia sudah memulai kegiatan itu sejak awal SMA. Dan lumayan menghasilkan. Selain popularitas, cuan pun mengalir deras ke rekeningnya. Belum lagi produk-produk hasil endorse. Dan ketiga sahabatnyalah yang paling sering ketiban rezeki dari hasil kegiatan dunia mayanya itu.
"Nah, begitu kan cakep." Mami terlihat puas dengan penampilan baru Jasmine. Matanya tak berkedip menatap penampilan puteri kesayangannya. Sapuan fawless make up di wajah cantik puterinya menyempurnakan gaun elegan sebetis bermodel simple warna mocca, senada dengan gaun yang dikenakannya.
"Masya Allah, cantiknya anak Papi." Bukannya senang, Jasmine malah mencibir dipuji sang Papi.
"Lebay."
"Hahaha....dipuji kok malah bete. Padahal emang beneran cantik ya, Mi?" Papi minta pendapat sang istri.
"Iya, kayak bidadari turun dari langit."
KAMU SEDANG MEMBACA
UnDesirable Husband
RomanceSpin off DESIRABLE LOVE (Bisa dibaca terpisah) "Oke-oke, Jasmine ngalah. Jasmine terima perjodohan ini." seru Jasmine tak yakin. "Tapi ada syaratnya." "Alhamdulillah," Mami tampak lega dan sumringah. "Syaratnya apa, sayang?" "Tampan, m...