17

412 78 7
                                    

Menunggu di tangga jalan masuk ke dalam gedung fakultas itu yang tengah jisoo lakukan saat ini.

Berkali kali ia melihat arloji di pergelangan tangannya, tapi yang di tunggu belum juga menampakan batang hidungnya.

sabar, mungkin dia akan datang sebentar lagi. Kata jisoo dalam hatinya.

" gue duluan ya .."

Suara seseorang yang jisoo kenali, jisoo membalikan tubuhnya. Dan bener jeno yang ia tunggu berjalan menghampirinya.

" udah selesai ..?" Tanya jisoo ketika jeno tiba di sampingnya. Jeno menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan yang jisoo ajukan.

" pulang yuk .." kata jisoo kembali berbicara dan kembali mendapat anggukkan dari jeno.

" tapi nanti kita mampir ke tempat fotocoppyan dulu ya .." kata jeno, kali ini berganti jisoo yang menganggukkan kepalanya.

Bersama jeno, jisoo melangkah meninggalkan area gedung fakultas. Hanya berjalan berdampingan tak ada tangan yang saling bertautan. Tapi, mereka berdua kembali menjadi pusat perhatian. Apa lagi ketika jeno dan jisoo pergi dengan motor yang jeno kemudikan.

Bisik bisik pun terjadi di antara beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang ada di luar gedung fakultas.

Dari pihak laki laki mereka berseru jika jeno lelaki luar biasa yang bisa menaklukkan hati jisoo, pasalnya banyak lelaki yang terang terangan mendekati jisoo yang notabenya di kenal pendiam. Namun, selalu berakhir dengan penolakan.

Berbeda dengan pihak perempuan, rata rata semua mahasiswi memandang benci kepada jisoo. Menurut mereka apa yang jeno lihat dari jisoo hingga dia bisa memberikan hatinya kepada jisoo.

Mungkin jika mereka membandingkan diri, mereka jauh lebih cantik bahkan lebih menarik dari jisoo.






..
Jeno dan jisoo dalam perjalanan pulang, sesuai ucapan jeno. Keduanya kini berhenti di salah satu ruko.

Di temani jisoo, jeno kini tengah menunggu dokumen dokumen miliknya yang tengah ia perbanyak.

Sembari menunggu, diam diam jeno melirik kearah jisoo. Jeno mengerutkan dahinya ketika melihat ekspresi jisoo.

Kemudian jeno mengalihkan perhatiannya, jeno melihat langit yang terlihat cerah yang hanya berhias sedikit awan.

Pantas saja ekspresi jisoo tidak biasa, terik matahari ternyata membuatnya sedikit kepanasan.

Jeno kembali mengalihkan perhatiannya, ia melihat sekitar. Ternyata tempatnya berdiri tidak terkena cahaya matahari.

" kamu pindah sini aja .." kata jeno, jisoo yang mendengar segera menoleh. Ia pun mengerutkan dahinya tak paham kenapa jeno memerintahkan dirinya untuk bertukar posisi.

Melihat jisoo yang seperti orang yang tengah kebingungan membuat jeno terkekeh. Tanpa berbicara ia menarik jisoo dan membuat keduanya bertukar posisi.

Jisoo terdiam ia masih bingung dan bertanya tanya.
Ingin bertanya, tapi jisoo melihatnya jeno yang kembali fokus menunggu lembaran kertas yang tengah di libat gandakan. Alhasil ia hanya mengedikkan bahunya.

Tak lama jisoo menyadari sesuatu, ia marasa tubuhnya tidak seperti tengah terbakar. Jisoo menunduk melihat sekitar, ternyata posisinya berdiri tidak terkena cahaya matahari. Kemudian jisoo melirik ke tempat jeno berdiri yang merupakan tempat ia sebelumnya.
Terdiam untuk sesaat. tapi tak lama sudut bibir jisoo bergerak, ia tersenyum. Kini jisoo sadar kenapa jeno memintanya bertukar posisi.

Apa yang jeno tunggu selesai di kerjakan. Menyelesaikan proses pembayara kemudian keduanya bersiap untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Belum sempat melangkah, penjaga ruko mengeluarkan suara.

" pacarnya ya mas ..?" Tanya nya sekedar berbasa basi.

Jeno tersenyum

" bukan, dia istri saya bu .." sahut jeno.

Jisoo mendongkak menatap jeno yang ternyata menatapnya. Keduanya saling tatap untuk sesaat, tak lama jeno tersenyum kepada jisoo. Jisoo yang kikuk pun akhirnya tersenyum.

Keduanya kini benar benar melanjutkan kembali perjalanan pulang.

Jeno yang begitu hati hati dalam mengendarai motornya, dan jisoo yang duduk tenang di belakang jeno sembari memeluk erat pinggang jeno.

Setengah perjalanan sudah di tempuh.

Ternyata cuaca hari ini sedang tidak bersahabat, tadi panas kini mendadak mendung.

Awan hitam sudah menggumpal di atas sana. Jika di ibaratkan dengan menyiram tananam. Air di atas hanya tinggal di tumpahkan saja.

Tak lama, titik titik berupa air itu turun dari langit.

Jeno kira hanya titik titik kecil yang turun, ternyata hujan tiba tiba turun dengan deras.

Tubuh jeno dan jisoo terguyur hujan. Tak ingin basah kuyub, jeno menghentikan laju motornya. Kemudian ia menepi di salah satu ruko yang tertutup.

Jisoo paham maksud jeno, ia bergegas turun dan melangkah untuk berteduh. Kemudian jeno menyusul dan kini berdiri di samping jisoo.

bersama jisoo, jeno menunggu hujan berhenti. Berkali kali jeno melirik ke arah jisoo. Ia juga melihat bagaimana ekspresi jisoo, jisoo terlihat kedinginan. Berkali kali jisoo mengusap ngusap lengannya.

Tak tega, jeno yang kebetulan mengenakan jaket segera melepas jaket itu dan menyampirkan di tubuh jisoo.

Apa yang jeno lakukan membuat jisoo terkejut. Ia pun menoleh dan menatap jeno.

" hujannya deras ji .. pake nanti masuk angin .." kata jeno yang kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

Jisoo sendiri masih terdiam dengan perlakuan jeno, kemudian jisoo menyentuh ujung jaket jeno, seperti sebelumnya sudut bibir jisoo kembali bergerak. Lagi, perhatian kecil jeno membuat hati jisoo berbunga.






...

Bersambung ..

Sorry kemaren ga jadi double up, aku cape banget ..

See you ..

TANPA TAPI ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang