Siang sudah datang.
Kedua pasangan baru itu sudah bersiap untuk pergi.
Jisoo melangkah keluar kemudian di susul oleh jeno yang berjalan di belakangnya.
Menunggu jeno yang tengah mengunci pintu, jisoo berdiri di teras rumah barunya.
Setelah selesai mengunci pintu, keduanya melangkah bersama meninggalkan area rumah.
Tak ada nya kendaraan pribadi milik jeno membuat keduanya memilih untuk menggunakan jasa taksi.
Tak sulit untuk mendapatkan taksi, kini keduanya sudah duduk nyaman di dalam taksi yang melaju menuju kediaman keluarga jeno.
Jalanan yang tak padat membuat keduanya tak butuh waktu yang lama untuk tiba.
Bersama jisoo, jeno keluar dari dalam taksi yang mengantarnya.
Keraguan nampak jelas di wajah jisoo, hal itu membuat jisoo hanya diam berdiri sembari menatap rumah jeno.
Ini merupakan yang pertama kalinya jisoo menginjakkan kakinya di rumah jeno.
Melihat jisoo yang hanya diam, jeno mengerutkan dahinya.
" ji .." panggil jeno sembari menyentuh bahu jisoo dan hal itu membuat jisoo terkesiap.
" ayo .." kata jeno lagi, jisoo menganggukkan kepalanya.
Keduanya kembali melangkah, Dan kini sudah sampai di depan pintu.
Jeno menekan bel hingga menimbulkan suara, namun tak ada yang membuka pintu.
Jeno kembali menekan bel untuk kali kedua, sama tidak ada yang membuka pintu.
Tak adanya yang membukakan pintu untuknya membuat jeno bertanya tanya, apakah penghuni rumah tidak ada di dalam ?.
Jeno kembali menekan bel, kali ini untuk ketiga kalinya.
Berbeda dengan yang pertama dan yang kedua, kali ini jeno mendengar suara seseorang yang tengah membuka pintu dari dalam rumah.
Dan ketika pintu terbuka, dari dalam muncul dara yang seketika terkejut dengan kehadiran putra dan menantunya.
" kalian ..?" Dara bersuara penuh tanya, bahkan ia mengerutkan dahinya.
Tapi, itu tak berlangsung lama, karena detik berikutnya ekspresi dara berubah, ia memberi senyum sinis kepada jisoo dan jeno bahkan dara kini melipat kedua tangannya di perut." apa masalah yang kalian hadapi sudah terlalu berat hingg kalian memutuskan untuk berlari kemari ..?"
Dari kalimat kalimat yang dara ucapkan tentu saja bermaksud menyindir.
Jisoo tertunduk, jujur saja ia takut terhadap ibu mertuanya ini.
Berbeda dengan jisoo, jeno malah memutar bola matanya malas. Bahkan jeno mendesah pelan.
" jangan salah sangka dulu ma, kita kesini mau ngambil dokumen dokumen penting punya aku, . Ayo ji masuk .."
Kata jeno, bahkan jeno membuat jisoo terkejut. Karena apa ? Karena tanpa jisoo duga jeno menggenggam pergelangan tangan jisoo dan membawa jisoo melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Keduanya melangkah melewati dara yang masih berdiri di tempat.
Kemudian dara memutar tubuhnya menatap jeno dan jisoo yang tengah menaiki tangga menuju lantai dua.
Cukup lama dara memperhatikan keduanya, hingga keduanya tak terlihat. Dara pun menggeleng gelengkan kepalanya.
Untuk pertama kalinya jisoo menginjakkan kakinya di rumah jeno, dan untuk pertama kalinya juga ia masuk ke dalam kamar jeno yang berada di rumah orang tua jeno.
Jeno tengah sibuk mencari dokumen penting miliknya, sementara itu jisoo tengah duduk di sisi tempat tidur milik jeno sembari memperhatikan jeno. Setiap pergerakkan jeno tak luput dari penglihatan jisoo. Bahkan jisoo masih memperhatikan jeno ketika jeno mulai memasukkan dokumen penting itu ke dalam tas.
selesai jeno menyampirkan tas di bahunya, kemudian ia melangkah menghampiri jisoo.
" udah ..?" Tanya jisoo, jeno menganggukkan kepalanya.
Tak ingin berlama lama karena suasana sedang tidak baik. Jeno dan jisoo memutuskan untuk segera pulang.
Jeno dan jisoo melangkah keluar kamar dan kini keduanya tengah berjalan menuju lantai satu.
Jeno dan jisoo menuruni tangga, dan di sana ia melihat dara yang tengah duduk dengan santainya.
Ketika tiba di lantai bawah, jeno dan jisoo memilih untuk menghampiri dara.
" kita pulang dulu ma .." kata jeno, dara hanya berdeham untuk memberi jawaban. Dan hal itu membuat jeno harus menghela nafasnya.
Jeno sadar, apa yang dara lakukan kepada saat ini karena kesalahan besar yang sudah ia lakukan. Tapi, yang jeno sesali adalah, apakah dara juga harus bersikap demikian kepada jisoo.
Merasa tak penting berlama lama di rumahnya, jeno memutuskan untuk pergi, tak lupa ia kembali menggenggam pergelangan tangan jisoo dan membawa jisoo melangkah pergi bersamanya.
Di tinggal jeno dan jisoo, dara yang sejak tadi memasang wajah penuh ke angkuhan kini perlahan merubah ekspresi wajahnya.
" maaf .. mama bersikap kaya gini, supaya kalian bersikap dewasa terutama kamu jeno, mama bersikap seperti ini agar kamu memilik sikap tanggung jawab untuk keluarga baru kamu .." kata dara pelan. Dan kemudian dara menghela nafasnya.
Di halaman rumah jeno, jisoo berdiri di samping jeno yang tengah menghidupkan mesin motornya.
" ayo .." kata jeno menyuruh jisoo naik ke atas motor yang sudah siap melaju.
Awalnya ragu, tapi jisoo memilih untuk naik dan duduk di jok belakang.
Jeno kembali memutar gas motornya. di belakang jeno, perlahan tangan jisoo mulai bergerak, ia mulai mencari sesuatu untuk di jadikan pegangan.
Jeno sadar, ia melihat setiap gerak gerik jisoo dari kaca spion motornya. Melihat jisoo yang seperti kebingungan, tanpa bicara jeno menarik tangan jisoo dan melingkarkan tangan jisoo di pinggangnya.
Tentu saja jisoo terkejut.Masih dalam keterkejutan jisoo, jeno mulai melajukan motornya.
Dalam perjalanan, jisoo yang awalnya terkejut kini mulai menyamankan posisinya, satu tangannya yang lain, kini mulai bergerak melingkar di pinggang jeno, bahkan ia mengeratkan pelukannya karena jeno melajukan motornya dalam kecepatan di atas rata rata.
...
Bersambung ..
Lah ngapa gw yang baper .. 😭😭😭
Sesi baper baperan akan di mulai ya gess, kuat kuatkan hati ya ..
See you ..
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA TAPI ..!
FanfictionAKU MENCINTAI MU TANPA TAPI AKU MENYAYANGI MU TANPA TAPI