Rasa kesal dan rasa kurang puas masih melekat pada dirinya. Kejadian tadi .... Saat Samudra memarahinya.
"Lo jangan ganggu dia."
Kata itu masih saja terlintas di pikirannya. Mawar memegang roknya dengan tangan mengepal kuat.
"Hih! Gue kesel banget!" Mawar menendang tong sampah yang berada di depannya. Untung saja tong sampahnya tidak tumpah.
"Kesel ya dipijitlah," ucap Tiwi sambil memainkan poninya.
Mawar langsung menatap tajam ke arah Tiwi dan membuatnya mendelik ketakutan.
"Kesel kenapa War?" tanya Tiwa.
"Lo nggak tau tadi Samudra marah ke gue?" Mawar balik bertanya.
Tiwa mengangguk singkat lalu berkata, "Tau kok."
"Nah, itu tadi gue jadi kesel banget sama dia," ucapnya dengan kesal.
"Dia nggak marah ke lo, tapi dia cuma negur lo aja," sahut Tiwi.
Mawar menghentikan langkahnya sembari menatap Tiwi sejenak, lalu menghembuskan napas kasar.
"Udahlah War, dia cuma mantan. Santai aja kali." Tiwi menepuk bahu Mawar agar ia tak terlalu memikirkan kejadian tadi.
"Iya benar mantan. Tapi kalau mantan marah ke kita rasanya sakit nggak, sih?" tanya Tiwa dengan polosnya.
Seketika Mawar langsung mengayunkan tangan kanannya.
Plak!
"Aduh sakit tau," ringis Tiwa sambil memegang pipinya.
"Sakit nggak?"
"Ya sakitlah. Main nampar orang aja lo."
"Ya kayak gitu rasanya dimarahi sama mantan."
Tiwi langsung tertawa setelah mendengarnya sedangkan Tiwa hanya melengos saja. Tanpa sengaja pandangan Tiwa tertuju ke arah seorang gadis yang sedang berjalan sambil membawa buku.
"Ehh itu kan Aster." Tiwa langsung menepuk-nepuk lengan Mawar sambil menunjuk Aster.
"Ada apa, sih?" tanya Mawar. Lalu ia langsung melihat ke depan.
"Itu Aster jalan sama siapa? Jalan sama dua cowok lagi." Tiwi memperjelas penglihatannya siapa tahu penglihatannya lagi kabur.
"Itu kan Langit. Terus yang satunya lagi siapa ya?"
Tiwa tak berani menyebut langsung nama cowok yang satunya. Takut kalau Mawar akan marah.
Sementara Mawar sudah tahu siapa cowok yang ia lihat saat ini.
"Samudra."
******
Untuk mengisi waktu luang di jam pelajaran yang kosong pada jam ke tiga ini, gadis itu memilih untuk pergi ke perpustakaan. Karena para guru sedang rapat mendadak, jadi ada kesempatan emas untuk belajar.
Ya, siapa lagi kalau bukan Aster si Ratu kutu buku yang selalu rajin datang ke perpustakaan.
Aster tadi juga mau mengajak sahabatnya, Mentari. Tapi Mentari masih ada kumpulan Osis. Jadi ia pergi sendirian saja.
Namun di tengah-tengah perjalanannya ke perpustakaan, Aster jadi tidak jalan sendirian. Tahu kenapa? Karena ada dua orang cowok yang tiba-tiba muncul dan berjalan mendampinginya.
"Kalian berdua kok ngikutin gue terus?" tanya Aster.
"Gue mau ke kelas dan kebetulan ketemu lo jadi barengan, deh," ucap Langit sembari tersenyum menampakkan deretan giginya yang putih.
![](https://img.wattpad.com/cover/283599643-288-k440358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Aster
Подростковая литератураAster Aleisha Castarica, seorang gadis cantik yang dilahirkan di tengah keluarga yang memiliki segalanya. Setelah kejadian yang menimpanya sepuluh tahun yang lalu, semua kehidupannya menjadi berubah. Aster menjadi anak dari keluarga sederhana dan ti...