51

316 62 17
                                    

Memarkirkan motornya di tempat parkir rumah sakit dengan asal, kemudian Jeno berlari untuk masuk ke dalam rumah sakit.

Terlalu panik membuat Jeno melupakan satu hal, Kunci motornya masih menggantung pada tempatnya. Beruntung ia datang tidak sendiri, ada Jaemin yang menemaninya.

Jaemin berdecak, kemudian ia menggeleng-gelengkan kepala. Pahams situasi, Jaemin mencabut kunci motor milik Jeno dan kemudian ia melangkah cepat menyusul Jeno yang sudah tak terlihat.

Di dalam Jeno berlari menuju ruang operasi yang sudah diberitahu sebelumnya oleh Dara.

Sepanjang perjalanannya, Jeno terus bergumam merapalkan doa guna keselamatan Jisoo dan juga bayinya.


Dara dan Donghae sudah terlihat di mata Jeno. Jeno semakin mempercepat larinya.

" Ma, Pa . Jisoo gimana .? " tanya Jeno, nafasnya tersegal-segal. Bahkan Jeno sampai membungkuk guna menetralkan deru nafasnya.

Dara dan Donghae menoleh, kemudian Dara berdiri mendekati Jeno.

" kamu ini dari mana aja, sih. Apa gunanya punya Hp kalau di telephone aja susah banget . " bentak Dara benar-benar kesal dengan putra sematawayangnya ini, di saat kondisi genting, Jeno malah sulit di hubungi.

Jeno menegakkan tubuhnya, wajahnya terpancar penuh rasa penyesalan. " maaf, Ma. Tadi pas Mama nelephone dosen di kelas lagi jelasin materi kuliah " Jeno menjelaskan alasannya tidak bisa menjawab panggilan telephone dari Ibunya.

" emang kamu gak bisa keluar dulu, kan bisa kamu izin, pura-pura ke kamar mandi, kek. Susah amat nyari alasan. " Dara yang masih kesal tidak bisa begitu saja menerima alasan yang diberikan Jeno.

Bagi Dara alasan apapun tak ada gunannya, karena dalam hal ini ada hal yang lebih penting. Dua nyawa sedang dipertaruhkan.

Donghae yang begitu mengerti Dara segera menenangkan Dara. Ia menyuruh Dara berhenti sembari mengusap lembut punggung istrinya. " sudah, Ma. Lebih baik kita berdoa untuk keselamatan Jisoo dan bayinya. " Donghae membawa Dara untuk duduk kembali di kursi tunggu yang tersedia.

Dara menurut, lagi pula ia merasa lelah. Begitu kedua orangtuanya duduk, Jeno pun turut ikut. Ia duduk disamping Donghae yang sedaritadi setia menenangkan Dara.

Di samping Jeno, Jaemin duduk. Kemudian ia menepuk pelan bahu Jeno.
Tindakan Jaemin membuat Jeno menoleh padanya, kemudian Jaemin memberi senyum. " tenang, gue yakin mereka baik-baik aja. " Kata Jaemin sebisa mungkin ia mencoba menguatkan sahabatnya meski ia sadar tidak mudah tenang dalam situasi seperti ini.

Jeno sendiri mengangguk pelan merespon kalimat yang Jaemin ucapkan.




Detik berjalan, menit pun berlalu. Setelah menghabiskan waktu sekitar 2 jam, akhirnya Dokter Anne yang mengenakan pakaian berwarna hijau ciri khas seorang dokter yang tengah melakukan tindakan operasi keluar dari dalam ruangan.

Sontak semua yang ada di sana berdiri. Jeno dan Dara berjalan cepat menghampiri Dokter Anne.

" gimana, Tan.? " Tanya Jeno sudah pasti.

Dokter Anne membuka masker yang menutupi mulutnya, kemudian ia menyunggingkan senyum. Seketika rasa panik yang mereka alami mereda.
Sepertinya ada kabar baik lagi.

" keduanya selamat, dan buat kamu Jeno, selamat ya, jagoan udah lahir kedunia. "

Dara, Donghae, dan Jaemin sontak mengucap syukur. Sedang Jeno, ia loading. Ia masih mencerna ucapan dokter Anne.

Melihat bagaimana ekspresi Jeno. Dara, Donghae, Jaemin, bahkan Dokter Anne menggelengkan kepala. Dara sampai ingin memukul kepala Jeno karena gemas dengan tingkah Jeno yang tidak langsung paham.

Keinginan Dara untuk memukul kepala Jeno pada akhirnya diwakili Jaemin.

" BEGO, anak elu cowok kata Tante Anne. " kata Jaemin gemas.

Jeno kini sadar, ia pun akhirnya menoleh kearah Jaemin dan memberi Jaemin dengusan.

Dara memutar bola matanya malas, sedangkan Donghae dan Dokter Anne terkekeh serta menggelengkan kepala.

" jadi kapan Jisoo sama bayinya pindah keruang perawatan.? " Dalam hal seperti ini Dara lah yang lebih banyak bertanya. Jeno sendiri, entahlah mungkin dia masih loading.

" sebentar lagi,. begitu selesai dibersihkan, bayinya akan langsung di bawa ke ruang perawatan khusus bayi. sementara untuk Jisoo, agar istirahatnya tidak terganggu, kita memberinya obat penenang, mungkin sekitar dua jam atau dua jam lebih Jisoo baru sadar. "

Dara dan Donghae mengangguk paham.

Tak lama perawat keluar, ia mendorong bayi mungil yang baru saja lahir ke dunia.

Sontak Dara dan Donghae mendekat, sementara Jeno mematung di samping Jaemin yang tengah mengumpati Jeno dalam hatinya.

Ini Jeno nyawanya masih di kampus kah.? Atau tertinggal setelah mendapat kabar jika Jisoo akan melahirkan. Runtuk Jaemin dalam hatinya.

Dara dan Donghae melihat cucu pertamanya, Dara tersenyum dalam rangkulan Donghae.

Kemudian Donghae beralih pada Jeno, Donghae menggelengkan kepala ketika melihat putranya yang hanya diam.

" Jen. Itu anak elu udah keluar, gak mau liat, kalau gak mau buat gue aja " celetuk Jaemin ingin menyadarkan Jeno dengan kalimat nyelenehnya.

Sontak Jeno menoleh dan menatap tajam Jaemin.

" apa ? " kata Jaemin menantang. " adzanin itu anak elu, apa gue yang ngadzanin. " kata Jaemin lagi.

Jeno mendengus kemudian melangkah menghampiri putranya.

Jeno memperhatikan wajah putranya, terlihat begitu mirip dengan dirinya. Tak lama bibir Jeno tersenyum. detik ini, menit ini dan di hari ini resmi statusnya kembali berubah, Dari menjadi seorang anak, menjadi suami, dan kini menjadi seorang Ayah.









...


Bersambung

Kocag si Jeno 🤣🤣🤣🤣🤣

Sabar ya, untuk part selanjutnya ..

Ini beneran bakal panjang storynya, semoga kalian gak bosen.

See you

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang