Perahu Aster 14

59 22 71
                                    

Memperdebatkan apa yang tidak ingin diperdebatkan itu adalah hal yang aneh. Ya, hari ini Aster harus berdebat dengan Samudra gara-gara permintaan yang menurut Aster itu hal yang konyol.

Masa iya, Aster disuruh mememaninya latihan di stadion. Tidak ingat umur apa bagaimana? Sekarang sudah kelas sebelas SMA masih saja minta ditemani seperti anak kecil. Yang kemana-mana selalu membuntuti ibunya dari belakang.

Itu tadi adalah pemikiran Aster yang menganggap Samudra seperti anak kecil.

"Asterr!" seru Mentari menyambut Aster dengan sangat heboh. Sama seperti orang yang ditinggal pergi ke luar negeri dan baru datang kembali sekarang.

"Ter, lo udah balik ya? Lama banget sih lo tadi perginya," ungkap Memtari.

"Kalau gue udah duduk di sini berarti udah balik lah. Cuma sebentar doang masa lama, sih," ucap Aster.

"Menurut gue itu lama banget," kata Mentari sambil menekankan kata banget sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Cuma satu jam aja. Nggak sampai seharian," tambah Aster.

Mentari berjalan menuju bangkunya lalu mendudukinya. Dan menatap Aster sejenak lalu beralih ke depan lagi.

"Tar, gue butuh kritik dan saran dari lo."

"Kritik dan saran untuk apa?" tanya Mentari dengan pandangan yang masih tertuju ke depan.

"Menurut lo, gue harus menemani seseorang atau tidak?" tanya Aster meminta pencerahan dari Mentari.

Sontak Mentari memutar kepalanya sembilan peluh derajat ke arah Aster.

"Apa lo bilang menemani seseorang? Emangnya cewek apa cowok yang ingin lo temani?" Mentari balik bertanya.

"Cowok," jawab Aster singkat.

Seketika Mentari menghadapkan tubuhnya ke arah Aster, sambil mengetuk-ngetuk dahinya menggunakan bolpoin milik Aster.

"Yang bener lo mau nemenin cowok?"

Aster mengengguk-anggukkan kepalanya.

"Wah-wah gue nggak menyangka. Seorang Aster yang selalu ambis bisa doyan sama cowok," ucap Mentari sambil geleng-geleng kepala.

Aster langsung memukul kepala Mentari menggunakan buku tulisnya.

"Aduh! Sakit tau," lirih Mentari.

"Mikirnya jangan aneh-aneh. Jangan terlau overthinking sama orang lain," kata Aster mengingatkan.

"Gue bercanda, Ter. Jangan dimasukin ke hati lah," ujar Mentari.

"Emangnya cowok yang mau lo temenin mau pergi ke mana? Apakah cowok itu saudara lo?" tanya Mentari.

Mentari berusaha positifthinking dan tidak berpikir ke hal-hal yang aneh.

"Dia bukan saudara gue."

"Terus?"

"Lo tau kan sama cowok most wanted yang selalu lo sebutin ke gue?"

Mentari mengangguk bahwa ia tahu sembari berkata, "Samudra."

"Nah itu." Aster menyangga kepalanya dengan tangan kirinya.

"Jadi maksud lo itu berarti lo mau menemani Samudra gitu?" tanya Mentari memastikan bahwa apa yang ia tanyakan itu memang benar.

Aster hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Memang benar begitu, Aster mau menemani Samudra. Ia menemani Samudra bukan dari keinginannya sendiri. Tapi Samudra yang meminta Aster untuk menemani dirinya.

Perahu AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang