PROLOG

13.9K 443 2
                                    

"A-apa, dijodohin?"pekik Hawa spontan.

"Hawa!"tegur sang abi dengan nada tegas.

"Astaghfirullah m-maaf, Hawa refleks,"ucap Hawa seraya menunduk,abi dan uminya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan sang putri.

"Nak Hawa!"panggil bunda Sefti yang duduk di samping umi Hawa sambil memegang tangan Hawa.

"E-eh i-iya tante,"gugup Hawa.

"Jangan panggil tante, panggil bunda aja!"ucap bunda Sefti sembari tersenyum.

"I-iya tan-eh...bu-bunda,"jawab Hawa dengan tersenyum kikuk.

"Nak, bunda mohon sama kamu, terima perjodohan ini ya nak!"ucap bunda Sefti dengan nada memohon.

"T-tapi bunda, Hawa masih sekolah, Hawa pengen bahagiain umi abi dulu, setelah Hawa bisa raih semua impian Hawa, Hawa janji akan terima perjodohan ini,"ujar Hawa.

"Kamu ingin bahagiakan kami berdua kan nak, maka terima perjodohan ini,kami akan sangat bahagia!"sang umi angkat bicara.

"Tapi mi--"ucapan Hawa terpotong oleh sang abi.

"Terima nak kami mohon, ini semua demi kebaikan kamu juga agar kamu terhindar dari perbuatan yang di larang Allah,contoh nya pacaran, abi tidak mau putri abi satu-satu nya menjalin hubungan dengan yang bukan mahramnya,"ucap sang abi panjang lebar.

"Hawa janji gak akan pernah pacaran kok mi, bi, beneran!"Hawa masih mencoba untuk menolak.

"Tapi ini beda urusan lagi sayang, ini menyangkut kehidupan seseorang!"ucap umi sambil memegang pundak Hawa.

"M-maksudnya?"bingung Hawa, bunda Sefti dan umi Zahrin saling tatap sebelum akhir nya bunda Sefti kembali berbicara.

"Bunda, divonis mengidap penyakit kanker stadium akhir,"ucap bunda dengan nada lirih.

"K-kanker stadium akhir?"kaget Hawa hingga bola matanya terbelalak.

"Iya nak, itu sebabnya bunda pengen jodohin anak bunda sama kamu, karena dokter bilang hidup bunda gak akan lama lagi, dan kalo semisal bunda di panggil sama Allah, bunda liat anak bunda satu-satunya sudah bersanding dengan gadis pilihan bunda, yaitu kamu!"jawab bunda Sefti dengan air mata yang meluruh.

Hawa yang melihat itu pun tak tega dan dia rasa memang dia lah yang di percaya untuk menjadi pendamping putranya, dia mendekap bunda Sefti berusaha memberikan ketenangan sembari memejamkan mata agar tidak ikut menumpahkan air mata seraya berkata.

"Kasih Hawa waktu untuk jawab semuanya lewat istikharah ya bunda,"sambil mengurai pelukannya dan tersenyum.

"Tentu nak, bunda tunggu jawaban kamu!"ucap bunda ikut tersenyum.

---

Jangan lupa vote and komen..

Assalamu'alaikum!
Hai guys, welcome to my story wattpad🥳

Sebelumnya, kenalin nama aku Ranti Yuliana, ini cerita pertama aku so...maaf-maaf kalo masih banyak kekurangan, semoga kalian suka sama cerita ini, enjoy guys!

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang