Hari pertama ujian sekolah masih lancar-lancar saja, tidak ada siswa yang mengeluh apalagi mencontek. Sepertinya soal ujian hari ini masih tergolong mudah. Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, mudah bukan? Bahasa kita sendiri pasti sangat mudah sekali.
Kemudian ujian hari kedua, ketiga, sampai hari terakhir tidak bisa dipungkuri lagi. Banyak siswa yang mengeluh dengan soal-soal yang sulit.
Gaya dibagi luas pasti ketemu tekanan.
Tidak ada siswa yang bisa mencontek jawaban temannya. Pengawas ruang selalu stand by untuk mengawasi para peserta ujian. Sekali menoleh ke samping, lembar jawaban akan sobek.
Begitulah yang namanya ujian sekolah, harus jujur dalam mengerjakan dan percaya dengan kemampuannya sendiri. Berapapun hasilnya kita harus siap menerimanya. Karena kita sudah berusaha maksimal untuk menjadi yang terbaik.
"Ohh langit berikanlah keajaiban pada hasil ujianku, langit. Semoga mendapat nilai sempurna, ya langit."
Setelah keluar dari ruang ujian, Cantika berdiri menatap ke atas langit. Ia meminta kepada langit agar mendapat nilai sempurna, alias seratus.
Dasar anak kurang kerjaan.
"Ada apa lo manggil-manggil nama gue?" tanya Langit sambil mencolek bahu Cantika.
"Gue nggak manggil lo. Tapi manggil langit," jawab Cantika sambil menunjuk ke atas.
"Nama gue juga Langit."
"Bukan Langit lo, tapi langit di atas."
"Aneh lo," kata Langit sambil geleng-geleng kepala.
"Generasi zenial maunya yang instan terus. Lama-lama jadi mi instan, deh," sindir Langit sembari berlalu. Sedangkan Cantika menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal.
Aster dan Mentari langsung tertawa melihat tingkah Cantika yang sangat lucu.
"Belajar, dong. Biar dapet nilai bagus," ujar Mentari.
"Gue udah belajar wahai kawan. Apa ada yang salah kalau gue minta nilai yang sempurna kepada Langit?"
"Lo pikir sendiri."
*******
Berhari-hari Aster mempertimbangkan soal tempat kuliah dan jurusan yang akan ia pilih akhirnya mendapat titik pencerahan. Sekarang keputusan Aster untuk melanjutkan study nya ke luar negeri sudah semakin bulat.
Malam ini Aster akan bicara kepada orangtuanya. Ia seratus persen yakin orangtuanya akan mengizinkan untuk kuliah ke luar negeri.
"Jadi kamu mau kuliah ke mana, Aster?" tanya Boy sambil menatap putrinya dengan lekat.
"Aster mau kuliah di University Of Tokyo Jepang, Pa."
Boy mengangguk-anggukkan kepalanya. Menurut Boy pilihan Aster sangat bagus sekali. Universitas itu merupakan kampus terbaik nomor satu di Jepang.
"Apapun yang kamu pilih Papa akan selalu mendukung kamu."
Aster membulatkan kedua matanya.
"Papa dukung Aster?" tanya Aster merasa tidak yakin dengan Boy.
"Iya, Papa selalu mendukung kamu."
Senyum di bibir Aster mengembang sempurna. Ia sangat senang sekali bisa mendapat dukungan dari Papanya.
"Mama juga dukung kamu, Aster. Pilihan kamu sangat mantap sekali. Mama bangga sama kamu," sahut Arum memberikan pujian.
"Terima kasih, Ma."
*******
Acara kelulusan Trijaya Manggala akan dilaksanakan hari ini. Semua siswa kelas dua belas akan memakai pakaian adat dan baju wisuda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Aster
Teen FictionAster Aleisha Castarica, seorang gadis cantik yang dilahirkan di tengah keluarga yang memiliki segalanya. Setelah kejadian yang menimpanya sepuluh tahun yang lalu, semua kehidupannya menjadi berubah. Aster menjadi anak dari keluarga sederhana dan ti...