10

509 76 6
                                    

Dengan secangkir kopi, nyonya lee berjalan menuju tuan lee yang dengan duduk bersantai di ruang keluarga.

Kopi yang ia buat untuk sang suami ia letakan di atas meja, kemudian nyonya lee duduk di samping suaminya yang mulai menyesap kopi yang di buat oleh istrinya.

" pa .. "

Panggilan dari nyonya lee membuat tuan lee menoleh, dari tatapan matanya nyonya lee terlihat serius, tuan lee pun memilih meletakan kembali kopinya dan fokus kepada istrinya.

" tadi kan mama ngumpul sama teman teman mama, salah satunya tetangga jisoo .."

" jisoo ?" Tuan lee memotong, bertanya perihal nama jisoo yang di sebutkan istrinya.

" jisoo putrinya kim yonna .." nyonya lee menjelaskan.

" kenapa dia ..?"

" kata tetangganya badan dia sekarang gemuk, bikin heran .. "

" bikin heran gimana ..?"

" ya .. tetangga yang mana sih yang gak heran ngeliat anak gadis orang gemuk, kan aneh .. mungkin aja dia lagi ham .."

" huuuusss .. gak boleh berpikiran buruk .." tuan lee memperingati.

Mengeluarkan dengusan karena di peringatkan, nyonya lee ternyata tak berhenti sampai di sini. Ia kembali bersuara.

" di jaman sekarang bisa aja satu hal memalukan terjadi, dan mungkin satu hal itu sedang di alami keluarga kim .."

Tuan lee diam, ia mulai memikirkan ucapan istrinya. Namun ia buru buru membuang itu semua dan kembali berpikiran positif.

" belum tentu juga .."

" kita harus ekstra jagain jeno .. kalau perlu 24 jam kita pantau .."

Tuan lee terkekeh menanggapi ucapan istrinya, kemudian ia menganggukan kepala. Tuan lee tahu jika istrinya hanya khawatir akan masa depan putranya yang bisa saja mendapat gangguan. Maka dari itu tuan lee menyetujui saran istrinya yang akan memantau segala aktivitas jeno.







..

Jauh di tempat lain. Jisoo tengah duduk dengan kedua tangan di atas lutut dan kepala tertunduk.

Yonna alias nyonya kim tak bisa lagi merahasia apa yang tengah terjadi terhadap putrinya.

Bak seorang tersangka yang tengah duduk dalam persidangan, jisoo berkali kali mendapat pertanyaan.

Meski banyak, tapi pertanyaan yang di lontarkan hanya satu yaitu kata siapa.

Siapa ayahnya.

Siapa yang harus bertanggung jawab.

Dan siapa yang harus menikahi jisoo.

Hanya diam tak menjawab, jisoo menangis dalam wajah yang tertunduk.

Yonna yang sudah tahu siapa yang harus bertanggung jawab mencoba menenangkan suaminya.

Yonna belum berniat memberitahu suaminya, ia ingin tahu apakah jisoo akan berbicara dengan jujur, jika jisoo hanya diam, maka yonna baru akan memberitahu siapa yang harus bertanggung jawab.

" jawab jisoo jangan cuma nangis, kamu pikir dengan menangis semua masalah selesai .." bentak tuan kim, bahkan ia memukul keras meja dengan majalah yang ia gulung.

Yonna dan jisoo tersentak dengan suara pukulan itu.

Yonna kembali menenangkan suaminya, ia takut suaminya berbuat yang lebih jauh kepada jisoo.

" kamu gak mau ngomong, ok .. sekarang juga ikut papa kerumah sakit .. buat apa kamu lahirin bayi yang nantinya akan jadi aib buat keluarga kita .."

Seketika jisoo mendongkak, ia kembali terkejut kali ini dengan kalimat tak terduga yang di ucapkan ayahnya.

Dengan wajah berurai air mata jisoo menggeleng, ia menolak satu hal yang ayahnya inginkan.

" maka dari itu kamu kasih tahu papa siapa yang harus bertanggung jawab .." tuan kim kembali membentak, hal itu membuat jisoo memejamkan matanya karena takut.

" jawab atau papa seret kamu sekarang juga .." ancam tuan kim, ia mendekati jisoo dan bersiap menarik jisoo agar beranjak dari duduknya.

Yonna panik, ia bersiap membuka mulut dan memberitahu suaminya perihal laki laki yang harus bertanggung jawab atas bayi yang ada dalam kandungan jisoo.

" jeno .."

Bukan suara yonna, tapi itu suara jisoo.

Yonna kembali merapatkan bibirnya, ia bernafas lega. Akhirnya jisoo mengakui.

Tuan kim menatap jisoo dengan tatapan yang sulit di artikan, ia seolah bertanya perihal kebenaran nama yang baru saja ia dengar dari mulut jisoo.

" jeno .. lee jeno ..?" Tanya tuan kim memastikan jika ia tidak salah dengan lelaki yang di maksud jisoo.

Jisoo menganggukkan kepalanya.

Hembusan nafas kasar tuan kim keluarkan, ia pun mengusap kasar wajahnya. Tak lama tuan kembali menatap jisoo. Ia mendekati jisoo dan tanpa di duga ia menarik tangan jisoo agar bangkit dari duduknya.

Berhasil, dalam satu tarikan kini jisoo berdiri.

" ayo ikut papa .."

Jisoo terkejut, ia menggeleng gelengkan kepalanya menolak ajakan ayahnya, tapi tarikan tangan tuan kim terlalu kuat membuat jisoo mau tak mau mengikuti langkah ayahnya.

Di belakang keduanya, ada yonna yang berjalan mengikuti dengan rasa khawatir yang begitu besar. Ia berusaha menghalangi suaminya agar tidak bertindak gegabah dan berujung membahayakan putrinya.






" masuk .." kata tuan kim yang kini sudah membuka pintu mobil untuk jisoo.

Jisoo terdiam, tubuhnya gemetar, ia ketakutan.

" pa .. kita bisa bicarakan baik baik .." yonna berusaha membujuk suaminya.

Mengabaikan, tuan lee mendorong pelan tubuh jisoo agar masuk ke dalam mobil.

Rasa takut begitu tinggi. jisoo menuruti, ia pun masuk ke dalam mobil yang kemudian di ikuti oleh sang ayah yang masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

Yonna berniat masuk, namun tuan kim sudah lebih dulu melajukan mobilnya meninggalkan yonna begitu saja.

Yonna panik, ia khawatir akan putrinya. Dengan bahu yang bergetar karena menangis, yonna menyatukan kedua tangannya memohon doa.











...

Bersambung ..

Jisoo mau di bawa kemana ya ..

See you

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang