Terganggu.
Tidur jisoo terganggu oleh cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela.
Mata jisoo mengerejep kemudian ia mulai membuka kelopak matanya secara perlahan.Jisoo terdiam ketika matanya terbuka dengan sempurna. ia ingat, tempatnya saat ini berbeda dengan tempat semalam di mana ia memejamkan matanya.
Jisoo tersenyum tipis, ia yakin pasti jeno yang sudah memindahkan dirinya ke kamar.
Jisoo menoleh ke samping dan ternyata jeno masih berada dalam dunia mimpinya.
Jisoo merubah posisi tubuhnya, yang tadinya berbaring kini duduk dan menatap jeno.
Tak lama tangan jisoo terulur mengusap rambut hitam milik jisoo.
Terus mengusap hingga jeno terusik dan menggeliat dalam tidurnya. Tapi, hal itu tidak membuat jeno membuka matanya. Justru jeno kembali masuk ke dalam mimpinya.Jisoo terkekeh melihatnya, jeno terlihat menggemaskan jika sedang tidur menurut jisoo.
Menyudahi kegiatannya mengganggu sang suami yang tengah tidur, jisoo kini beralih menatap jam weker di atas nakas tempat tidurnya.
Seketika mata jisoo membulat. Jam sudah menunjukan pukul 07.30.
Jisoo panik, terlalu nyenyak tidur membuatnya bangun kesiangan.Bergegas jisoo turun dari tempat tidurnya. Kaki jisoo yang sudah menapak di lantai kini ia ayunkan berjalan menuju meja riasnya. Tujuan jisoo adalah melihat ponselnya.
Tak lama helaan kasar terdengar. Pantas saja ia bangun kesiangan, ternyata jisoo lupa menghidupkan alarm di ponselnya.
Meninggalkan ponselnya, kaki jisoo kembali berayun melangkah mendekati jeno yang semakin larut dalam mimpinya.
Entah apa mimpi yang tengah di alami jeno, hingga ia tidur begitu lelap. Bahkan tidak mendengar suara kicauan burung dan suara kokokan ayam yang selalu menjadi alarm alam bagi manusia.
Jisoo menyentuh lengan jeno, menggoyangkan pelan guna membuat jeno bangun.
" jen .. Ayo bangun .. Udah siang .. " kata jisoo berusaha membuat suaminya membuka mata.
Tak berhasil, Jeno hanya menggeliat dan kembali tidur.
Jisoo mendesah pelan. Kemudian ia mendudukkan tubuhnya di sisi tempat tidur di dekat jeno berbaring.
Jisoo kembali mengguncangkan tubuh jeno " jeno .. Ayo bangun .. " tapi lagi-lagi jeno hanya menggeliat.Lagi, jisoo kembali harus mendesah pelan. Usaha pertama dan kedua gagal. Kali ini dia mencoba usaha yang ketiga, dan semoga untuk kali ini berhasil, doa jisoo dalam hatinya.
" jen .. Jeno .. Bangun udah siang nanti kamu terlambat .. "
Jeno kembali menggeliat, jisoo menatap penuh harap. Ia berharap jeno membuka matanya dan ia tidak harus menggunakan usaha ke empat.
Mata jeno mengerejap, jisoo tersenyum senang. Tak lama mata jeno terbuka sempurna, meski pun masih terlihat wajah bantalnya.
Jeno tersenyum, jeno dengan wajah bantalnya menyipitkan mata menatap jisoo yang tersenyum padanya.
" kenapa ..? " tanya jeno, jisoo membulatkan matanya. Bukankah jeno harus bangun untuk pergi bekerjanya ? Lalu untuk jeno bertanya kenapa ?.
Jisoo menghela nafas " ayo bangun, terus mandi, aku mau bikin sarapan, udah setengah delapan lewat, kamu udah terlambat lho .. " jisoo menjelaskan.
Bukan terkejut ketika mendengar kata terlambat. Jeno justru menatap jisoo dengan kedua alis yang saling bertaut.
