3

678 87 0
                                    

Ke esokan harinya, jisoo tak ingin kedua orangtuanya curiga akan sikap anehnya.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini jisoo ikut sarapan pagi. Tapi, jisoo tak berlama-lama. Ia bergegas menghabiskan sarapannya dan kemudian segera pergi menuju kampusnya.






..

Benar benar ingin melupakan semuanya, jisoo kembali bersikap seolah tidak pernah terjadi hal apapun dalam dirinya.

Bersama dengan temannya, jisoo berjalan dengan penuh canda tawa di koridor kampus.

Tapi, tawa itu tak berlangsung lama. Tawa jisoo seketika terhenti tak kala mata menangkap sosok jeno yang tengah berjalan berlawanan arah dengannya.

Sama seperti dirinya yang melihat jeno, jeno pun melihat jisoo.

Beberapa langkah lagi keduanya akan berpapasan.

Dan akhirnya yang di tunggu tiba, keduanya berpapasan. Jeno dan jisoo berjalan dan saling bertatapan satu sama lain.

Pertanyaan kemudian muncul dari teman teman jisoo.

" eh eh lu liat gak tadi .. jeno jalan lewat sambil ngeliatin jisoo kan ya ..?" Pertanyaan yang lisa lontarkan.

Semua mengangguk kecuali jisoo, tatapan penuh tanya kini di tunjukan kepada jisoo.

Tak lama senyuman penuh arti dan tatapan penuh selidik jisoo dapatkan.

" cieee kayanya ada sesuatu nih .. " goda rose bahkan ia tak sungkan menyenggol lengan jisoo dengan tubuhnya.

" aaaaa .. pasti bener ada sesuatu , gue baru inget party kemaren kalian berdua gak ada .. ayo ngaku kalian berdua kemana ..?" Lisa kembali berucap, alisnya naik turun menggoda jisoo.

Jisoo gugup, bahkan ia salah tingkah. Namun buru buru ia membuang semua rasa itu. Ia tak mau temannya curiga.

" apa sih kalian .. gak ada sesuatu antara gue sama dia .. ayo cepetan jalan .. kelas sebentar lagi mulai .." jisoo mengalihkan pembicaraan, ia pun melangkah lebih dulu meninggalkan kedua temannya.














..

Semua selesai, kelas pun sudah berakhir. Waktunya bagi jisoo untuk pulang.

Berdiri di anak tangga menunggu sang supir yang akan menjemputnya, tak sengaja mata jisoo kembali menangkap sosok jeno yang tengah melangkah menuruni anak tangga bersama teman temannya.

Jisoo menghela nafas, ia pun bertanya tanya dalam hatinya. Apa maksud dari semuanya kenapa di saat dia mencoba melupakan semua yang terjadi, ia selalu saja melihat jeno.

" jeno .." suara seorang wanita terdengar. Jisoo mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara, dan di sana ia melihat seorang wanita yang cukup terkenal seantero universitas tengah melangkah menghampiri jeno.

Jisoo kembali menghela nafas, seketika ia membuang pandangannya ketika wanita tersebut bergelayut manja di lengan jeno.

Sedikit sesak, itu yang tengah jisoo rasakan.

Tak lama yang jisoo tunggu datang, tak ingin membuang waktu jisoo bergegas masuk ke dalam mobil dan meminta supir untuk segera meninggalkan area kampus.


Di lain sisi, jeno yang juga berdiri di anak tangan bersama teman temannya diam diam memperhatikan jisoo, bahkan jeno melihat dengan jelas bagaimana perubahan wajah jisoo ketika gadis bernama jeni menghampiri dan bergelayut manja kepadanya.
Meski jisoo tak melihatnya, dengan cepat jeno melepas lengan jeni yang melingkar di lengannya.

Jeno menatap sendu ke arah jisoo yang sudah pergi dengan mobil yang jeno yakini adalah jemputannya.

Setelah jisoo tak terlihat, jeno menghela nafas kasarnya. Jujur melihat jisoo rasa bersalahnya selalu muncul menghantuinya.












...

Oeeekk

Oeeekk

Oeeeekk

Jeno yang tengah terlelap seketika terjaga ketika ia mendengar suara tangisan bayi.

suara hilang untuk sesaat, namun tak lama suara itu kembali terdengar.

Penasaran, jeno pun beranjak dan turun dari atas tempat tidurnya.

Ceklekkk ..

Dengan pelan ia membuka pintu kamarnya. Gelap, semua ruangan terlihat gelap.

Dalam kegelapan, jeno melangkah menuju suara tangisan bayi yang semakin jelas terdengar.

Jeno menuruni anak tangga dengan langkah pelan. Suara itu semakin jelas, jeno yakin suara tangisan itu berasal dari luar.

Kembali dengan langkah pelan namun pasti jeno berjalan menuju pintu.

Suara kini semakin jelas, deru nafas jeno tiba tiba memburu. Dengan gerakan pelan jeno membuka pintu dan betapa terkejutnya jeno ketika pintu terbuka ia melihat seorang bayi tergeletak di depan pintu rumahnya.

Bersamaan dengan itu, jeno bangun dari tidurnya. Ternyata jeno bermimpi.
Keringat dingin membasahinya, ia pun mencoba menetralkan detak jantungnya.

Menenangkan diri, jeno meraih segelas air dan meneguknya hingga tandas.

Sudah merasa lebih tenang, jeno kembali meletakkan gelas kosong di atas nakas, ia memejamkan matanya sejenak. Tarik nafas panjang dan kemudian hembuskan.

Mimpi yang baru saja ia dapatkan benar benar mimpi buruk baginya.





...

Lain jeno lain pula dengan jisoo.

Di saat jeno baru saja di bangunkan oleh mimpi, jisoo sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.

Pikiran buruk dan rasa takut terus saja menghantuinya.

Bagaimana jika sesuatu yang tengah ia pikirkan terjadi, bagaimana nanti ia harus menghadapi kedua orang tuanya.

Resah, jisoo memejamkan sejenak matanya, bersamaan dengan itu air matanya mengalir jatuh membahasi pipinya.







...

Bersambung ..








..

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang