Perahu Aster 22

35 4 1
                                    

Untuk hari ini Aster tidak pergi ke perpustakaan. Karena setelah pulang sekolah ini Aster harus pergi ke kebun binatang gembiraloka untuk melakukan pengamatan.

Aster menarik resleting tasnya dan menggendongnya di belakang punggungnya, lalu berjalan keluar kelas bersama sahabatnya, Mentari.

"Lo pulang naik apa, Ter? tanya Mentari sambil berjalan menyamakan langkahnya dengan langkah Aster.

"Seperti biasa .... Naik angkot," balas Aster.

"Numpang sama gue aja gimana?" Mentari menawari Aster untuk pulang bersamanya.

"Arah rumah kita kan berbeda," katanya. Lalu ia berjongkok untuk menali tali sepatunya yang lepas.

"Iya juga, sih. Tapi gue pengen banget pulang sekolah bareng sama lo."

Pulang sekolah bersama itu memang sangat menyenangkan, apalagi pulang bersama sahabat tercinta. Bisa saling curhat dan menggila bersama.

"Di lain hari aja," ucap Aster sembari berdiri dan melanjutkan perjalanannya menuju gerbang sekolah.

"Ya udah. Lagi pula gue juga dijemput sama Papa. Pasti Papa gue juga masih ada kerjaan setelah itu," kata Mentari.

Kini mereka berdua telah sampai di gerbang sekolah dan tinggal selangkah lagi untuk keluar dari area sekolah Trijaya Manggala. Namun saat itu juga Aster harus menghentikan langkahnya, karena salah satu tali sepatunya lepas lagi.

"Ini tali sepatu kenapa lepas terus, sih," gumam Aster. Kemudian ia duduk berjongkok untuk menali tali sepatunya.

Di depan sudah ada mobil BMW berwarna putih yang terparkir. Pemilik mobil tersebut melambaikan tangannya ke arah Mentari dan memberikan kode kepadanya.

"Ter, gue duluan ya. Papa gue udah nungguin dari tadi," ujar Mentari.

Lalu ia bergegas menuju ke arah mobil BMW berwarna putih sambil melambaikan tangannya ke arah Aster. Dan Aster membalasnya dengan senyuman.

Setelah mengikat tali sepatunya dengan erat, Aster beranjak berdiri. Lalu memastikan apakah tali sepatunya lepas lagi. Ternyata sudah terlihat sangat erat dan tak mungkin bisa lepas.

Ketika Aster hendak melangkah keluar gerbang, ia merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Tapi ia hanya mengedikkan bahunya. Mungkin hanya siswa yang hendak keluar untuk pulang sekolah.

Deg!

Aster tersentak kaget ketika ada sebuah tangan yang menepuk bahunya dari belakang. Aster membalikkan tubuhnya menghadap ke arah orang yang baru saja menepuk bahunya.

"Lo." Aster menunjuk ke seorang cowok bertubuh tinggi yang berdiri di depannya. "Ngikutin gue ya?"

Cowok itu tersenyum tipis. "Ngapain gue ngikutin lo. Kurang kerjaan aja," ucap Samudra.

"Terus?"

"Ikut gue sekarang!" Samudra menarik lengan Aster dengan cepat.

"Ehh, lepasin lengan gue. Gue mau pulang!" seru Aster sambil menarik-narik lengannya dari genggaman tangan Samudra.

Namun Samudra tak merespon ucapan dari Aster. Ia terus berjalan, sementara Aster terpaksa harus berjalan mengikutinya dari belakang.

******

Samudra membuka pintu mobilnya dan mengeluarkan beberapa bukunya.

"Ini kerjain PR gue!" perintah Samudra sembari menyodorkan beberapa bukunya kepada Aster.

Mata Aster membulat sempurna dan mulutnya sedikit terbuka. Ia tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Samudra sekarang.

"Cepetan ambil buku-buku gue. Tangan gue udah pegel," suruh Samudra. Aster langsung menerima bukunya.

Perahu AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang