56

387 51 4
                                    

Drtttt..

Ting ...

Ponselnya bergetar dan juga bersuara, Jeno yang tengah duduk bersama Irene segera mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

Satu pesan yang masuk dari nomor Jisoo, begegas ia membuka dan membaca pesan yang dikirimkan oleh wanita yang menjadi Ibu dari anaknya itu.

[ " kata tante Anne, hari ini kita udah bisa pulang " ]

Satu kabar yang membuat hati Jeno seketika berbungah.
Jika demikian berarti meski kemarin mengalami jatuh dari tangga, Jisoo dalam keadaan baik-baik saja.

[ " Hari ini kamu gak ada jadwal kuliah, kan.? " ] tanya Jisoo dalam pesannya.

Ya, Hari ini Jeno harusnya libur kerja dan juga tidak ada jadwal kuliah, Jeno seharusnya menghabiskan waktunya dengan menemani Jisoo. Tapi, satu hal berkata lain.

Jeno belum membalas pesan dari Istrinya itu. Ia masih menunggu pesan selanjutnya yang akan dikirimkan Jisoo, terlihat di layar ponsel Jeno, jika Jisoo tengah mengetik pesan.

[ " kata Mama, nanti pulang kerja kamu pulang dulu ke rumah, terus kerumah sakit lagi bawa mobil " ]

Jeno kembali membaca, kemudian jarinya mulai bergerak menulis pesan untuk Jisoo. " Iya, nanti kabarin aja jam berapa pulangnya, ada yang dibutuhin gak, nanti aku beli sekalian ke rumah sakit ? "
Seperti itulah pesan yang Jeno kirimkan.

Tak lama terlihat jelas di layar ponsel Jeno jika Jisoo tengah mengetik pesan.
[ " enggak ada sih, udah lengkap semua " ]

Jeno tersenyum tipis, Jeno tak membalas lagi pesan Jisoo.
Kenapa ? Karena lonceng tanda kedatangan pengunjung restoran berbunyi.

Jeno dan Irene mendongkak guna melihat dan menyapa pengunjung yang datang.
Tapi, bukannya tersenyum ramah dan menyapa dengan sopan, Jeno justru hanya bergeming dan bingung harus apa.

Di ambang pintu, ada Lisa dan Rosa yang tengah terkejut dengan adanya Jeno. Apalagi seragam restoran yang Jeno kenakan, membuat Lisa dan Rose semakin bingung.

" Jeno " suara Rose.

Jeno menghela nafas pelan, akhirnya Jeno memberi senyuman menyapa seramah mungkin.

Lisa dan Rosa saling pandang.

" silahkan duduk, kakak. " suara Irene mengalihkan semuanya.

Jeno bernafas lega, kemudian ia melangkah mendekati Haru yang tengah berada di bagian kasir.

" temen elu, bang ? " tanya Haru, ia memperhatikan bagaimana reaski kedua gadis itu saat melihat Jeno.

" temennya Jisoo " sahut Jeno

Dan kini Haru mengangguk paham, pertanyaannya terjawab, pantas saja reaksi mereka seperti itu ketika melihat Jeno.

" kalian mau pesen apa ? " tanya Irene melayani Lisa dan Rose sembari memberikan kertas bertuliskan menu.

Lisa dan Rose mulai melihat menu yang tersedia, tapi secara diam-diam Rose melirik kearah Jeno.

Seketika raut wajah Rose berubah. Satu ide muncul, ini kesempatan baginya untuk mengetahui satu fakta yang sangat mereka ingin ketahui.

" aku mau ini, terus minumnya ini ya, kak. " kata Rose. " elu apa Lis ? " tanya Rose ingin segera menyelesaikan sesi memesan makanan agar ia bisa langsung beraksi.

Seolah peka, Lisa pun tak mau bertele-tele. " samain aja deh. "

" ok, tunggu ya, kak. " kata Irene begitu ramah.

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang