39

336 66 2
                                    

" eh kemarin lu lihat salah satu kurir yang nganter makanan ke sini gak ..? "

Seorang lelaki berkemeja biru muda bertanya kepada temannya yang saat ini tengah melangkah bersamanya.

" enggak, emang kenapa .. ? " yang di tanya justru memberikan pertanyaan balik.

" salah satu dari mereka mirip anaknya pak lee .. "

Dahinya berkerut ketika mendengar ucapkan dari rekan kerjanya " ah salah lihat kali lu .. " responnya tak percaya dengan ucapan temannya.

" iya kali ya, tapi emang agak mirip sih, sayang dia pake topi, jadi mukanya gak kelihatan jelas .. " katanya lagi bersamaan dengan lift yang terbuka dan kemudian keduanya masuk kedalam lift, mereka tak sadar jika percakapan keduanya didengar oleh dara yang kebetulan datang untuk menemui suaminya.

Dara menghela nafas, ia yakin salah satu karyawannya tidak salah lihat.










..

Tanpa mengetuk pintu dara membuka pintu ruang kerja suaminya. Ketika pintu terbuka lebar dara dapat melihat donghae yang tengah menandatangani beberapa berkas.

Di dalam, donghae sempat terkejut. Namun ia buru buru merubah ekspresi wajahnya ketika tahu jika dara lah yang sudah menerabas masuk ke dalam ruang kerjanya.

" ada apa ..? " tanpa menghentikan gerakan tangannya, donghae bertanya perihal maksud kedatangan istrinya.

" kemarin kalian pesen makanan dari restoran mana ..? " tanya dara tanpa berbasa basi, setelah mendengar percakapan karyawannya dara sangat penasaran dan ingin mencari tahu kebenarannya.

Donghae mendongkak menatap dara, hanya beberapa detik, detik berikutnya donghae kembali fokus dengan lembaran kertas yang ada di hadapannya " untuk urusan itu bukan ranah papa, mama bisa tanya sama karyawan lain .. Lagi pula buat apa , mama tanya soal restoran ..? "

Dara menghela nafas pelan, pertanyaan yang sudah dara duga sebelumnya. Dara pun menyiapkan jawaban " buat acara arisan, kita biasa mengadakan acara itu di restoran, kita lagi nyari restoran yang beda dan yang belum pernah kita datangin .. "

" emang ada restoran di kota ini yang belum kalian datangi .. " sindir donghae mengingat tingkat sosialita sang istri begitu tinggi maka ia merasa tidak percaya jika ada satu restoran yang belum istrinya kunjungi.

Dara memutar bola matanya malas, suaminya benar benar tidak membantu pikirnya. Bukannya memberitahu, dirinya malah disindir perihal gaya hidup oleh suaminya sendiri. Mencoba bersikap tenang meski hati dibuat kesal, dara kembali menghela nafasnya " ya sudah kalau papa tidak tahu, mama akan tanya karyawan papa saja .. "
Kata dara yang kemudian beranjak dari duduknya.

Donghae menghentikan gerakan tangannya, ia mendongkak memperhatikan sang istri yang kini melangkah keluar dari ruang kerjanya. Setelah dara keluar, ekspresi wajah donghae berubah. Tak lama donghae menghela nafas lelah.






..

Di lain tempat, jeno tengah di sibukan dengan beberap kotak makanan yang hari ini akan ia antar ke para pelanggan.

" kak .. Kakak semalam kemana dulu ..? " tanya haruto, jeno menoleh kemudian mengerutkan dahinya, tak paham dengan pertanyaan rekan kerja yang usianya lebih muda darinya.

" maksudnya ..? "

Haruto mendecak decakan lidahnya sembari menggeleng gelengkan kepalanya ketika jeno malah bertanya balik kepadanya.

" kan arah rumah kakak itu ke kanan, tapi semalam kakak malah jalan ke kiri, itu kakak mau kemana dulu ..? "

Jeno diam berpikir, ia mencerna pertanyaan haruto, tak lama jeno tersenyum " oh itu .. Kakak ke kampus .. "

" kak jeno kuliah .. ? "

Jeno menganggukkan kepala

Haruto menghela nafas " jadi sirik " katanya dengan wajah memelas.

Jeno kembali mengerutkan dahinya " kenapa emangnya ..? "

" tetap mengutamakan pendidikan meski sibuk cari cuan .. "

Jeno terkekeh pelan

" kakak gak cape apa ..? " haruto kembali memberikan pertanyaan

Dengan senyum jeno memberikan jawaban " mau gimana lagi, dua duanya harus berhasil jadi ya jalani dan nikmati .. "

Haruto mengangguk anggukan kepalanya seolah mengerti akan pernyataan yang jeno ucapkan.

" kakak berangkat ya, kalau ada yang nyari bilang udah pergi .. " kata jeno pamit, haruto menganggukkan kepalanya, dan tak lama jeno pergi mengantar pesanan kepada pelanggan.




..

Sementara itu di rumah sederhana milik jisoo dan jeno.

Seperti ibu rumah tangga pada umumnya jika berada dirumah, jisoo mulai berbenah. Kali ini ia tengah membersihkan lantai yang kotor.

Dengan alat pel, jisoo bergerak membersihkan lantai.

Tak lama jisoo mendengar pedagang sayur.

Gerakan tangan jisoo berhenti. Ia pun menunda pekerjaannya. Jisoo berjalan menuju kamar guna mengambil sesuatu.

Tak lama jisoo keluar dengan sebuah dompet kecil miliknya.

Jisoo bersiap untuk keluar, ia berniat berbelanja untuk kebutuhan hari ini.

Tangan jisoo bergerak hendak membuka pintu, tapi gerakan tangan jisoo tiba tiba terhenti, jisoo tak jadi membuka pintu rumahnya.

Wajah jisoo berubah memelas, ia ingin berbelanja tapi ia takut, ia takut dan malas mendengar para tetangga yang tak sungkan sungkan menyindirnya.

Jisoo berbalik dan mengurungkan niatnya dan memilih melangkah menjauh dari pintu keluar. Tapi, gerakan kaki jisoo terhenti, wajah jisoo kembali berubah, jika hari ini ia tidak berbelanja, maka tidak akan ada bahan masakan.

Jisoo kembali menghela nafas, ia pun kembali berbalik. Dengan langkah pasti jisoo mulai berjalan mendekati pintu kemudian ia membuka pintu itu.

Jisoo berjalan keluar, mulai hari ini ia bertekad untuk menghiraukan gunjingan orang lain.









..

Bersambung


Aku tidak akan memaksa kalian untuk komen ataupun ngasih bintang, kalian bersedia baca aja aku mah udah seneng ..


See you

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang