54.PENGGANTI

1.6K 103 28
                                    

Satu minggu sudah Adam terbaring lemah di brankar rumah sakit, kini ia sudah dipindahkan ke ruang rawat dan seperti biasa Hawa akan setia duduk disamping brankar sang suami menemaninya, sesekali ia mengajaknya mengobrol seperti saat ini.

"Assalamu'alaikum kak, kak..Hawa kangen tau, di sekolah gak ada yang bisa Hawa pandangin diem-diem, oh iya sohib kakak juga pada lesu gitu mereka kesepian gak ada kakak, mereka jadi gak lengkap gak ada kakak, cepet bangun hmm.."Hawa menarik kedua ujung bibirnya ke bawah.

Perlahan-lahan tangannya mulai terangkat, sedikit demi sedikit jari jemari lentiknya mulai bergerak menyentuh punggung tangan Adam yang tak diinfus.

Degg

Tiba-tiba saja ada sebuah desiran hangat dihatinya.

Dingin, itulah yang Hawa rasakan kala ia memegangan tangan besar nan kekar itu, jujur baru kali ini ia memegang tangan Adam selama seminggu Adam dirawat disini dan selama seminggu Hawa menemaninya tak pernah sekali pun ia menyentuh tangannya.

"Kayak gini aja rasanya aku pengen waktu lebih lama lagi kak, andai kakak dalam keadaan sadar dan kakak mulai buka hati untuk aku, pasti aku bakalan jadi orang terbahagia didunia ini,"gumam Hawa sambil mengusap tangan kekar Adam dan menatap wajahnya lamat-lamat.

Allahu akbar..
Allahu akbar..

Adzan maghrib mulai berkumandang, hari ini memang Hawa kembali ke rumah sakit agak sore karena seperti biasa ia harus latihan taekwondo.

"Aku ambil wudlu dulu ya kak, mau shalat,"sudah menjadi hal yang biasa Hawa izin seperti ini kepada Adam sebelum ia melakukan sesuatu.

Hawa pun bangkit dari duduknya sebelum itu ia menyempatkan untuk kembali mengusap tangan Adam lalu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudlu, tanpa ia ketahui jari Adam sedikit bergerak.

---

"Gimana, lo udah nemu titik terang?"tanya Lio pada Emon.

"Belum Li, kemaren gue cari ke rumahnya juga gak ada,"balas Emon, wajahnya terlihat frustasi.

"Lo gak tanyain sama bonyoknya gitu?"

"Itu dia, lo sendiri tau kan kalo orang tua si Dehan gila kerja, sekarang mereka lagi ada urusan bisnis di Australia,"ya..mereka sedang mencari keberadaan Dehan yang sudah seminggu ini tak terlihat.

"Shhh..kemana ya tuh anak,"Lio menjambak rambut belakangnya.

---

Malam ini Gilang kembali mengikuti wanita yang menyekapnya seperti tempo lalu ke rumahnya yang terletak dikomplek perumahan mewah itu, berbeda dengan yang sudah lalu, kini Gilang memiliki sebuah jalan rahasia untuk masuk ke dalam pekarangan rumah wanita itu.

Sebuah gerbang halaman belakang menjadi jalan rahasia Gilang, ia dengan segera berlari dan masuk ke dalam rumah lewat jendela.

Lagi-lagi wanita itu membawanya ke kamar seperti yang ia sambangi waktu itu, namun kini tidak kotak itu lagi yang ia keluarkan, melainkan lemari yang didalamnya terdapat banyak sekali baju-baju yang memiliki ukuran untuk anak gadis kecil berumur kisaran 7 tahun.

Gilang, ia bersembunyi di di belakang sandaran kasur, mungkin ini akan menjadi tempat persembunyiannya selama ia menyelidiki wanita ini.

"I miss you, i really miss you,"gumam wanita itu sambil mengusap baju yang ia keluarkan dari lemari.

"Gue gak bisa semudah itu buat lupain lo, lo yang selama ini nemenin gue, yang ada disaat-saat gue lagi sendiri, yang selalu ngalah kalo gue disalahin bonyok, lo yang selalu bela gue kalo gue dimarahin nyokap, sekarang gue kesepian huhh.."wanita tersebut menghembuskan nafas diujung ucapannya.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang