52

307 51 5
                                    

" permisi, ya. Bayinya harus segera dibawa keruang inkubator. " kata salah satu Suster sembari tersenyum ramah.

Semua orang yang berada di dekat bayi itu pun mengangguk, kemudian bayi merah milik Jeno dan Jisoo itu pun dibawa pergi oleh Suster tersebut.

Mereka masih memandangi bayi kecil itu hingga tak terlihat lagi.

Selang beberap menit. Derap langkah kaki yang melangkah cepat terdengar.

Mereka menoleh, dan melihat Yonna dan Siwon yang tengah berjalan dengan begitu tergesa, jangan lupakan wajah panik mereka.

" Bagaimana keadaan Jisoo. ? " tanya Yonna begitu ia tiba di dekat besan dan menantunya.

Setelah diberi kabar oleh Jeno, Yonna dan Siwon segera meninggalkan pekerjaannya dan lebih memilih menemui putrinya.

" Jisoo baik, dan bayinya pun baik. " Donghae menjawab.

Yonna dan Siwon bernafas lega, bahkan Yonna terdengar mengucapkam syukur.

Setelah mendapat kabar baik, ruat wajah Siwon berubah.
Ia menatap nyalang kearah Dara dan juga Donghae.

Jeno dan Jaemin yang sadar saling tatap, Keduanya yakin akan ada percikan api sebentar lagi. Dan ternyata dugaan keduanya benar, Siwon memaki Dara dengan kata-kata kasarnya.

" gimana sih, kalian. Kamu Dara mau jadi mertua kurangajar, hah. Kenapa kamu gak ngabarin kita di saat Jisoo nyaris merenggang nyawa. "

Yonna mengusap lengan suaminya itu. " Pa, tenang, pa. "

Donghae siap untuk berbicara, namun gagal karena suara Dara mendahului.

" maaf, Aku panik, yang aku pikirin cuma keselamatan Jisoo dan bayinya, jadi Aku sama sekali gak kepikiran buat hubungin kalian. " kata Dara sembari menundukkan kepalanya.

Semua terkejut, menatap tak percaya kearah Dara. Bahkan Jaemin sampai membuka mulutnya.

Ini pertama kalinya Dara yang angkuh dan cuek merendahkan diri demi seorang wanita bernama Jisoo. Bahkan Yonna sampai tersentuh, ternyata Dara begitu menyayangi Jisoo.

" halah, bilang saja kalau kamu memang berencana tidak mau memberitahu kita perihal kecelakaan yang menimpa Jisoo. Supaya kamu tidak disalahkan dan kami menganggap Jisoo melahirkan dalam keadaan normal." Siwon masih tidak terima, ia benar-benar kesal dengan besannya itu.

Dara mendongkak, menatap tajam Siwon dengan mata memerah dan berair. " Aku gak pernah berpikir seperti itu, yang Aku pikirin saat itu cuma Jisoo sama bayinya. "

Donghae menghela nafas, seketika rasa pening datang melanda, ia pun memijat pangkal hidungnya guna menghilangkan rasa pening itu. " Siwon, sudah tenang. Apa permintaan maaf dari istri saya belum cukup buat kamu. Bagaimanapun Dara yang sudah berusaha mati-matian membawa Jisoo ke rumah sakit. Coba kamu bayangkan kalau pada saat itu terjadi, Dara gak ada di rumah, kita gak tau apa yang terjadi selanjutnya sama Jisoo dan bayinya. "

" maaf saja belum cukup, coba kamu pikirkan sekarang kalau misalkan Jisoo tidak selamat, siapa yang paling menderita dalam hal ini, tentu saja kami, bukan kalian. "

Jeno pun maju mendekat, ia paham jika tidak ada yang jadi penengah maka akan segera terjadi keributan.

Saat tidak lucu, orang sakit yang ada di rumah sakit ini akan terganggu karena keributan yang terjadi. Bukannya sembuh, yang ada malah tambah sakit.

" Pa, Papa duduk dulu biar lebih tenang, Jisoo baik-baik aja, pa. Dia sedang dalam perawatan Tante Anne. " Jeno menyentuh lengan mertuanya, mencoba membawa Siwon untuk duduk di kursi yang tersedia.

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang