6

532 79 3
                                    

Tak terkunci, nyonya kim melangkah masuk ke dalam kamar jisoo.

Jisoo tak terlihat, tapi ia mendengar suara gemerincik air di kamar mandi. Ia yakin putrinya itu pasti tengah membersihkan diri.

Dengan wajah ceria, nyonya kim melangkah menuju nakas tempat tidur jisoo.

Fokus tatapan matanya tertuju ke arah satu benda yang tergeletak di atas nakas.

Sudah berada di dekat nakas, tangan nyonya kim terulur meraih benda yang bernama tas.

" yang ini aja kali ya .. bagus " katanya, melihat bahkan membolak balikan sisi tas milik jisoo yang kini berada dalam genggamannya.

Ceklek ..

Pintu kamar mandi terbuka, nyonya kim menoleh dan melihat jisoo yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Hadirnya nyonya kim membuat jisoo sedikit terkejut.

" mama .. aku kira siapa .." kata jisoo, kemudian melanjutkan langkahnya berjalan menuju lemari pakaian, jisoo tak sadar akan satu benda yang tengah ibunya genggam.

" mama minjem tas kamu ya .." kata nyonya kim to the point.

Jisoo berbalik, dan seketika matanya membulat ketika ia melihat tas yang tengah ibunya pegang.

" yang ini aja ya .. bagus .. tas baru ya, mama baru lihat soalnya .." kata nyonya kim.

" ada isinya ji .. mama keluarin dulu deh .."

Jisoo semakin gugup, tak kala tangan sang ibu bergerak berniat membuka tas nya.

Meski tubuhnya mendadak lemas, dengan sekuat tenaga, jisoo melangkah menghampiri ibunya dan kemudian tanpa nyonya kim duga, jisoo merampas tas itu, hingga tas itu kini berada di dalam tangan jisoo.

Nyonya kim terkejut, ia menatap jisoo penuh tanda tanya.

" mmmmm ...mama pake tas yang lain aja , yang ini mau aku pake soalnya .." kata jisoo gugup.

Awalnya nyonya kim menatap jisoo dengan tatapan yang sulit di artikan, tapi tak lama ekspresi wajahnya berubah, ia terkekeh.

Seketika jisoo bernafas lega, beruntung ternyata ibunya tidak menaruh rasa curiga. Bergegas ia melangkah menaruh kembali tas yang ia genggam ke atas nakas kemudian jisoo melangkah ke arah laci tempat ia menyimpan koleksi tasnya.

" mama pilih aja di sini .. mama mau pake yang mana ambil aja, tapi jangan yang itu, yang itu mau aku pake .." kata jisoo, ia memberi senyum manja, bermaksud mengelabui ibunya, agar ibunya tak berpikiran yang aneh aneh tentang jisoo.

Kekehan kembali terdengar, nyonya kim melangkah menghampiri jisoo. Kemudian ia melihat dan mulai memilih tas mana yang akan ia pinjam.

" yang ini aja deh, modelnya hampir sama kaya yang itu .." katanya usai menentukan pilihan, jisoo kembali tersenyum dan menganggukan kepala sebagai tanda jika ia mengizinkan ibunya menggunakan tas yang baru saja di pilih.

" mama sama papa pergi dulu ya .. " kata nyonya kim pamit kepada putrinya.

Jisoo kembali menganggukkan kepala, kemudian nyonya kim melangkah keluar dari kamar jisoo.

Ibunya sudah tak lagi terlihat, jisoo menghembuskan nafas leganya. Kemudian ia melangkah kembali menuju nakas, di raihnya tas itu dan jisoo mulai memeriksa benda yang ia simpan di dalam tas, masih ada. Jisoo kembali bernafas lega.






...

Sedikit terlambat karena jalanan kota macet, saat ini jisoo tengah berjalan di koridor kampus dengan langkah yang tergesa gesa.

Berkali kali matanya memeriksa arloji di pergelengan tangannya. Masih ada waktu, semoga ia tidak terlambat .. katanya dalam hati.

Rasa takut akan kata terlambat yang teramat tinggi membuat jisoo tak fokus dalam langkahnya.
Tak sengaja ia menabrak seseorang, hingga

Brakkk

Tas yang ia bawa pun jatuh, dan isinya berhamburan ke luar.

Jisoo menghela nafas, tanpa melihat seseorang yang telah ia tabrak, jisoo berjongkok memunguti barang barang miliknya dengan tergesa gesa, masalahnya barang barang yang jatuh itu termasuk benda pipih yang jisoo sembunyikan dari orang tuanya, jisoo tak mau ada orang lain yang tahu.

" sorry .. gw gak sengaja .." katanya sembari memberikan benda milik jisoo yang terjatuh

" iya gak apa apa .." sahut jisoo, tanpa melihat jika dia tangah menyodorkan benda miliknya. Tak lama gerakan tangan jisoo terhenti, suara itu. Jisoo merasa seperti mengenali suara itu.

Wajah jisoo mendongkak, dan seketika wajah terkejut jisoo terlihat jelas ketika ia melihat jeno yang saat ini berada di hadapannya.

Dengan cepat jisoo menyambar benda miliknya yang berada di tangan jeno, kemudian ia bangkit dan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun jisoo melangkah pergi meninggalkan jeno begitu saja.

Ditinggal jisoo, tangan jeno terulur berniat menghentikan jisoo, tapi lidahnya mendadak kelu, ia merasa kesulitan untuk memanggil jisoo.

Sembari menatap punggung jisoo yang semakin menjauh, jeno menghela nafasnya.

Kemudian jeno kembali berbalik, baru saja ia berniat melangkah. Tak sengaja matanya melihat satu benda yang terlihat asing baginya.

penasaran, jeno meraih benda yang tergeletak di lantai.

Ia mengerutkan dahinya, bertanya tanya tentang benda yang baru saja ia temukan.

Benda pipih dengan dua garis berwarna merah.

Jeno berpikir apa benda ini milik jisoo, jeno kembali berbalik berniat memanggil jisoo dan memberikan benda itu jika memang benda itu milik jisoo.
Tapi sayang, jisoo sudah tidak terlihat.

Jeno kembali menghela nafas, benda tersebut ia masukan ke dalam tasnya. Kemudian ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Jeno berencana akan memberikan benda itu kepada jisoo jika nanti ia bertemu lagi dengan jisoo.















...

Bersambung ..


Siapkan hati karena konfliknya akan berat.
Kalo gak kuat marahin aja penulisnya.
Kenapa dia bisa punya ide buat bikin cerita semacam ini ..😁😁

Aku selalu menerima saran ..

See you

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang