58

318 54 10
                                    

" sore semuanya ... " sapa dokter Anne.

Jisoo menyambut dengan senyum, begitu pula dengan Jeno dan Yonna.

Bagaimana Dara ? Bukannya membalas sapaan Anne, Dara justru memcebikkan bibirnya dan memutar bola matanya malas.

Menanggapi sikap kakak sepupuhnya yang terlihat begitu kekanakkan, Anne terkekeh pelan.

Kemudian ia melangkah mendekati Jisoo.

" dari mana aja sih kamu, kita itu udah siap pulang, cuma tinggal nunggu intruksi dari kamu " Dara menggerutu.

Raut wajah Jisoo berubah, ia merasa tak enak dengan dokter Anne. Berbeda dengan Jisoo, Jeno justru menggelengkan kepalanya.

" kamu pikir pasien aku cuma Jisoo " sahut Anne tak mau kalah.

Ini lah yang Jeno khawatirkan, sahutan dari Anne akan memancing ibunya, dan sebentar lagi keduanya pasti akan berdebat.

Jisoo dan Yonna melebarkan matanya, terkejut. Dan seketika Jisoo panik.

Jisoo menoleh kepada Jeno, ia menarik pelan lengan Jeno.

Jeno merespon ia menoleh, dan melihat dengan jelas wajah panik istrinya itu.

Jeno paham apa yang Jisoo khawatirkan. Ia pun mencoba memberi pengertian. " santai aja, udah biasa. Entar juga akur lagi. "

Jisoo mengerutkan dahinya, ia masih tak paham. Tapi tak lama Jisoo menghela nafas kasarnya.
Ia pun kembali mengalihkan perhatiannya kepada Dokter Anne dan Ibu mertuanya.

" ya udah sana cepet liat Jisoo, kita udah gak betah di sini pengen pulang. " Dara kembali bersuara.

Anne berdecih, " yang pengen pulang dan gak betah itu kamu bukan Jisoo. " sahutnya.

Dara mencibir, kemudian ia membiarkan Anne mendekati menantunya.

" udah ngerasa lebih baik kan ? Obat yang tadi tante kasih jangan lupa di minum ya, terus kalau nanti ada keluhan kamu langsung aja hubungi tante. Jangan nunggu Jeno atau yang lainnya mereka itu lemot " canda Anne di akhir kalimat.

Jisoo terkekeh, Jeno mendengus, sedangkan Dara kembali memutar bola matanya malas.

" kebanyakan ngomong, udah deh beri izin kita untuk pulang. "

" Sabar " sahut Anne gemas dengan tingkah Dara.

" semuanya udah di kemaskan, kamu yang bawa mobil, Jen. ? " tanya Anne, Jeno mengangguk.
" hati-hati ya, jangan ngebut bawa mobilnya. " sambung Anne.

Jeno menghela nafas pelan, " iya Tante. " sahut Jeno.

" sini biar Tante yang gendong bayi kamu, Jeno bantu Jisoo turun dari brankar. " Anne sudah memberi perintah, itu tandanya mereka sudah di izinkan untuk pulang.

Jeno mengangguk, Yonna yang mendengar pun segera meraih tas dan beberapa bungkusan yang ada di dalam ruangan itu.

Saat Jisoo akan memberikan bayinya pada Anne, Dara bersuara. Alhasil, Jisoo pun menghentikan gerakan tangannya yang akan menyerahkan bayinya kepada Anne.

" enggak bisa, sini biar Mama aja yang gendong. " Dara mendekat dan hendak mengambil alih bayi kecil milik Jisoo dan Jeno.

Jisoo dan Jeno saling tatapan, Jisoo bertanya pada Jeno lewat tatapan matanya.

Jeno pun tak diam, ia menjawab dengan mengedikkan bahunya.

Yonna sendiri kembali terkekeh, kelakaun dua wanita yang sudah tidak muda itu terlihat lucu. Bisa -bisa mereka berebut bayi yang kedua orangtuanya jelas-jelas ada di antara mereka.

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang