Satu langkah, dua langkah, dan langkah tersebut semakin cepat. Hingga tiba di depan ruang kelasnya sendiri. Samudra langsung melangkah masuk dan berjalan menghampiri seorang gadis yang tengah duduk di bangku sambil meminum pocari sweet.
Gadis itu melihat cowok bertubuh tinggi yang hendak menghampirinya. Tak seperti biasa Samudra masuk ke dalam kelas langsung menuju ke arah bangkunya.
"Samudra berjalan ke arah sini. Jangan-jangan dia...."
Mawar tak meneruskan ucapan dalam hatinya. Sekarang hatinya bersorak senang. Sudah lama cowok itu tak pernah menuju ke bangkunya.
Cowok itu berdiri sambil menatap ke arah Mawar yang sedang duduk.
"Gue mau tanya sama lo," ucap Samudra tanpa basa-basi.
Mawar menutup botol pocari sweetnya, lalu mendongakkan kepalanya menatap Samudra.
"Tanya apa?"
"Apa benar lo yang udah menyiram rok Aster dengan air?" tanya Samudra dengan tatapan mengitimidasi.
"Menyiram rok? Gue nggak pernah nyiram rok Aster," ujar Mawar.
"Jawab dengan jujur," tegas Samudra.
Mawar menghembuskan napas panjang.
"Gue tadi nggak sengaja nyiram rok Aster."
"Jelasin ke gue kronologinya seperti apa?"
Gadis itu meneguk ludahnya sembari berpikir kenapa Samudra menanyakan hal itu kepadanya?
"Gue tadi lagi bawa gayung buat nyiram tanaman di kebun sebelah toilet. Secara nggak sengaja airnya tumpah mengenai rok Aster," jelas Mawar sesuai rencananya tadi ketika di toilet yang mengaku tidak sengaja.
"Gue nggak percaya kalau lo memang nggak sengaja."
Mawar mengkerutkan keningnya dan sedikit terkejut setelah mendengar ucapan Samudra. Dulu cowok itu selalu percaya kepadanya. Apa saja yang diucapkan oleh Mawar, cowok itu selalu percaya. Tapi sekarang sudah tak ada kata percaya.
"Ya udah kalau lo nggak percaya sama gue," kata Mawar lalu meminum pocari sweet untuk membasahi kerongkongannya.
Setelah meminum minumannya sampai habis. Mawar meletakkan botolnya yang sudah kosong di atas meja. Lalu kembali menatap Samudra yang berekspresi datar.
"Gue tadi juga sempat jatuh di toilet gara-gara lantainya licin. Terus paha gue sakit banget," aduh Mawar.
Samudra masih diam saja tak membuka suara.
"Lo nggak percaya kalau gue jatuh di toilet?"
Samudra menggelengkan kepalanya.
"Gue nggak tanya lo jatuh atau enggak di toilet," ujarnya membuat Mawar berdecak kesal. "Gue cuma tanya apakah benar lo yang menyiram rok Aster," tambahnya.
Mawar tersenyum kecut ke arah Samudra.
"Memangnya Aster itu siapa lo? Apakah Pacar lo? Calon pacar? Kok tiba-tiba lo peduli banget sama dia," tanya Mawar bertubi-tubi.
Seketika cowok itu terbungkan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mawar.
"Lo nggak bisa jawab kan. Ber...."
"Dia teman gue di sekolah. Sesama teman juga harus saling peduli," potong Samudra.
Benar juga yang dikatakan oleh Samudra. Kita harus saling peduli sesama teman. Karena sama-sama makhluk sosial juga saling membutuhkan kepedulian dari orang lain.
"Teman apa teman?" tanya Mawar memojokkan Samudra.
Tanpa menjawab satu kata pun, Samudra langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi keluar dari kelas. Percuma bertanya dengan Mawar yang tak mungkin mau mengaku. Membuang-buang waktu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Aster
Teen FictionAster Aleisha Castarica, seorang gadis cantik yang dilahirkan di tengah keluarga yang memiliki segalanya. Setelah kejadian yang menimpanya sepuluh tahun yang lalu, semua kehidupannya menjadi berubah. Aster menjadi anak dari keluarga sederhana dan ti...