62.DI CULIK

1.3K 85 5
                                    

"Hati-hati kak!"Hawa membantu Adam turun dari mobil dengan merangkul pergelangan tangannya juga tongkat yang di berikan dokter sudah ia sediakan untuk membantu Adam berjalan.

"Bisa neng?"tanya mang Ujang yang juga ikut turun dari mobil.

"Bisa kok mang,"balas Hawa sambil membawa Adam yang sudah memegang tongkat berjalan.

Sesampainya di dalam rumah, Hawa langsung mendudukkan Adam di sofa ruang tengah.

"Kakak tunggu dulu ya, aku ambilin air minum buat kakak!"Hawa berlalu menuju dapur guna membawakan air minum untuk Adam.

"Hufftt..."Adam menghela nafas seraya mencoba menaikkan kakinya ke atas sofa

"Aarrghhh!"erang Adam saat rasa sakitlah yang justru ia dapatkan.

"Kak, kakak kenapa?"seru Hawa yang langsung berlari menghampiri Adam sambil menyimpan segelas air minum yang ia bawa.

"Kaki gue sshhh..."ringis Adam.

"Kakak mau ngapain?"tanya Hawa.

"Hmm...kakak mau naikkin kaki kakak ke sofa,"

Hawa yang peka itu pun membantu Adam untuk menaikkan kakinya.

"Arkh ssshh...pelan-pelan bisa!"bentak Adam.

"A-ahh maaf-maaf,"Hawa sedikit memperlambat gerakannya agar Adam tidak merasakan sakit.

"Aman?"tanya Hawa memastikan yang hanya di balas anggukan oleh sang empu.

"Nih kakak minum dulu!"Hawa menyodorkan gelas berisikan air putih yang tadi di bawanya pada Adam.

Adam pun menyambutnya lalu meminumnya sampai tak tersisa, ia mengembalikan gelas yang ada di genggamannya pada Hawa.

"Kakak kalo mau tidur di kamar, ayo biar aku bantu!"Hawa hendak membantu Adam bangkit untuk membawanya ke kamar, namun Adam menahannya.

"Gak usah,"tolak Adam.

"Kenapa, kalo kakak tidur disini leher kakak bisa sakit nanti,"

"Gak akan!"tukas Adam sambil membenarkan posisi tidurnya dan mulai memejamkan mata.

"Ekhem..."dehem Hawa.

"Ck...apa lagi?"tanya Adam ketus sambil berdecak kesal.

"Tangan akunya bisa di lepasin,"pinta Hawa saat tangannya masih di genggam oleh Adam.

Adam spontan membuka mata dan langsung melirik tangannya, langsung saja ia melepas pergelangan tangan Hawa.

"Yaudah kalo kakak maksa tidur disini, aku bawain selimut sama bantal kalo gitu,"Hawa pun berlalu untuk membawakan bantal dan selimut.

Adam yang berpura-pura memejamkan matanya itu kembali membuka mata sambil menatap punggung gadis yang berjalan menaiki anak tangga.

'Gue kenapa, kok...rasanya ada sesuatu di hati gue kalo dia deket sama gue,'batin Adam.

Ia mengangkat tangannya dan menghirupnya dalam.

Wangi, itulah yang ia rasakan saat mencium telapak tangannya, ya ini wangi dari pergelangan tangan Hawa yang tadi di genggamnya.

'Bahkan wangi parfumenya aja, bisa bikin hati gue tenang,'

'Ck...enggak, ini salah,'Adam menggelengkan kepalanya, menepis semua apa yang ada dalam hatinya.

"Kak!"panggil Hawa yang sekarang sudah ada di hadapan Adam dengan bantal dan selimut di pelukannya.

Adam hanya diam sambil terus menggelengkan kepalanya.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang