38

316 57 0
                                    

Alarm selamat pagi berdering, dalam posisi berbaring jisoo menggeliat.

Perlahan matanya yang terpejam digerakan, kemudian mata jisoo yang terpejam itu terbuka dengan sempurna.

Tiba tiba ekspresi wajah jisoo nampak terkejut, ia mengedarkan pandangannya. Kemudian jisoo menoleh ke samping, kini ia melihat jeno yang terlelap di sampingnya.

Jisoo merubah posisi tubuhnya, berbaring miring menghadap jeno yang kebetulan berbaring miring menghadap jisoo.

Tak lama jisoo tersenyum, kini ia sadar pasti jeno yang sudah membawa jisoo masuk ke dalam kamar pribadi mereka.

Masih menatap wajah terlelap jeno, tak lama tangan jisoo terulur mengusap pucuk kepala jeno. Hal itu membuat jeno terusik dan menggeliat, namun tidak membuat jeno terbangun. Setelah bergerak, jeno kembali tertidur.

Jisoo terkekeh.

Merasa waktu sudah semakin siang, pada akhirnya jisoo memilih untuk bangun. Selimut yang menutupi sebagian tubuhnya ia sibakkan, kemudian jisoo menurunkan kedua kakinya kelantai. Jisoo bangun dan kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Hanya mencuci wajahnya, tak lama jisoo keluar dari kamar mandi. Sejenak jisoo kembali memperhatikan jeno yang masih terlelap. Kemudian jisoo mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang berada di dalam kamarnya.

Masih banyak waktu menurut jisoo.

Membiarkan jeno, jisoo pun melangkah keluar kamar.

Tujuan jisoo saat ini sudah pasti dapur. Berjalan menuju dapur, jisoo di buat terkejut ketika ia tiba di dapur.

Apa hal yang membuat jisoo terkejut, ternyata piring kotor yang tak sempat ia cuci sudah tidak ada.

Jisoo menghela nafas, kemudian ia melangkah menuju rak piring kecil. Jisoo yakin piring yang sudah jeno cuci, dia taruh di sana.

Memeriksa, jisoo meraih satu piring itu kemudian menciumnya.

Mengapa demikian, pasalnya jeno melipat baju saja tidak bisa, apalagi jika mencuci piring, bisa bisa semua piring masih berbau amis.

Dugaan jisoo benar, ia pun bertingkah seperti seorang yang ingin muntah.

Kembali menghela nafas, jisoo kemudian menurunkan kembali piring piring yang semalam kotor dan belum sempat ia cuci.

Larut dengan kesibukkannya, jisoo di buat sedikit terkejut dengan suara jeno.

" ji .. "

Jisoo menoleh, hanya beberapa detik namun kembali fokus dengan tugasnya.

Jeno yang berdiri di ambang pintu dapur, terus memperhatikan jisoo. Tak lama mata jeno tertuju ke arah piring piring yang tengah jisoo cuci.

Jeno mengerutkan dahinya.

" ji .. Mereka kan udah aku cuci semalam, kok sekarang kamu cuci lagi ..? "

Jisoo menghentikan gerakan tangannya, kemudian ia menoleh dan memberi jeno senyuman penuh arti.

" kamu itu ya ngelipet baju aja gak bisa sekarang gaya mau nyuci piring, masih bau amis nih .. " gerutu jisoo dengan tatapan yang sedikit tajam, seperti seorang ibu yang tengah memarahi putranya yang membuat kesalahan.

Jeno kembali mengerutkan dahinya, namun tak lama jeno terkekeh.

" ya aku kan niatnya mau ngurangin kerjaan kamu, jadi semalam sebelum tidur aku cuci dulu piring piring itu .. " kata jeno sembari berjalan menghampiri jisoo.

Jisoo mendengus " dan sekarang yang terjadi adalah bukan membantu malah nambah kerjaan .. " jisoo, gerakan tangannya tak berhenti mencuci piring dan gelas. Wajahnya yang memberengut

Jeno kembali terkekeh, kini ia berdiri disamping jisoo, kemudian tangannya bergerak mengambil alih piring bersih yang sudah jisoo cuci, lalu ia letakan di atas rak piring.

" kalau mau nyuci piring tuh numpahin sabunnya yang banyak, jangan sedikit biar gak bau amis .. "

" gak ngerti ji, gak pernah nyuci piring soalnya .. " sahut jeno, jisoo melirik sinis kemudian memberi jeno dengusan.

" ngelipet baju gak bisa, nyuci piring gak bisa, bisa nya apa sih .. " gerutu jisoo yang tak menghentikan gerakan tangannya.

Jeno terkekeh, ia gemas melihat bagaimana ekspresi jisoo sekarang " bisa nya apa ya ..? " kata jeno " mmmm .. Aku bisa nya cuma ini "

Cup ..

Seketika gerakan tangan jisoo terhenti, matanya membulat sempurna, ia sangat terkejut dengan tindakan jeno yang baru saja memberi kecupan dipipinya.

Merasa panas, pipi jisoo pun bersemu merah. Hal itu pun di sadari jeno.

" cieee salting .. " goda jeno, sontak jisoo pun memberi jeno pukulan pelan dibahunya.

Puas mengoda jisoo, jeno memilih duduk di kursi meja makan. Pandangannya masih tertuju ke arah jisoo " kamu kalau ngantuk langsung tidur aja, gak usah nungguin aku, lagi pula aku bawa kunci jadi bisa masuk tanpa harus kamu bukain pintu .. " kata jeno mengingat jisoo yang semalam tertidur di sofa ruang tamu.

" kata mama gak baik tidur duluan kalau suami belum pulang .. " sahut jisoo yang sudah selesai mencuci piring, kemudian beralih membuka lemari pendingin, jisoo berniat membuat sarapan untuk jeno.

Roti tawar dan selai cokelat yang ia simpan di dalam lemari pendingin di keluarkan, kemudian ia membawa dan menaruhnya di atas meja makan.

" tapi buat aku gak masalah ji, kalau kamu gak kuat nahan ngantuk lebih baik tidur .. Kurang tidur juga kan gak baik buat kesehatan kamu .. " kata jeno sembari menerima roti tawar yang sudah jisoo olesi dengan selai cokelat.

" oh iya ji, kamu tahu gak ..? "

" apa ? " tentu saja jisoo penasaran.

" jaemin .. "

Jisoo mengerutkan dahinya mendengar nama jaemin disebut oleh jeno " kenapa dia ..? " jisoo bertanya.

" dia ngambil kuliah malem juga .. "

Jisoo terkekeh mendengar hal itu " kamu ngasih tahu dia kalau kamu ngambil kuliah malem .. ? "

Jeno menggelengkan kepala

" kok dia bisa ikut ikutan ..? "

" mungkin dia nyari tahu .. "

Jisoo terkekeh sembari menggeleng gelengkan kepalanya " dia gak mau pisah dari kamu kayanya, kok aku ngerasa jadi pelakor ya di antara kalian .. " ledek jisoo, jeno memutar bola matanya malas, dan hal itu membuat jisoo tertawa.

Menyelesaikan sarapannya yang hanya berupa roti tawar, kemudian jeno pun melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya " udah siang nih, aku berangkat ya .. "

Jisoo mengangguk, jeno pun beranjak dari duduknya kemudian jisoo menyusul.

Keduanya berjalan bersama menuju pintu keluar, jisoo membuka pintu. Kemudian jeno keluar dengan membawa motor maticnya.

Berdiri diteras rumah, jisoo menatap jeno yang tengah bersiap untuk pergi bekerja.

Ketika jeno hendak pergi, tak lupa jisoo melambaikan tangannya " hati hati .. " kata jisoo, jeno tersenyum dan menganggukkan kepala, kemudian ia pun melajukan motornya pergi meninggalkan jisoo untuk bekerja.








...

Bersambung


See you

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang