Dari jam enam pagi tadi Aster sudah berada di dalam perpustakaan dan tak pernah absen. Ia menyempatkan waktunya untuk membaca buku dan mempelajari hal-hal yang baru.
Tidak terasa Aster sudah membaca dua buku sekaligus di pagi hari ini. Setelah ia rasa sudah waktunya bel masuk, ia bergegas untuk mengembalikan buku yang ia pinjam di rak buku perpustakaan. Kemudian beranjak keluar dari ruang perpustakaan.
"Orang-orang hobi banget ke perpustakaan," lirih Langit tapi masih bisa didengar di telinga Aster.
Aster langsung menghentikan langkahnya sejenak. Sementara Langit lagi memandangi dinding-dinding perpustakaan yang bercat putih.
"Di dalam perpustakaan ini apa ada sihirnya ya?" ucap Langit mengira-ngira.
Prokk!!
Langit terlonjak kaget sambil mengelus dadanya saat Aster menepuk kedua tangannya tepat di telinga Langit. Lalu Aster hanya terkekeh pelan.
"Ngagetin orang aja lo," ucap Langit.
"Makanya jangan ngomong sendiri. Entar lo dikira orang gila," kata Aster sambil tertawa.
Langit menegakkan tubuhnya yang tadinya menyender di dinding.
"Kapan gue ngomong sendiri?" tanya Langit.
"Sepuluh detik yang lalu," jawab Aster.
Langit masih mengingat-ngingat, dan akhirnya ia paham dengan ucapan Aster barusan.
"Gue nggak ngomong sendiri. Tapi cuma berasumsi aja," ucap Langit.
Aster hanya manggut-manggut mengerti.
"Ter, gue mau tanya?"
"Tanya apa?
"Di dalam perpustakaan ini ada sihirnya ya?" tanya Langit sambil menunjuk ke dalam perpustakaan.
Aster hanya plonga-plongo saja. Ia tidak mengerti dengan pertanyaan dari Langit dan ia harus menjawab apa. Masa iya di dalam perpustakaan ada penyihir.
"Sihir? Sihir apaan?" Aster balik bertanya.
"Sihir. Agar orang-orang tersihir dan selalu pergi ke perpustakaan," kata Langit.
Aster terkekeh pelan.
"Ucapan lo nggak masuk akal."
"Gue heran sama lo. Pagi-pagi begini udah di perpustakaan. Lagi ngapain?" tanya Langit.
Aster tersenyum sembari berkata, "Kalau ke perpustakaan itu ya lagi baca buku.
"Pagi-pagi begini?"
Aster mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Niat banget lo."
"Ya harus dong. Jadi anak sekolah itu harus rajin-rajin membaca buku. Agar kemampuan literasi kita meningkat," jelas Aster.
Langit hanya manggut-manggut saja.
"Gue ke kelas dulu ya," pamit Aster.
Aster langsung beranjak pergi untuk masuk ke kelasnya, karena sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi.
"Gimana caranya agar gue bisa rajin baca buku seperti Aster?"
******
Pelajaran ke tiga sudah selesai dan bel istirahat juga sudah berbunyi dua menit yang lalu. Semua siswa-siswi langsung berhamburan keluar kelas untuk pergi ke tempat favorit mereka. Tempat apalagi kalau bukan kantin.
Hari ini Aster ingin sekali makan mi ayam di kantin. Daritadi perutnya sudah berbunyi keroncongan.
"Tumben lo makan di kantin? Biasanya lo nggak pernah makan. Paling cuma beli cemilan doang," ujar Mentari sambil mengupas kulit kacang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Aster
Teen FictionAster Aleisha Castarica, seorang gadis cantik yang dilahirkan di tengah keluarga yang memiliki segalanya. Setelah kejadian yang menimpanya sepuluh tahun yang lalu, semua kehidupannya menjadi berubah. Aster menjadi anak dari keluarga sederhana dan ti...