34

364 75 3
                                    

Sibuk dengan ponselnya, jisoo tersenyum sendiri.
Jari jari lentiknya, bergerak menari di atas layar ponselnya.

Tak lama langkah jeno terdengar, jisoo mendongkak dan melihat jeno yang berjalan menghampirinya.

Jeno duduk di samping jisoo yang kembali sibuk dengan ponselnya.
Dalam diam jeno menatap wajah jisoo yang tengah tersenyum sendiri.
Sadar di tatap jeno, jisoo menoleh kemudian ia memincingkan matanya.

" ngapain ngeliatin aku kaya gitu .. Ada yang aneh ..? "

Jeno tak menjawab, ia malah terkekeh, kemudian tangannya bergerak menyikirkan bantal sofa yang berada di atas kaki jisoo. Detik berikutnya bantal itu berganti dengan kepala jeno.  Dalam posisi berbaring dengan kaki jisoo sebagai bantalnya, jeno memeluk bantal sofa kemudian memejamkan matanya.

" kalau mau tidur di kamar aja .. "

Dengan mata terpejam, jeno menjawab " kamu aja di sini ngapain aku di kamar .. "

Jisoo terkekeh, kemudian ia membiarkan jeno. Jisoo kembali fokus pada ponselnya. Jari jarinya kembali manari di atas layar ponselnya.

Suasana hening, hanya ada suara yang berasal dari ponsel jisoo. Tak lama jeno bergerak, merubah posisinya, kini wajahnya menghadap perut jisoo. Jisoo sendiri kembali membiarkan jeno.

Asik dengan dunianya, jisoo tak sadar dengan gerakan tangan jeno di belakang punggung jisoo. Hingga sentuhan di punggungnya membuat jisoo terkejut dan akhirnya reflek memukul pelan lengan jeno. Sembari menyembunyikan wajahnya di perut jisoo, jeno tertawa.

" tangan diem, gak usah piknik, ganggu aja .. " peringatan dari jisoo yang hanya di tanggapi dengan tawa oleh jeno.

Merubah kembali posisi tubuhnya, kini jeno berbaring lurus, matanya menatap wajah jisoo. Jeno tersenyum tipis. Jujur semua masih seperti mimpi baginya. Mimpi yang indah.

" ji .. "

" hhmm .. "

" kalau yang lahir cewek mau dikasih nama apa ..? "

Mendengar itu, seketika jisoo membuang pandangannya dari ponsel. Raut wajahnya berubah, kini jisoo seperti seseorang yang tengah berpikir.

" apa ya nama yang bagus .. ? " jisoo malah balik bertanya.

" jeji .. " kata jeno asal.

Ekspresi wajah jisoo kembali berubah, ia menatap jeno yang berbaring di pangkuannya.

" dih .. Gak gak .. Jeji .. Yang bagusan dikit .. "

" itu bagus ji .. Jeno jisoo .. "

" enggak .. " begitu lantang jisoo menolak.

" terus yang bagus itu yang kaya gimana .. "

Jisoo kembali berpikir " hhmm .. Entah aku belum mikirin soal nama, yang penting bagi aku dia lahir dulu dalam keadaan sehat dan sempurna .. "

Jeno tersenyum mendengarnya. Tak ada lagi percakapan, jisoo melihat jam di ponselnya, ternyata sudah waktunya untuk dia memberi nutrisi kepada bayinya.

" bangun jen .. Aku mau bikin susu dulu .. "

Mengerti, jeno pun bangun, sudah tidak ada lagi jeno yang tidur di pangkuannya, jisoo bangun dari duduknya dan melangkah menuju dapur.
Tapi, langkah jisoo terhenti ketika jeno memanggilnya.

" ji .. "

Jisoo menoleh.

" aku juga mau ya ..? "

" susu .. ? "

Jeno mengangguk.

" oh .. Iya nanti aku bikinin .. "

Bukan mengiyakan jeno malah menggelengkan kepala. Hal itu membuat jisoo mengerutkan dahi penuh tanya.

" kalau gak bikin terus gimana ..? "

" yang itu .. " kata jeno, jari telunjuknya bergerak menunjuk sesuatu. Sadar jisoo pun mendengus, menghentakan kaki kemudian ia melangkah pergi meninggalkan jeno yang tengah tertawa.



..

Di lain tempat, dara tengah asik dengan tayangan televisi. Tak lama sang suami menghampiri.

" bukannya tadi mama belanja .. Kok gak ada belanjaannya ..? "

Dara menghela nafas, bisa bisa nya pertanyaan itu yang di lontarkan donghae.

" gak jadi .." sahut dara singkat.

" tapi papa lihat, hari ini mama ngeluarin uang 700 ribu .. ? "

Dara terkejut, ia lupa jika semua pengeluarannya bisa di ketahui oleh suaminya.

" tadinya mau belanja, terus mama ke salon jadinya .. "

Seolah percaya, donghae pun menganggukkan kepalanya, dara pun menghembuskan nafas leganya.
Ia bisa meyakinkan suaminya itu.










..

Malam semakin larut, jisoo bersiap untuk tidur. Begitupun dengan jeno yang sudah berbaring di sampingnya.

"Besok udah mulai kuliah malem ya jen ..? "

Jeno mengangguk. Jisoo menghela nafas " kenapa emangnya ..? " tanya jeno.

" kalau malam aku sendirian donk .. "

" gak sendirian jisoo, berdua itu sama dedek bayi .. "

Jisoo tersenyum, jeno benar ia tidak sendiri.

" lagi pula gak tiap malem kok, aku kuliah kalau ada kelas aja itu pun gak sampe jam 12 malam .. "

" iya sih, tapi kan kamu dari tempat kerja langsung berangkat ke kampus gak pulang dulu .. Cape nanti .. "

" ya gimana lagi ji .. Harus di jalanin .. Cape enggaknya kita nikmatin aja sebagai ujian hidup . Ayo tidur udah malem .. "

Jisoo mengangguk, ia pun menarik selimut dan menutupi tubuhnya hingga dada.
Tak langsung memejamkan mata, jisoo menoleh kepada jeno yang ternyata sudah memejamkan matanya, jisoo tahu jeno belum terlelap, ia pun menggoyang goyangkan lengan jeno.

" jen .. Jeno .. "

Alhasil jeno membuka matanya,  kemudian menoleh ke arah jisoo " apa ..? " tanya jeno.

" ngadep sini .. " kata jisoo menarik lengan jisoo. Jeno tersenyum ia pun merubah posisi tubuhnya menjadi miring menghadap jisoo, kemudian jeno melingkarkan lengannya memeluk tubuh jisoo.
Jisoo tersenyum, ia merasa nyaman dalam posisi saat ini, kemudian jisoo pun memejamkan matanya.








...

Bersambung ...


Mampus gue yang baper 😭😭😭😭

Jeno ...

See you

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang