Suara deru mesin motor terdengar.
Itu jeno, jisoo bergegas beranjak dari duduknya dan melangkah menuju pintu berniat membukakan pintu untuk jeno.
Ceklek ..
Pintu di buka lebar oleh jisoo.
Jisoo yang saat ini berdiri di ambang pintu melihat jelas wajah lelah jeno. Bukan hanya lelah, tapi wajah jeno tertekuk lesuh. Sembari menatap jeno, jisoo mengerutkan dahinya bertanya tanya.Paham akan tatapan jisoo, jeno menghela nafas. Tanpa bicara sepatah kata apapun, jeno melangkah masuk ke dalam rumah.
Jisoo semakin bingung, ia pun melangkah masuk menyusul jeno yang saat ini sudah duduk dengan tubuh yang bersandar pada kepala sofa.
Tak mendekati, jisoo justru berjalan menuju dapur. Tujuan jisoo adalah mengambil air untuk jeno.
Dengan segelas air putih dalam genggaman. Jisoo keluar dari dapur dan melangkah menghampiri jeno.
" nih minum dulu .." kata jisoo menyodorkan segelas air putih kepada jeno.
Jeno yang tengah bersandar sembari menutup matanya, merespon. Ia pun membuka matanya yang sayu kemudian menatap jisoo.
air pemberian jisoo ia terima, kemudian jeno meneguknya hingga abis setengah gelas. Jeno meletakkan gelas itu di atas meja.
Jisoo duduk di samping jeno dan menghadapkan tubuhnya ke arah jeno. Kemudian jisoo mulai membuka suaranya.
" jen .."
Jeno merespon, ia menoleh dan melihat jisoo menatapnya dengan tatapan serius.
" kayanya aku harus segera cuti kuliah deh, dia tiap hari tumbuh .. supaya perkembangan dia gak ke ganggu kayanya akan lebih baik kalau aku cuti kuliah .."
Jisoo selesai berbicara, jeno sendiri hanya diam menatapnya. Jisoo mengerutkan dahinya ketika melihat jeno hanya diam dan menatapnya.
" jeno .." panggil jisoo, jisoo pikir jeno sedang memikirkan hal lain, maka dari itu ia memanggilnya untuk membuat jeno sadar.
Tatapan mata jeno terus tertuju kepada jisoo, tak lama ia memejamkan sejenak matanya, ketika mata terbuka kembali, tatapan jeno masih tertuju kepada jisoo.
Jeno tersenyum tipis, tatapan matanya kini tertuju ke arah anak rambut jisoo yang terlihat berantakan .
Tangan jeno bergerak, kemudian menyentuh anak rambut jisoo dan menyelipkan ke telinga jisoo.Jisoo sedikit terkejut akan perlakuan kecil jeno. Tapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja.
" kalau menurut kamu itu yang paling baik, aku cuma bisa bilang iya .." jeno akhirnya bersuara dan hal itu membuat mata jisoo berbinar.
Jisoo senang, jeno sudah menyetujui keinginannya.
" kalau gitu mulai besok aku udah ambil cuti kuliah deh .."
" laporan dulu jangan lupa .." jeno mengingatkan, dengan senyum jisoo menganggukkan kepala.
Tak ada lagi percakapan. Jeno mengalihkan perhatiannya.
Jeno kembali memejamkan mata, wajah lelahnya semakin terlihat jelas di mata jisoo.
Jisoo kembali menghela nafas.
" kamu kenapa, ada masalah ..?"
Seketika jeno kembali membuka matanya dan menatap jisoo langsung.
Tatapan jeno membuat jisoo sedikit takut, padahal tatapan jeno terlihat biasa saja, tapi karena jeno kelelahan, tatapan itu berubah menakutkan.
" tadi aku dapet tugas nganter pesanan. Dan kamu tahu aku nganterin ke rumah siapa ..?"
" siapa ..?" Tanya jisoo penasaran dengan kelanjutkan cerita jeno.
" mama kamu .."
Jisoo terkejut. Jeno tersenyum kecut.
" awalnya pas ngelihat alamat yang di tulis kaya gak asing, terus aku jalan terus sampe tempat tujuan, dan ternyata. Pantes aja gak asing, itu rumah kamu .." jeno bercerita. Jisoo terdiam, sedikit terkejut dengan cerita jeno.
" terus yang buka pintu mama, alhasi mama tahu kalau aku kerja di restoran kecil favoritnya .." jeno kembali melanjutkan ceritanya, di sela sela cerita jeno terkekeh pelan. Kemudia ia menoleh menatap jisoo yang terdiam.
" kamu mau tahu gak ekspresi mama pas lihat aku .. dia kaget banget ..."
Perlahan jisoo merubah ekspresi wajahnya, ia menghela nafas.
" tapi ada yang bikin aku bertanya tanya .." jisoo bersuara, jeno mengerutkan dahi tak paham dengan kalimat yang baru saja jisoo keluarkan.
" tadi kamu bilang pas lihat alamat kaya gak asing, berarti selama ini kamu gak hapal alamat rumah aku donk, astaga jeno .. ck ck ck .. suami macam apa kamu ini ya .." jisoo memecah suasana yang sedikit tegang menjadi penuh gurauan. Bahkan jisoo berekspresi seolah dia tidak percaya dengan apa yang baru saja jeno katakan.
Seketika jeno tertawa, jisoo kembali bersikap seolah tak percaya, bahkan jisoo sampai menggeleng gelengkan kepalanya.
" kamu kayanya harus sering maen ke rumah aku biar hapal alamat rumah aku .." jisoo kembali biacara, jeno pun kembali tak bisa menahan tawanya.
Rasa lelahnya dan gundahnya hilang seketika karena guyonan yang jisoo berikan.
" malah ketawa lagi .. " kata jisoo lagi kembali menggeleng gelengkan kepalanya.
..
Matahari menyapa, langit gelap berganti penuh cahaya.
Jeno bersiap untuk kembali beraktivitas, begitu pula dengan jisoo.
Bersama jeno, jisoo melangkah keluar rumah. Sebelum pergi ke tempat kerjanya, jeno akan mengantar jisoo ke kampus, hari ini jisoo akan meminta izin untuk cuti dari kuliahnya.
" kamu udah bilang sama mama papa kan, kalau kamu mau cuti kuliah ..?" Tanya jeno, jisoo menganggukkan kepala.
Mendapat jawaban atas pertanyaan yang ia lontarkan, jeno tersenyum.
dengan jisoo yang duduk di belakangnya, jeno melajukan motornya meninggalkan kediamannya yang sudah terkunci rapat.
..
Bersambung ..
Haaaii aku baru up .. sibuk bangt kemaren ..
Sorry ya pendek ..
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA TAPI ..!
FanfictionAKU MENCINTAI MU TANPA TAPI AKU MENYAYANGI MU TANPA TAPI