Dara menggeliat ketika suara pagi menyapa telinganya.
Ia pun merubah tubuhnya yang berbaring menjadi duduk. Baru saja nyawanya terkumpul, Dara sudah dikejutkan dengan satu hal yang ia lihat.
Ia melihat Jisoo yang hendak turun dan dibantu oleh Yonna.
Dara yang merasa tak enak hati segera bangun.
" Aku kira kalian belum bangun, ternyata Aku yang kesiangan. "
Dara merasa malu, ia pun mendekati Jisoo yang kini sudah berdiri sempurna berkat bantuan Yonna.Melihat bagaimana ekspresi Dara, Yonna dan Jisoo terkekeh.
" Gak apa-apa, Dara. Kemaren-kemaren kan tidur kamu pasti gak nyenyak gara-gara harus siaga sama Jisoo. "Dara tersenyum menanggapi ucapan besannya itu.
Ya, memang yang dikatakan Yonna benar adanya. Sebelum kejadian yang menimpa Jisoo, ia selalu terjaga dikala malam hari menyapa. Dara tak bisa nyenyak tidur, ia takut Jisoo mengalami kontraksi padahal ia tahu betul pada saat itu Jisoo belum waktunya melahirkan." kamu mau bantuin Jisoo ke kamar mandi ? " tanya Dara meski dia sudah tahu jawaban yang akan Yonna berikan.
Tentu saja Yonna menganggukkan kepalanya.
" ya sudah. kalau gitu, aku mau siapin sarapan dulu. " katanya dengan senyum yang baru pertama kali Jisoo lihat. Senyuman yang begitu tulus, senyuman penuh keramahan.
Yonna dan Jisoo menganggukan kepala. setelah itu, Dara melangkah untuk keluar dari kamar tamu yang ditempati Jisoo dan bayi nya untuk sementara waktu.
Dara membuka pintu kamar tamu dengan perlahan, ia pun keluar dan kembali menutup pintu dengan perlahan.
Dara melangkah terus, hingga matanya dibuat terbelalak ketika ia melihat pemandangan pagi yang menurutnya sangat merusak mata.
Dara mendengus, wajah cerianya seketika sirna berganti dengan wajah jengkel dan siap menerkam mangsanya.
" Astaga Jeno, Jaemin. Buruan bangun, matahari udah diatas. "
Pemandangan merusak mata yang Dara maksud adalah dua orang lelaki yang saat ini terbaring tak beraturan di lantai ruang tamu.
Suara bising Dara tentu saja membuat kedua pria itu menggeliat.
" masih malem, Ma. " itu suara Jaemin. Ia kembali tidur menindih perut Jeno dengan kakinya.
Jeno pun mendengus, jelas merasa terganggu. Ia pun menghempaskan dengan kasar kaki Jaemin yang berada diatas perutnya.
" Malem dari mana, Buruan kalian bangun. Kalau enggak, Mama siram pake air panas. " geram Dara.
Jeno bangkit, ia pun menggaruk kepalanya. " emang kita ayam apa, Ma. Ampe harus disiram air panas. "
Dara memutar bola matanya malas, menghadapi Jeno dan Jaemin akan membuatnya naik darah.
" selalu aja ngejawab, buruan bangun. Masa kamu kalah sama anak kamu, bahkan dia udah bangun dan udah mandi. "" iya iya, ini udah bangun. Aku masih ngantuk gara-gara semalam ganti popok dia dulu " Jeno menjelaskan kenapa ia masih ingin memejamkan matanya.
Kemudian Jeno melangkahkan kaki, ia berjalan naik ke lantai atas rumahnya.Tatapan Dara kini tertuju pada Jaemin. Jaemin yang sudah duduk tapi matanya masih terpejam, membuat Dara harus menggelengkan kepalanya.
Jika Jaemin bukan keponakannya, mungkin ia sudah menendang Jaemin sejak tadi." Mau bangun atau Mama tendang keluar. " ancam Dara pada keponakannya yang sejak kecil memanggilnya Mama.
" astaga, Mama. Ini udah bangun, cuma matanya gak mau melek " sahut Jaemin. Kemudian ia malah merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA TAPI ..!
FanfictionAKU MENCINTAI MU TANPA TAPI AKU MENYAYANGI MU TANPA TAPI