Perahu Aster 35

25 1 0
                                    

Langkah kaki bergerak semakin cepat menyusuri koridor kelas agar cepat sampai di ruang kelasnya sendiri. Semua murid-murid yang berdiri di luar kelas menatapnya sambil berbicara dengan temannya. Siapa lagi kalau bukan para cewek suka gosip.

Di sepanjang koridor tak ada satupun murid yang menyapanya, semua bermuka datar dan menatapnya sinis. Tidak seperti biasanya, kalau Aster berjalan pasti selalu ada yang menyapanya ataupun hanya sekedar bertanya kabar.

Aster menoleh ke kanan dan ke kiri dengan perasaan sedikit takut. Dirinya seperti hantu yang lewat, hingga semua orang tidak ada yang menyapa.

Ketika Aster memasuki ruang kelas, keadaan di dalam kelas juga sama persis seperti di luar. Tatapan mereka malah bertambah sinis. Teman-teman sekelasnya menatap Aster seperti orang asing.

Aster berusaha untuk bersikap biasa. Mungkin itu hanya perasaaannya saja.

Lalu Aster meletakkan tas di bangkunya dan mendaratkan bokongnya di kursi. Aster menatap Mentari yang sibuk bermain ponsel.

"Tar, kayaknya ada yang aneh dengan orang-orang di sini," ucap Aster membuka suara.

"Apanya yang aneh?" tanya Mentari yang tak beralih dari layar ponselnya.

"Semua orang natap gue dengan sinis dan tidak suka gitu," kata Aster.

Mentari langsung mendongakkan kepalanya menatap Aster yang duduk di sampingnya.

"Kok bisa?" tanya Mentari.

"Gue nggak tau Tar. Gue jadi merasa punya salah." Aster menatap ke arah papan tulis putih yang tak ada tulisannya.

"Dari parkiran sampai depan kelas banyak yang natap gue sinis. Bahkan di dalam kelas juga begitu," aduh Aster.

Mentari mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Melihat teman-temannya yang sedang mengobrol sambil bercanda ria. Kemudian ia kembali menatap Aster.

"Semua orang biasa-biasa aja. Perasaan lo aja kali," ujar Mentari. Lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Mungkin."

Sikap orang yang tak seperti biasanya membuat diri kita merasa berpikir aneh. Seperti ada sesuatu yang menjadi sorotan. Seperti setitik noda kecil di atas kain putih. Pasti pandangan mata kita akan tertuju ke setitik noda itu.

Sebuah benda berbentuk persegi panjang sudah tergenggam dengan erat di tangan, dengan posisi miring. Suara animasi perang terdengar dan gerakan tangan pun bergerak lincah di atas layar tersebut.

Seorang gadis berjalan menuju ke bangkunya sambil menatap layar ponselnya. Lalu langsung duduk di kursi begitu saja dengan tas masih di gendong di belakang.

"Main game lagi ya?" tanya Mentari.

Cantika langsung mengangguk.

"PR lo udah selesai?"

"Udah."

"Yang bener lo udah selesai?" tanya Mentari merasa tidak yakin.

Cantika meletakkan ponselnya di atas meja, karena ia sudah berhasil memenangkan game.

"Udah selesai," jawab Cantika.

"Sini gue mau lihat?"

"Lo mau nyontek ya."

"Enggak. Gue cuma mau lihat aja."

Cantika langsung mengeluarkan bukunya dari dalam tas, lalu membukanya. Dan ternyata masih kosong. Tidak ada satupun jawaban yang ditulis. Gadis itu langsung menyengir tanpa dosa. Sedangkan Mentari langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.

Perahu AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang