8

530 79 2
                                    

Mencari tempat yang di rasa aman.

Jeno membawa jisoo ke halaman gedung kampus.
Meski masih ada beberapa mahasiswa lainnya, tak apa bagi jeno.

Jeno dan jisoo kini saling berhadapan. Tak lama tangan jeno bergerak mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya.

" ini .. gue temuin pas kemarin kita gak sengaja tabrakan .. apa ini punya lu ..?" Tanya jeno sembari menunjukkan benda pipih kepada jisoo.

Jisoo terkejut, namun ia mencoba tenang, demi membuktikan jika benda itu memang miliknya, jisoo memeriksa isi di dalam tas nya. Dan, ia menghentikan gerakan tangannya ketika ia menyadari ada satu benda yang menghilang dari tas nya.

Jisoo kembali mengalihkan perhatiannya ke arah jeno, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun jisoo merampas benda itu dari tangan jeno.

Kali ini berbalik jeno yang terkejut, jika jisoo merampasnya berarti benar benda itu milik jisoo pikir jeno.

Baru saja jeno akan bersuara, jisoo melangkah pergi meninggalkan jeno dengan membawa benda pipih yang baru saja jeno tunjukan.

Bibir jeno seketika kelu, ingin memanggil jisoo tapi ia tiba tiba tak bisa berlari, bahkan kakinya pun terasa lemas, ia tidak mengejar jisoo karena kakinya seolah tak bisa bergerak.

Jeno menarik rambutnya frustasi, ia yakin jisoo pasti akan berpikiran buruk tentangnya karena ia tidak mengejar jisoo.

Di lain sisi, jisoo merasa di tikam ribuan pisau. Ia berharap jeno memanggil dan mengejarnya untuk bertanya perihal benda yang jeno temukan. Tapi kenyataan jeno sama sekali tak mengejar atau memanggilnya.




















..

Setelah meninggalkan jeno sendiri, jisoo melangkah menuju kamar mandi.

Di kamar mandi jisoo membasuh wajahnya. Kemudian jisoo menatap pantulan dirinya di cermin, fokus jisoo wajahnya yang basah.

Jisoo memejamkan sejenak matanya, ia mencoba menenangkan dirinya.


..

Satu hari berlalu kini berganti ke hari berikutnya.

Nyonya kim masuk ke dalam kamar putrinya yang sudah di tinggalkan pemiliknya.

Adanya kelas pagi, membuat jisoo harus pergi lebih awal.

Seperti biasa, nyonya kim jika masuk ke dalam kamar putrinya pasti ada yang ia butuhnya.

Nyonya kim kembali ingin meminjam tas jisoo.

Nyonya kim melangkah menuju lemari kecil tempat jisoo menyimpan koleksi tasnya.
Wajah nyonya kim memberengut, tak ada yang cocok menurutnya.

Kemudian matanya tak sengaja melihat tas milik jisoo yang lainnya yang tergeletak di atas nakas.

Nyonya kim tersenyum, itu tas yang sempat ingin ia pakai. Melangkah munuju nakas, nyonya kim pun meraih tas itu.

" ada isinya .." ujar nyonya kim.

" keluarin aja deh .." katanya lagi. Kemudian mulai mengeluarkan benda benda milik jisoo yang ada di dalam tas.

Satu satu ia keluarkan. Seketika nyonya kim terdiam ketika ia melihat satu benda yang menurutnya aneh.

Kemudian nyonya kim mengeluarkan lagi satu benda, ternyata sama dengan benda yang baru saja ia keluarkan.

Lagi, nyonya kim mengeluarkan satu benda, dan sama dengan dua benda sebelumnya.

Tangan nyonya kim bergetar, seketika dadanya bergemuruh. Penasaran ia pun membuka benda itu, dan jantung nyonya kim hampir berhenti berdetak ketika ia melihat benda tersebut menujukkan dua garis merah.

Nyonya kim mengelengkan kepala, tak percaya ia membuka benda yang lain, sama dua garis merah.

Masih tak percaya, nyonya kim membuka benda ketiga.

Dan seketika nyonya kim jatuh terduduk ketika ia melihat benda itu juga memiliki garis dua berwarna merah.

" jisoo .." suara nyonya kim terdengar lirih memanggil putrinya jisoo.

" ma .. mama .." suara tuan kim terdengar.

Di tengah rasa terkejutnya nyonya kim mencoba bangkit. Ia mencoba bersikap tak pernah terjadi apapun.

Alat tes kehamilan yang baru saja ia temukan, ia simpan di dalam saku kemejanya. Akan beresiko jika suaminya melihat pikir nyonya kim.

" ayo ma .. nanti kita telat .." tuan kim yang kini sudah berdiri di ambang pintu kamar jisoo.

Dalam usahanya menenangkan diri, nyonya kim mengangguk pelan.

Ia meletakan kembali tas jisoo ke atas nakas, kemudian ia melangkah menghampiri suaminya.









..

Tak tenang.

Itu yang nyonya kim rasakan. Namun di depan suaminya ia berusaha bersikap seolah tak terjadi apapun.

Tapi, suami yang mana yang tidak peka akan sikap aneh istrinya. Tuan kim yang fokus mengendarai mobil diam diam memperhatikan istrinya.

" ada apa sih .. kok kayanya gelisah banget ..?"

Pertanyaan yang di lontarkan tuan kim membuat nyonya kim terkejut, hingga ia pun salah tingkah karena gugup.

" ga ada apa apa kok .." katanya meyakinkan suaminya.

Kemudian nyonya kim memalingkan wajahnya agar tuan kim tak bisa melihat ekspresi wajahnya. Dalam posisi memalingkan wajah, tak sengaja ia meneteskan air matanya, dengan cepat nyonya kim menyeka air matanya.

Hati nya sakit, mengetahui satu hal membuatnya ingin menjatuhkan diri dari atas gedung tertinggi.







..

" ji .. nanti malam keluar yuk .." ajak rose

Jisoo menolak dengan gelengan hingga decakan lidah pun ia dapatkan.

" ck .. lu tuh ya susah banget di ajak senang senangnya .. mumpung masih muda ji, nikmatin hidup .. entar mah kalau udah punya suami boro boro bisa maen .." lisa bersuara menanggapi gelengan dari jisoo.

Jisoo hanya tersenyum menanggapi kalimat yang lisa ucapkan. Pasalnya jisoo merasa trauma jika ia harus pergi mencari kesenangan di malam hari. Terakhir kali ia menuruti teman temannya malah berakhir dengan kejadian buruk yang menimpanya.

Mengabaikan ocehan teman temannya, jisoo mengalihkan perhatiannya ke arah lain. Tak sengaja matanya melihat jeno yang selalu di apit oleh kedua temannya.

" eh .. jeno itu pacaran sama jeni ya ..?" Celetuk rose, jisoo yang sedari tadi mengabaikan ocehan lisa dan rose merasa tertarik dengan percakapan mereka ketika mendengar nama jeno di sebut.

" yang gue tau sih, enggak .. jeni aja yang ngejar ngajer jeno, jeno nya mah nolak terus .." sahut lisa, entah mengapa mendengar ucapan lisa, hati jisoo merasa lega.

Lisa dan rose kembali asik dengan percakapannya, sementara jisoo kembali memilih mengabaikan mereka. Asik dengan dunianya jisoo di buat terkejut dengan seseorang yang tiba tiba menggenggam tangannya.

" ayo pulang .." katanya, bukan hanya jisoo yang mendongkak, lisa dan rose pun mendongkak guna melihat siapa itu. Dan ketiganya di buat terkejut ketika mereka tahu kalau jeno yang saat ini mengajak jisoo pulang.

" jeno .." rose dan lisa dengan wajah tak percayanya bersuara dalam waktu yang bersamaan.

Jeno menarik jisoo agar bangkit dari duduknya. seolah patuh jisoo bangkit dan kini berdiri di samping jeno.

Jisoo mencoba melepaskan genggaman tangan jeno, berhasil. Namun jeno kembali menggenggam pergelangan tangan jisoo. Kemudian tanpa di duga jeno membawa jisoo pergi dalam posisi tangan jeno yang menggenggam pergelangan tangan jisoo.

Semua terkejut menatap tak percaya, termasuk gadis bernama jeni yang sedari tadi duduk bersama teman jeno.







...

Bersambung ..










TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang