Ceramah dari Mentari beberapa menit yang lalu membuat telinga Aster menjadi capek dan panas, setelah mendengar ocehan-ocehan serta larangan-larangan yang Mentari sampaikan kepadanya.
Sebenarnya ada betulnya juga dengan apa yang Mentari katakan kepada Aster. 'Jangan berurusan dengan cowok most wanted' dan karena kata itulah jadi melekat di otaknya seperti lem kayu.
Tepat pukul sepuluh pagi waktunya bel masuk kelas berbunyi, dan saatnya pelajaran dimulai. Tapi saat ini Aster malah memutari ruangan supermarket, untuk mencari kardus yang berisi botol aqua.
"Gila, ini supermarket gede banget." Aster nampak takjub saat berada di dalam supermarket tersebut.
"Yang mana ya, kardus botol aquanya?" Aster mengecek tulisan yang tertera di kardus tersebut satu per satu.
Sudah lima menit lebih Aster belum mendapatkan barang yang ia cari. Kemudian ia langsung bertanya saja kepada seorang wanita muda yang umurnya sekitar tiga puluhan. Wanita itu adalah seorang karyawan yang sedang bekerja membawa kemoceng. Kelihatannya karyawan tersebut sedang membersihkan debu.
Aster berjalan menghampiri karyawan tersebut.
"Permisi Mbak, saya mau tanya. Kardus botol aquanya ada di mana, ya?" tanya Aster dengan sopan.
Karyawan tersebut menghentikan aktivitasnya sejenak.
"Di sana, Mbak." Karyawan itu menunjuk ke arah samping. "Di dekat rak buku, sebelah barat."
"Ohh, terima kasih Mbak atas petunjuknya," ujar Aster.
"Iya sama-sama, Dek," balas Karyawan itu sembari tersenyum. Lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.
Setelah mendapat petunjuk dari karyawan itu. Aster langsung bergegas menuju tempat yang ditunjukkan oleh karyawan tadi.
Dan benar saja. Di sana ada banyak kardus-kardus yang berisi botol dengan berbagai merk.
Aster mengambil satu kardus yang ber-merk aqua. Lalu ia bawa menuju ke meja kasir untuk membayarnya.
Saat Aster berjalan, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya.
"Hei Aster!"
Aster langsung menoleh ke asal suara tersebut. Dan ternyata Langit yang memanggilnya sambil melambai-lambaikan tangan kanannya ke arahnya.
Kemudian Langit berjalan menghampiri Aster.
"Lo ngapain ada di sini?" tanya Langit.
"Gue lagi beli botol aqua," jawab Aster.
Tatapan Langit turun ke sebuah kardus yang di bawa oleh Aster.
"Sekardus?"
Aster mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Buat apa?"
"Buat nyiram lo," jawab Aster asal-asalan.
"Amboi, emang gue tanaman pake disiram segala."
"Mungkin begitu."
Langit mendesah pelan. Ia memandang Aster yang kelihatannya sudah merasa keberatan saat membawa sekardus botol aqua.
"Kalau berat jangan dibawa," sindir Langit.
Sementara Aster yang disindir tidak merasa tersindir.
"Apanya yang berat?" tanya Aster.
Langit menunjuk ke arah kardus yang berada di tangan Aster sembari berkata, "Itu."
Aster beralih menatap kardus yang ia bawa sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Aster
Dla nastolatkówAster Aleisha Castarica, seorang gadis cantik yang dilahirkan di tengah keluarga yang memiliki segalanya. Setelah kejadian yang menimpanya sepuluh tahun yang lalu, semua kehidupannya menjadi berubah. Aster menjadi anak dari keluarga sederhana dan ti...