Melihat itu jisoo mengerutkan dahinya " kok diem, ayo bangun .. " jisoo menarik tangan jeno agar jeno bangkit dari tidurnya dan menuruti perintah jisoo.
Bukannya menurut jeno malah kembali memejamkan matanya, tangannya kemudian terulur meraih bantal milik jisoo, kemudian ia pakai untuk menutup wajahnya.
Jisoo mendengus dibuatnya, jeno benar-benar membuang waktunya " jeno bangun ih, kamu mau di pecat karena datang terlambat .. " jisoo berusaha membuat jeno bangun sembari menarik tangan jeno.
Tak menggubris jeno tetap diam dalam posisinya.
" jeno nyebelin banget sih .. " kesal jisoo
" hari ini jatah libur ji .. " kata jeno, kemudian ia menjauhkan bantal yang menutup wajahnya.
Mata jeno terbuka menatap wajah jisoo yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan." kenapa ..? " tanya jisoo, bingung dengan tatapan jisoo.
Jisoo memejamkan matanya, ia menarik nafas dalam kemudian menghembuskan dengan kasar. Detik berikutnya jisoo membuka mata kemudian menatap jeno dengan tatapan tajam.
Jeno kini mengerutkan dahinya.
" bilang donk dari tadi, kalau bilang kan aku gak bakal gangguin tidur kamu terus, aku pikir kamu masuk kerja gak libur .. Nyebelin banget sih kamu pagi-pagi .. " jisoo menggerutu, kini ia memberengut, dan menatap kesal ke arah jeno.
Bukan takut, jeno justru terkekeh. Jeno merubah posisi berbaring menjadi duduk bersandar.
Jisoo mendengus melihat jeno menertawakannya.
" lucu banget sih kalau lagi ngomel .. Dari pada ngomel mending tidur lagi aja, tuh kasian dedek bayinya juga masih ngantuk .. Ayo sini tidur lagi .. " goda jeno, menepuk sisi kosong di sampingnya menyuruh jisoo kembali berbaring.
Jisoo mendelik tajam, ia tak tergoda dengan rayuan jeno. Bagi jisoo, jeno pagi ini sangat menyebalkan, apa lagi senyum tengilnya, benar-benar membuat jisoo mulai.
" ayo sini .. " kata jeno kembali menepuk sisi kosong di sampingnya.
Jisoo mendengus, kemudian ia bangkit dari duduknya " males banget, kata orang gak baik males-malesan di pagi hari, nanti rezekynya di bawa kabur ayam , mending aku beres-beres rumah " kata jisoo kemudian ia mengangkat kakinya siap melangkah.
Tapi, niat jisoo urung terlaksanakan karena tiba-tiba jeno menarik tanganya dan membuat jisoo jatuh di pangkuan jeno.
Jisoo terkejut, mata berkali-kali mengerejap. Wajahnya sangat dekat dengan wajah jeno.
Dalam wajah terkejut, jisoo melihat bibir jeno yang tersenyum. Seketika rasa mual yang jisoo rasakan tadi hilang.
Kini justru berganti dengan tatapan penuh kekaguman. Jisoo terpana menatap wajah jeno dari jarak dekat, meski sudah sering, tapi entah mengapa menurut jisoo kali ini jauh berbeda.Jisoo masih terpaku menatap jeno, dalam tatapannya, jisoo berdoa dalam hati. Jika nanti bayi yang lahir laki-laki, jisoo ingin anaknya mewarisi ketampanan jeno.
...
Bersambung ..
Gue yang nulis, gue yang gemeteran .. BAPERRRR 😭😭😭😭😭
Padahal cuma begini doank, ampun dah ..
Abis tatap tatapan mereka ngapain ya .. 😁
See you ..
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA TAPI ..!
FanfictionAKU MENCINTAI MU TANPA TAPI AKU MENYAYANGI MU TANPA TAPI