Plakkkk ...
Satu tamparan mendarat mulus di pipi jeno.
Untuk pertama kalinya, tangan dara di gunakan untuk menghukum putra kesayangannya itu.
Senakal apapun jeno dulu, tapi dara tidak pernah sampai memukul jeno, ia masih bisa memaklumi sikap nakal jeno. Tapi kali ini berbed, sudah tidak bisa di toleransi lagi menurut dara.
" jangan bilang kalau testpack yang pernah mama lihat itu punya jisoo .." dara mengingat kembali akan satu benda yang merupakan alat tes kehamilan yang pernah ia lihat tempo hari.
" apa itu punya jisoo ..?" Tanya dara lagi.
Jeno mengangguk mengiyakan.
Helaan nafas kasar dara hembuskan, donghae bahkan sampai memijat pangkal hidungnya yang terasa begitu sakit.
" otak kamu itu di taruh di mana sih .. apa otak kamu itu cuma kamu jadiin pajangan .. coba gunakan untuk berpikir, apa yang akan terjadi setelah ini .. hidup kalian berdua akan hancur .. masa depan kalian akan suram .. bahkan tak tentu arah .." akhirnya donghae angkat bicara. Ia sudah tak tahan lagi akan prilaku buruk putranya.
" jujur .. papa malu sama jisoo, sebelum mereka datang, papa sama mama ngomongin dia, bahkan mama sampai menjelek jelekkan jisoo .. tapi ternyata apa, semua yang terjadi itu karena ulah kamu .."
" maaf pa .. kita dalam keadaan gak sadar waktu itu .." akhirnya jeno berbicara, namun tak lama ekspresi wajahnya berubah, jeno seolah menyesali kata katanya.
" jisoo pasti menggoda kamu, iya kan.. ?" Kata dara, ia masih tak bisa menerima jika putranya turut andil dalam masalah yang sudah terjadi.
Seketika jeno mendongkak. Dan melihat dara yang tengah menatapnya penuh harap, dara berharap jeno mengatakan iya. Agar ia punya alasan untuk membuat masa depan putranya kembali cerah.
Harapan hanya tinggal harapan, dara kembali harus menelan pil pahit kala jeno menggelengkan kepala.
Lemas dara menjatuhkan tubuhnya dan kini ia terduduk di atas soffa.
Keheningan tiba tiba melanda, ketika semua terdiam dan tak ada yang berbicara. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar.
Dara duduk dengan menatap kosong tak tentu arah, sementara donghae duduk dengan tatapan mata ke arah jeno yang tengah terduduk.
Keheningan seketika sirna ketika helaan nafas seseorang terdengar. Jeno mendongkak, itu helaan nafas ayahnya, kemudian ia melihat donghae berdiri. Donghae melangkah mendekati jeno, menatap jeno sejenak kemudian donghae melangkah pergi begitu saja meninggalkan jeno tanpa mengatakan sepatah kata apapun.
Kini hanya ada jeno dan dara, dara menatap tajam jeno.
Jeno yang memang bersalah tak mampu menatap balik ibunya, ia menunduk.
Dengan menatap nyalang jeno, dara bangkit dari duduknya. Kemudian ia melangkah pergi meninggalkan jeno.Di tinggal sendiri, jeno menghela nafas frustasi bahkan ia menarik kasar rambutnya kebelakang.
Jeno duduk, kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tak lama kedua bahunya bergetar, jeno menangis malam ini.
..
cemas, khawatir, dan takut terlihat jelas di wajah yonna.
Duduk sendiri di soffa ruang tamu, yonna menunggu suami dan putrinya pulang. Entah kemana mereka pergi, yonna tidak tahu.
Ia berharap keduanya pulang dalam keadaan baik baik saja.Ceklek
Seseorang membuka pintu dengan kasar, yonna mengalihkan perhatiannya. Seketika ia bangkit dari duduknya kala melihat suami dan putrinya masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA TAPI ..!
FanfictionAKU MENCINTAI MU TANPA TAPI AKU MENYAYANGI MU TANPA TAPI