21

372 69 4
                                    

Keluar dari gedung fakultas, kini jisoo berdiri di depan gedung.

Matanya berotasi, melirik ke sana kemari.

Kemudian jisoo melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Menjelang sore rupanya.

Jisoo mencoba mengeluarkan satu benda yang ia simpan di dalam tasnya.
Benda apa itu ? Tentu saja ponselnya.

Benda pipih bernama ponsel itu sudah berada dalam genggaman jisoo. Jisoo mulai menggerakkan jari jari lentiknya.

Menekan angka 1 kemudian muncul nomor seseorang yang ingin jisoo hubungi.

Nomor siapa itu ? Tentu saja jeno.

Di arahkan ponsel itu ketelingan, tersambung dan kini jisoo menunggu jeno menerima sambungan telephonenya.

Tak kunjung mendapat jawaban. Tangan jisoo bergerak menjauhkan ponsel dari telinganya, kemudian ia menatap layar ponselnya.

Jisoo menghela nafas pelan. Ia mencoba berpikir positif, mungkin jeno tengah dalam perjalanan.

Tak berniat kembali menghubungi jeno, jisoo memilih menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas dan kemudian melangkah pergi meninggalkan area gedung fakultas.




..

Dengan menggunakan jasa taksi, jisoo yang memilih pulang seorang diri kini sudah tiba di rumah.

Pintu yang terkunci ia buka, pada saat ia hendak masuk dan membuka pintu, jisoo mendengar suara pedagan sayur yang lewat di depan rumahnya.

Jisoo diam, tiba tiba terlintas di benaknya. Ia ingin memasak sesuatu untuk jeno.

Akhirnya jisoo memutuskan untuk mengurungkan niatnya masuk ke dalam rumah. Ia akan berbelanja kebutuhan terlebih dahulu di tukang sayur.

Jisoo kira belum ada para ibu rumah tangga yang berbelanja, ternyata sudah ada beberapa ibu yang berkumpul.

Jisoo mendekat, ia tersenyum untuk menyapa. Tentu saja sapaan balik ia dapatkan.

" ini toh tentangga baru kita .. cantik ternyata .." celetuk salah satu ibu yang mengenakan daster berwarna biru.

Sembari memilah dan memilih, jisoo tersenyum menanggapi ocehan si ibu berdaster biru.

" tinggal di rumah itu sama siapa ..?" Kali ini pertanyaan di lontarkan ibu berbaju coklat.

Jisoo tersenyum tipis, baginya pertanyaan yang si ibu lontarnya tidak terlalu berfaedah. Tapi tidak ingin di cap sombong dan tidak sopan, jisoo akhirnya mengeluarkan suara untuk memberi jawaban.

" sama suami bu, .."

Seketika para ibu terkejut, pasalnya mereka mengira jisoo adalah wanita yang masih gadis dan tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.

" saya kira kamu belum menikah, soalnya kamu masih terlalu muda untuk di katakan wanita yang sudah bersuami .." tandas salah satu wanita berbaju hijau.

Jisoo kembali hanya memberi senyum untuk menanggapi.

" pasti kamu nikah muda ya .. tapi gak aneh sih. Anak muda sekarang tuh di ibaratkan mobil yang lagi melaju keceng, gagal nginjek rem, kecelakaan deh .." si ibu berdaster biru kembali bersuara kali ini di sertai sindiran yang begitu tepat sasaran hingga langsung mengenai dan mengusik hati jisoo.

Sontak para ibu lain tertawa, jisoo sendiri hanya terdiam. Hatinya terlalu sakit, hingga ia tak mampu untuk menjawab. Tapi, sebisa mungkin jisoo mencoba mengabaikan, hingga jisoo mengalihkan semuanya dengan berbicara kepada pedagang sayur.

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang