Perahu Aster 38

26 3 0
                                    

Jalanan kota dipadati oleh kendaraan, baik beroda empat maupun beroda dua. Banyak orang-orang yang berangkat bekerja, berangkat sekolah, bahkan pendatang dari kota lain yang ingin liburan di kota ini.

Untung saja Aster memilih lewat jalan alternatif. Kalau tidak, ia bisa saja terlambat ke sekolah.

Aster berjalan sambil bersenandung ria melewati koridor kelas. Setiap ada guru yang lewat ia selalu menyapanya dengan ramah.

Kini Aster tiba di depan kelasnya. Aster tak langsung masuk ke kelas, ia menghentikan langkahnya sejenak memandang dua cowok yang sedang berdiri di depan kelasnya.

Dua cowok itu tersenyum ke arahnya.

"Selamat pagi Aster," sapa dua cowok itu secara bersamaan.

"Pagi juga," balas Aster sembari tersenyum.

Langit berjalan dua langkah mendekati Aster. Ia menatap gadis yang berdiri di depannya dengan lekat sambil mengulas senyum hangat.

"Ini buat lo." Langit memberikan popcorn yang ia bawa dari rumah. Aster pun langsung menerimanya.

"Dalam rangka apa?" tanya Aster bingung kenapa Langit memeberikan popcorn kepadanya?

"Gue cuma mau ngasih aja ke lo. Kebetulan gue dapet kiriman paket popcorn satu kardus dari nenek gue yang berada di Jember. Daripada nggak kemakan semua, mending gue kasih ke lo aja. Itung-itung dapet pahala juga," jelas Langit sambil terkekeh pelan.

"Ohh terima kasih," ucap Aster.

"Iya sama-sama. Dimakan ya cantik." Langit mengacak rambut Aster lalu berjalan pergi ke kelasnya.

Kemudian giliran Samudra yang berjalan mendekati Aster. Kedua sudut bibirnya tertarik lebar membentuk sebuah senyuman yang manis dengan tatapan matanya yang teduh. Sangat begitu hangat.

Jantung Aster tiba-tiba berdegup cepat saat Samudra menatapnya seperti itu.

"Ini sandwich buat lo." Samudra memberikan sebuah kotak berwarna merah maroon kepada Aster.

Aster merasa ragu untuk menerimanya. Kenapa Samudra memberikan makanan untuknya?

Samudra langsung menarik telapak tangan Aster dan menaruh kotak yang ia bawa di tangan Aster.

"Dimakan ya sandwich-nya. Kalau nggak habis dimakan waktu istirahat," pesan Samudra.

"Iya terima kasih." Samudra hanya membalas dengan senyuman sembari mengacak rambut Aster. Setelah itu ia langsung pergi menuju ke kelasnya.

Aster masih berdiri sambil menatap satu kotak makanan dan satu makanan ringan. Terasa aneh saja dengan dua cowok itu. Tiba-tiba saja memberi sebuah makanan. Mungkin ini adalah rezeki Aster hari ini.

Tapi ada satu hal yang menurut Aster ada yang aneh. Kenapa dua cowok itu memberikan makanannya secara bersamaan dan akhir-akhirnya juga mengacak rambutnya?

*****

Mentari merapikan rambutnya di depan kaca kecil yang ia pegang. Setelah merasa sudah rapi ia menyimpan kaca ajaibnya di dalam tas. Lalu Mentari memandang Aster yang baru saja duduk di bangku sebelahnya.

"Tumben lo bawa bekal ke sekolah?" Pandangan Mentari beralih ke sebuah kotak berwarna merah maroon yang berada di atas meja.

"Bawa jajan juga," tambahnya.

"Bukan gue yang bawa," ucap Aster sambil mengeluarkan bukunya dari dalam tas.

"Terus?"

"Gue dikasih sama orang," jawabnya.

Perahu AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang