85.MASA LALU

1.4K 100 29
                                    

Di Sabtu pagi ini, Adam sedang melakukan work out di balkon kamar Hawa setelah tadi ia melaksanakan shalat shubuh.

"Kak, aku udah siapin baju gantinya ya!"ujar Hawa yang berdiri di pintu balkon.

Adam menoleh ke arah sumber suara. "Oke, thank you, tapi lo ngapain disitu, sana istirahat!"titah Adam.

Alih-alih mematuhi perkataan suaminya itu, Hawa justru berjalan ke arah kursi balkon dengan berpegangan pada tembok, dan tepat saat Hawa hendak melangkah untuk yang ketiga kalinya ia kehilangan keseimbangan hingga membuatnya sedikit oleng dan hampir saja jatuh jika Adam tidak sigap menangkap tubuhnya.

"Hawa!"seru Adam.

Hawa pun jatuh dipelukan Adam. "Astaghfirullah,"ucap Hawa.

"Udah gue bilang istirahat, sini!"

Adam membantu Hawa duduk di kursi balkon. "Bandel kalo dibilangin!"omel Adam.

"Maaf kak,"ucap Hawa sambil menatap mata tajam Adam.

Pemuda itu terlihat menghembuskan nafas kecil, lalu kemudian berjongkok di hadapan Hawa yang sedang duduk.

"Kalo lo butuh apa-apa, bilang sama gue, ra!"peringat Adam.

"Aku rasa ya kalo cuma mau duduk doang kenapa harus minta tolong ke kakak,"

"Ck, lo tuh terlalu mandiri, sekali-sekali kek repotin gue!"celetuk Adam sambil bangkit dari posisinya.

"Bukannya aku selama ini sempet repotin kakak ya?!"

Degg

Hati Adam terasa mencelos saat itu juga. "Wa..."

"Iya kan, aku udah pernah repotin hidup kakak!"Hawa mengulang perkataannya.

"M-maafin gue w-waktu itu, g-gue...gue emang bod*h, g-gue..."

"Pffttt...ahahahahahahahahaha!"tawa Hawa pecah saat itu juga yang terdengar begitu renyah.

Adam seketika merubah raut wajahnya menjadi datar dari yang semula wajah-wajah merasa bersalah.

"Hahahahahaha!"Hawa masih melanjutkan tawanya.

"Ketawa, ketawa sepuas lo!"ketus Adam.

"Haha...aduh!"Hawa memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa.

"Kak...kak, serius banget nanggepinnya!"

"Oh, gitu! Sekarang lo udah berani kerjain gue,"ujar Adam.

"Lagian kakak, aku gak setega itu kali ungkit-ungkit yang udah lalu,"

Adam kembali melanjutkan work out, pemuda itu mulai mengambil posisi push up.

"Mungkin aja lo masih simpen unek-unek yang dulu, jadi lo ungkapin,"kata Adam.

"Enggak kak!"

'Meskipun ada, cukup jadi rahasia antara aku dan Allah, aku gak mau mengingat lagi hal kurang mengenakan yang pernah terjadi sama kita dulu, biar semua itu jadi pelajaran, jangan untuk diungkit,'lanjut Hawa dalam batin.

"Kalo di rumah, kok aku jarang liat kakak work out kayak gini?"tanya Hawa.

"Kamar kita pisah Hawa, lo mana tau apa yang gue lakuin tiap bangun tidur, mangkanya satu kamar dong,"

"Hah?!"beo Hawa saat mendengar ucapan terakhir Adam.

"Euuu...e-enggak,"elak Adam.

"Kakak bilang apa tadi?"

"Gak ada, lo salah denger!"

"Hmm, maybe, eh kak by the way minum dulu, perasaan dari tadi kakak belum minum!"kata Hawa, ia rasa suaminya itu sama sekali belum menyentuh botol air minum yang tersimpan di atas meja.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang