Perahu Aster 7

83 50 207
                                    

Pelajaran telah dimulai sepuluh menit yang lalu. Semua siswa-siswi duduk di bangkunya masing-masing sambil mendengarkan guru yang sedang mengajar di depan.

Seisi ruang kelas nampak hening dan tidak ada yang mengeluarkan suara. Mereka semua fokus memerhatikan penjelasan dari guru, serta mencatat materi yang disampaikan.

"Saya ingin memberikan pertanyaan kepada kalian semua. Sebagai umpan balik kepada saya yang telah menyampaikan materi. Dan kalian harus bisa menjawab pertanyaan yang saya berikan," kata Bu Olif sebagai guru biologi.

"Baik Bu," jawab seluruh siswa-siswi bersamaan.

Bu Olif sedang menyiapkan pertanyaan untuk siswa-siswinya. Lalu ia memberikan pertanyaannya dan siapa yang bisa menjawab akan mendapat nilai tambahan untuk mata pelajaran biologi.

"Kalian tahu bagaimana rasanya ketika mata kelilipan debu? Coba kalian jelaskan," tanya Bu Olif.

Semua siswa-siswi segera berpikir untuk menjawab pertanyaan dari Bu Olif. Dan ada juga yang membuka buku untuk mencari jawabannya.

"Rasanya sakit Bu," jawab salah satu siswi.

"Iya, benar. Tapi jawaban kamu kurang, karena tidak ada penjelasannya."

Saat itu juga Aster mengangkat tangan kanannya, lalu memberikan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Bu Olif sesuai yang telah ia ketahui.

"Ketika mata kita kelilipan debu rasanya tidak enak dan perih. Saking perihnya mata kita sampai keluar air mata. Tapi, setelah keluar air mata, lama-lama rasa perihnya mulai menghilang," jelas Aster.

"Kok bisa begitu?" tanya Bu Olif.

"Itu karena debu yang masuk ke mata, akan terbuang oleh air mata. Karena fungsinya air mata untuk melindungi mata dari benda asing yang masuk ke mata. Dan dapat dikatakan kalau air mata merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh."

Bu Olif tersenyum setelah mendengar jawaban dari Aster yang hampir mendekati sempurna. Aster menjelaskan secara detail dan sangat mudah untuk dipahami.

"Good. Nilai plus buat kamu, Aster." Bu Olif memberikan satu jempol kepada Aster.

Aster tersenyum senang, karena ia bisa menjawab pertanyaan tersebut. Awalnya ia nampak ragu-ragu untuk menjawabnya, ia takut kalau jawabannya salah. Akan tetapi Aster tetap memberanikan diri untuk menjawabnya. Biarlah guru yang menilainya, entah itu benar atau salah.

Tidak apa-apa salah, karena salah itu adalah suatu hal yang wajar dalam proses belajar.

******

Perpustakaan merupakan tempat favorit bagi Aster. Tempatnya begitu nyaman, tenang, dan tidak berisik. Sehingga siapa saja yang berkunjung ke perpustakaan pasti akan merasa senang, karena bebas dari gangguan suara bising.

Seperti biasa Aster mencari buku-buku untuk bahan referensi belajar. Sebelumnya ia sudah menyiapkan beberapa materi yang ingin ia pelajari hari ini. Sehingga dapat dengan mudah untuk mencari buku apa saja yang ingin ia gunakan untuk belajar.

"Hai anak ndeso," sapa Cantika sambil cengengesan.

"Anak ndeso yang lo maksud itu gue?" tanya Aster sambil menunjuk dirinya sendiri.

Cantika mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ya, siapa lagi kalau bukan lo. Masa setan," ucap Cantika.

Aster terdiam sesaat. Ini yang kedua kalinya ia bertemu dengan Cantika di perpustakaan. Gadis itu sedang memegang ponsel dan jemarinya bergerak dengan lincah menguasai layar ponselnya. Dan tatapan matanya sangat fokus.

Perahu AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang