"Hai pacar."
Aster tersentak kaget ketika Samudra datang secara tiba-tiba. Aster langsung menghentikan langkahnya sambil mengelus dada.
"Lo ngagetin aja," kesal Aster.
"Maaf."
"Lo datangnya sejak kapan? Kok gue nggak lihat?" tanya Aster.
"Gue baru aja sampai."
Aster hanya manggut-manggut saja, lalu lanjut berjalan.
"Aster." Samudra menarik lengan gadis itu.
"Apa?"
Aster membalikkan tubuhnya dan menatap Samudra yang menatap dirinya juga. Pandangannya saling bertemu.
"Jangan dilihatin terus," ujar Aster sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Samudra masih setia memandang sang pacar.
"Kenapa?"
Dasar cowok, kenapa harus ditanya juga. Lama-lama pipinya jadi merah seperti strawbery. Aster benar-benar malu kalau dilihat terus.
Samudra langsung terkekeh pelan. Jari tangannya mencubit pelan pipi Aster. Ia sangat gemas.
Sementara Aster menutup pipinya dengan kedua tangan. Lalu ia segera beranjak pergi, sebelum pipinya bertambah merah.
"Ehh tunggu dulu Ter," cegah Samudra.
"Apa lagi?"
Samudra menyodorkan tangan kanannya dan membuat Aster jadi bingung.
Kemudian cowok itu merasa pacarnya tidak peka. Samudra langsung menggenggam tangan Aster hingga membuatnya kaget.
"Ayo."
"Ke mana?"
"Lo nggak masuk ke kelas?"
"Iya masuk."
Mereka berdua beranjak pergi menuju ke kelasnya sambil bergandengan tangan. Di sepanjang koridor kelas banyak yang melihat mereka berdua berjalan bersama.
Cowok most wanted bersama gadis sederhana, memang bukan main. Banyak orang-orang yang bertanya-tanya.
Apakah mereka berdua pacaran?
Dari ujung koridor kelas sepuluh hingga kelas sebelas banyak sepasang mata yang memperhatikannya dan bisikan-bisikan. Bahkan sorakan-sorakan dari primadona cantik yang patah hati karena cowok idamannya sudah punya pawang.
"Mereka berdua pacaran?"
"Gila ganteng banget, Samudra. Jadi pengen digandeng sama dia."
"Kratag-kratag jeduarrr. Patah hati gue."
"Lebih cocok sama Mawar daripada sama dia."
Aster dan Samudra tidak menghiraukannya. Mereka berdua terus berjalan menuju ke kelas.
******
Setelah selesai pelajaran, jam bel istirahat langsung berbunyi. Aster keluar dari kelasnya dan berjalan menuju ke taman. Ia membutuhkan udara segar untuk mendinginkan otaknya. Setelah bergulat dengan materi kelas dua belas yang tingkatannya bertambah sulit.
Ketika Aster hendak melangkahkan kakinya menuju ke kursi taman, ia terpaksa berhenti melangkah.
Aster melihat cowok yang duduk di kursi itu sambil bermain ponsel. Ia jadi merasa tidak enak. Kemudian ia langsung membalikan tubuhnya untuk pergi dari situ.
"Kenapa lo balik lagi?"
Aster kembali berhenti lalu menoleh ke arah cowok itu.
"Nggak papa kok. Gue mau pergi ke perpus," sahut Aster berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Aster
Teen FictionAster Aleisha Castarica, seorang gadis cantik yang dilahirkan di tengah keluarga yang memiliki segalanya. Setelah kejadian yang menimpanya sepuluh tahun yang lalu, semua kehidupannya menjadi berubah. Aster menjadi anak dari keluarga sederhana dan ti...