36

403 66 1
                                    

" pagi pak .. " jeno menyapa, senyuman sebagai balasan akan sapaan yang jeno berikan didapatkan.

Bergegas jeno masuk ke sebuah pantri dimana rekannya yang lain sudah berada disana.
Jeno cukup terkejut dengan hal yang ia lihat, ternyata rekannya tengah sibuk menata makanan ke dalam sebuah kotak.
" ini buat kemana ..? " jeno bertanya, rekan kerjanya yang berambut panjang berkuncir kuda mendongkak kemudian tersenyum tipis.

" biasa langganan kita pesen lagi, mereka kalau pesen makanan gak pernah sedikit .. "

Jeno mengangguk anggukkan pelan kepalanya.

" kamu tahu perusahan lee grup yang terkenal itu kan .. ? "

Jeno mengangguk jelas ia kenal, itu perusahaan milik keluarganya. Tapi, yang membuat jeno bertanya tanya mengapa rekan kerjanya menyebut nama perusahaan milik ayahnya itu.

" ini pesanan mereka .. Nanti kamu sama haru anterin makanan ini ke sana ya .. "

Sontak jeno terkejut mendengarnya. Ia tidak akan menolak mengantarkan pesanan kemanapun, tapi untuk mengantar ke perusahaan ayahnya jeno harus berpikir dua kali.

" harus saya ya pak ..? "Ragu ragu jeno berkata.

Helaan nafas pelan dapat jeno denger,  mendengarnya jeno merasa tak enak hati. Pasti atasannya itu menganggap dirinya tak bertanggung jawab akan pekerjaan yang diberikan.

" tadinya ini kerjaan renjun sama haru, tapi karena renjun mendadak izin hari ini jadi kamu sama haru yang nganterin .. Kamu keberatan .. "

Kalimat terakhir benar benar mencubit hati jeno, bergegas jeno menganggukkan kepala. Helaan nafas pasrah ia hembuskan, ia harus menyiapkan berbagai alasan jika nanti ada karyawan ayahnya yang mengenalnya.

" ngomong ngomong soal lee grup kalian tahu tidak .. " wanita berkuncir kuda itu kembali berbicara, jeno mengerutkan dahi mendengarnya.

" kenapa ren .. " tanya pemilik restoran " mulai deh kamu mah gosip .. " katanya lagi disertai kekehan.

" tapi ini bukan sekedar gosip, ini fakta .. " sahut iren wanita berkuncir kuda itu.

Semua orang yang berada disana menatap iren dengan wajah penasaran, begitu pula dengan jeno.

" katanya anak tunggal mereka udah menikah ya ..? "

" tahu darimana kamu .. ? " kata kyungsoo juru masak dalam restoran kecil tempat jeno bekerja.

"Beritanya udah nyampe kemana mana, lebih parah lagi mereka nikah gara gara si cewek katanya udah hamil duluan .." lanjut iren, meski berbicara tangannya tak berhenti bekerja.

Uhuk
Uhuk
Uhuk

Tak sedang makan dan tidak sedang minum tiba tiba jeno tersedak. Ia batuk dan sontak menjadi pusat perhatian para rekan kerjanya. Mencoba mengalihkan perhatian jeno mengajak haruto untuk menyusun kotak makanan yang akan mereka antar " ru .. Yang lain kita rapihin dulu yu, biar gak terlalu banyak .. Jadi kalau udah beres kan bisa langsung kita anterin .. "

" ok bang .. " sahut haruto yang usianya berada dibawah jeno.

Jeno kira iren sudah menghentikan aksi ghibahnya, ternyata masih berlanjut.
Dengan rasa tak enak hati jeno mendengarkan gunjingan iren tentang keluarganya.

" sayang banget, padahal mereka kuliah aja belum lulus .. Kalau gak salah gaul, anaknya itu bisa nerusin kerjaan bapaknya .. "

" kalau anaknya bapak lee sih cowok gak masalah, masih bisa lanjutin kuliah biarpun udah nikah, nah yang cewek abis lahiran dia ngurus anak .. Kapan lanjut kuliahnya .. " wanita bernama wendy kini ikut bersuara. Mendengar itu jeno tersenyum miris, yang wendy katanya benar sangat benar, jisoo tak bisa bebas lagi seperti dulu.

" gitu tuh kalau salah gaul .. " celetuk kyungsoo " haru kamu jangan salah gaul ya, cukup mbak iren aja yang salah gaul .. "
Haruto mengangguk
Iren protes " loh kok aku .. "

" iya mbak iren salah gaul, gaulnya sama mbak lambeh jadi ghibah mulu .. " kata kyungsoo hingga semua tertawa terbahak, kecuali jeno yang hanya tersenyum tipis.

" selesai nih bang .. " kata haruto, jeno terkesiap.

" aaaa i iya .. " kata jeno gagap.

" kenapa sih bang .. Diperhatiin kok dari tadi diem aja .. ? "Haruto bertanya, semua memperhatikan jeno. Mendapat tatapan penuh selidik, jeno bergegas menggelengkan kepala sembari berkata " gak kenapa napa kok .. "

" kirain kesinggung omongan mbak iren .. " celetuk kyungsoo yang sontak mendapat pukulan pelan dilengannya oleh wendy " heh kalau ngomong suka sembarangan "

" ya kirain gitu .. Enggak kan ya jen, kamu mah gak kaya anaknya pemilik perusahaan lee grup .. "

Wendy menggeleng gelengkan kepala, sementara jeno hanya tersenyum tipis menanggapi, jeno bingung mau menggeleng apa yang mereka katakan benar.







...

Baru satu hari merasa jenuh. Mendesah pelan, jisoo melihat jam dinding yang tergantung ditembok.

08.30

Masih pagi, dan masih lama menuju sore.

Sayurrr ..

Mata jisoo berbinar mendengar teriakan abang sayur diluar sana. Guna menghilangkan rasa jenuhnya menurut jisoo tak ada salahnya dia berbelanja.

Jisoo melangkah dengan riang menuju pintu. Tapi ketika hendak membuka pintu wajah jisoo berubah, pintu yang tertutup tak jadi ia buka, ia pun menurunkan tangannya dari gagang pintu.

Jisoo kembali teringat akan sindirin para tetangga pada waktu itu, jisoo takut akan terulang kembali.

Dengan wajah ditekuk jisoo mengurungkan niatnya dan kembali melangkah menuju sofa, ia duduk disana menyalakan tv dan kemudian mencoba menyamankan posisi dengan melihat tv.

Ting

Ponsel jisoo bersuara, bergegas ia mengalihkan perhatiannya. Ternyata itu lisa. Bergegas jisoo membalasnya, hingga ia pun kini bertukar pesan dengan lisa teman dekatnya.

...

Bersambung

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang