Part 32. Investor Cantik

335 42 2
                                    

Hallooooo.... Happy monday.
Karena part ini kepanjangan (lebih dari 2000 kata), jadi aku bagi dua ya.
Makasih banyak buat kalian yang sampai sejauh ini masih bertahan menJaGa JaGa di hati kalian. Pasti JaGa seneng banget deh, apalagi Mama online-nya. Wkwkwk. Yuk, happy reading
****

 Yuk, happy reading****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    "Dek, Dek.... Bangun!" Garland menepuk pelan lengan Jasmine. Namun istri cantiknya itu masih terlelap dalam tidurnya.

    "Dek.... Sayang...." Sekali lagi Garland menepuk lembut Jasmine, kali ini di pipi kanannya. "Bangun, Dek, udah sampai."

   "Emhhh, sampai ya?" Jasmine mulai membuka matanya. Suaranya agak parau khas orang bangun tidur. Matanya pun mengerjap-ngerjap ketika berusaha bangun dan duduk. Memandang sekeliling lalu dahinya berkerut. Ia pun mengucek-ngucek matanya. "Ini di mana?"

      Garland tersenyum. Gemas saja melihat ekspresi kebingungan istrinya. Maklumlah, ia bukan menghentikan kendaraannya di rumah mereka, tapi di sebuah restoran mewah.

    "Mampir sebentar ya, Dek," jawab Garland. "Barusan calon investor calling minta ketemu. Penting katanya."

      Jasmine langsung cemberut. Lalu melipat kedua tangan di dadanya.

    "Apaan sih, Mas, katanya cuti. Katanya mau quality time.  Kayanya mau ngikutin semua mauku. Tapi kok malah direcokin sama kerjaan sih?!" cerocos Jasmine mirip seorang istri yang kurang perhatian. "Gak asik!"

      Bukannya khawatir atau merasa bersalah melihat istrinya ngambek lagi, Garland malah tergelak.

    "Mau gimana lagi, Dek. Investornya maksa banget ketemu Mas. Padahal Mas udah dibilangin supaya ketemu Pandu aja. Keukeh gak mau. Malah ngancam batalin investasi kalau kita gak datang sore ini."

    "Ih, gak jelas amat pake ngancam segala! Gak profesional." gerutu Jasmine lagi. "Investornya laki atau perempuan sih?"

    "Perempuan."

    "Cantik?"

    "Cantik banget."

    "Pantesan." Jasmine tambah cemberut. Lalu memalingkan wajah ke luar kaca mobil. Tampak langit sore yang mulai menjingga, tanda senja segera datang. Sangat indah. Tapi tidak dengan suasana hatinya. "Bukan investor kali itu sih. Tapi fans berat Mas. Modusnya mau investasi di perusahaan, padahal mau investasi rasa di hati Mas."

      Garland berusaha menahan senyum mendengar kalimat panjang Jasmine yang terdengar seperti istri yang sedang cemburu. Tumben nyinyir begini. Biasanya juga balik meledeknya kalau didekati fans-fans-nya. Kayak waktu jogging pagi itu lho.

    "Udahlah, Dek, jangan mikir yang aneh-aneh. Yang jelas investasi beliau sangat penting buat perusahaan. Yuk, kita turun dulu."

    "Gak mau!"

UnDesirable HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang