Matahari berganti dengan bulan
Siang berganti dengan malamDalam posisi duduk, jeno memeriksa dokumen dokumen penting yang siang tadi ia ambil dari rumah orangtuanya.
Tak ada yang kurang dan tertinggal, jeno bersyukur. Ia tahu harus kembali kerumah orangtuanya dan mendapatan sindiran dari orangtuanya.
Dari arah dapur jisoo datang dengan sebuah gelas berisi air yang ia bawa. Kemudian jisoo berjalan mendekati jeno, jisoo meletakan gelas berisi air itu di meja di hadapan jeno.
Jeno terkejut ketika tiba tiba seseorang memberinya air, ia mendongkak dan melihat jisoo yang tengah menatapnya.
Tak ada ucapan terima kasih, jeno kembali fokus dengan kesibukannya.
Kemudian jisoo duduk di samping jeno.
" kamu yakin mau bikin lamaran kerja ..?" Tanya jisoo yang memang sudah tahu tujuan jeno.
" harus .." sahut jeno.
Hening untuk beberapa detik, tak lama jisoo menghembuskan nafas kasarnya.
" jaman sekarang perusahaan mana yang nerima orang lulusan SMA .." kata jisoo frustasi, ia benar benar seperti seseorang yang sudah menyerah sebelum berperang.
Jeno tersenyum miris, pernyataan jisoo tak salah sama sekali.
" ya kan bisa nyari kerja di mana aja, jadi kurir juga gak masalah .." kata jeno yang sepertinya sudah kehabisan kata kata.
Jeno kembali fokus dengan kesibukkannya, sementara jisoo yang duduk di samping jeno terus memperhatikan apa yang tengah jeno lakukan.
Untuk kedua kalinya jisoo kembali menghembuskan nafas.
" apa mereka benar benar serius sama hukuman yang mereka kasih ..?" Jisoo kembali bertanya, matanya menatap kosong entah ke arah mana.
Dalam hati jisoo berharap jeno akan mengatakan jika kedua orang tua mereka tidaklah serius. Tapi, ternyata yang jeno katakan adalah hal yang sebaliknya.
" aku udah bilang mereka gak akan main main, terutama papa .."
Jisoo memasang wajah memelas, kemudian matanya menatap kertas yang tergeletak di meja, ada nama jeno tertera di sana.
Lagi, untuk ketiga kalinya jisoo menghembuskan nafas. Tak lama jisoo ingat akan satu hal, ia mengalihkan perhatiannya. Kini jisoo mendongkak menatap jeno.
" kalau semisalnya nih ya, kamu dapat rezeky .."
" bukan kamu tapi kita .." potong jeno, mengoreksi kalimat kamu yang di ucapkan jisoo.
mendengar itu bibir jisoo sedikit tertarik.
" iya itu maksudnya .. terus gimana caranya kamu ngatur waktu, kamu juga kan harus kuliah ..?"
Jeno menghentikan gerakan tangannya, kenapa ia tidak memikirkan hal itu.
Pasalnya jika nanti ia sudah mendapat pekerjaan, setiap pagi pasti jeno akan pergi bekerja.
Diam nya jeno membuat jisoo menaikan kedua alisnya.
Kali ini hembusan nafas terdengar dari jeno.
" nanti aja kita pikirin itu, sekarang fokus dulu bikin lamaran terus nyari kerja .."
Jisoo mengangguk anggukan kepalanya.
Tak ada lagi percakapan, jeno kembali berkutat dengan kesibukkannya, begitu pula dengan jisoo ia memperhatikan apa yang jeno lakukan.
Tapi tak lama, jisoo mengalihkan perhatiannya kearah jeno. Ia menatap wajah jeno.
Jisoo terus menatap wajah jeno, kemudian jisoo tersenyum tipis. Awalnya jisoo memang merasa tak nyaman jika jeno berada di sekitarnya, tapi kini ia merasa jeno membuat dirinya tenang.
..
Matahari menyapa.
Jeno dan jisoo sudah bersiap untuk memulai aktivitasnya.
Usia kehamilan yang masih muda membuat jisoo memilih untuk tetap melanjutkan pendidiknya.
Ia akan mengambil cuti kuliah ketika usia kehamilannya sudah dekat dengan waktu persalinan.
Bersama jeno, jisoo pergi ke kampus.
Ketika tiba di kampus tentu saja keduanya menjadi pusat perhatian, pasalnya jeno yang di kenal selalu bersikap dingin kepada mahasiswi lain, kini berjalan berdampingan dengan seorang mahasiswi yang di kenal pendiam dan tidak terlalu banyak bergaul dengan para mahasiswa lainnya.
" yang mau kamu fotocoppy udah lengkap kan ? Gak ada yang ketinggalan ?" Tanya jisoo dalam langkahnya bersama jeno di koridor kampus.
" gak ada aku udah periksa berkali kali tadi .."
Jisoo mengangguk menanggapi jawaban dari jeno.
" kelas kamu kapan di mulai ..?" Kali ini jeno yang bertanya.
Sudah pasti jisoo menjawab
" 30 menit lagi .." katanya.
Jeno melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata kelasnya sebentar lagi akan segera di mulai.
" aku pergi duluan ya, bentar lagi mulai .. kalau ada apa apa telephone aja .." kata jeno pamit. Jisoo menganggukkan kepala.
Setelah mendapat anggukkan kepala dari jisoo, jeno melangkah pergi.
Di tinggal sendiri, tak masalah bagi jisoo. Toh jeno memang harus segera pergi.
Jisoo menghela nafas kemudian melanjutkan langkahnya.
Dalam kesendiriannya, jisoo di buat terkejut dengan hadirnya lisa dan rose. Bahkan jisoo sampai terperanjat karena rose menepuk bahunya.
Menetralkan degub jantungnya, jisoo mengelus dadanya menarik nafas dan kemudian membuangnya. Kemudian jisoo menatap tajam rose, yang di tatap hanya menunjukan cengiran bodohnya.
" lu utang penjelasan sama kita .." kata lisa menatap jisoo penuh selidik, bahkan ia melipat kedua tangan di perut.
" apa ?" Tanya jisoo berpura pura tidak tahu. Jisoo tahu betul apa yang akan di tanyakan kedua temannya itu.
" lu tahu, sekarang itu satu fakultas heboh gara gara tadi lu datang bareng jeno, udah gitu bocengan lagi .." kata lisa lagi.
Jisoo tak terkejut, ia memang sudah menduga hal itu akan terjadi. Jisoo berusaha bersikap biasa saja, ia tak mau ada yang curiga, pasalnya tak ada satu pun yang tahu perihal pernikahannya dan jeno.
" perasaan biasa aja deh .. kenapa harus heboh ..?" Jisoo malah balik bertanya, kemudian ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Rose dan lisa menyusulnya dan kini ketiganya berjalan beriringan.
" ya heboh lah, secara tuh cowok jeno .. nih ya, jennie yang cakepnya astagfirallah aja gak bisa dapetin jeno, nah lu cewek yang di kenal kuper sama pendiam, kok bisa depetin jeno .." kali ini rose yang bersuara, jisoo menghela nafas, kemudian menatap rose lalu berganti menatap lisa.
" kalian tanya aja sama jeno .." kata jisoo yang kemudian melangkah pergi meninggalkan kedua temannya itu.
" ji .. ih kok ninggalin kita sih .." panggil lisa dan kemudian melangkah bersama rose untuk menyusul jisoo.
Jisoo berpura pura tuli, ia terus melangkah maju. Tak lama ia di buat terkejut ketika seseorang menabrak bahunya.
Seketika langkah jisoo terhenti, ia pun menoleh guna melihat siapa oknum yang melakukan hal itu kepadanya. Dan ternyata dia jennie.Jennie kini berdiri menatap remeh jisoo dengan kedua lengan di lipat di perut.
Jisoo hanya diam, ia membalas tatapan jennie.Tak lama jennie berdecih dan melangkah pergi meninggalkan jisoo.
" sudah gue duga hal kaya gini bakalan terjadi .." celetuk rose. Jisoo menoleh ke arah rose, dan kemudian ia menghembuskan nafas kasarnya sembari menatap jennie yang mulai menjauh darinya.
...
Bersambung ..
Kalo gak cape double up, tpi nanti malem
See you ..
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA TAPI ..!
FanfictionAKU MENCINTAI MU TANPA TAPI AKU MENYAYANGI MU TANPA TAPI